Dr. H.M. Suaidi,M.Ag.
Ada dalam sebuah hadis dengan sanad sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Rasululullah SAW.menegaskan :
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
Sesungguhnya agama itu mudah. Dan selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya. Karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira! Minta tolonglah kalian di waktu pagi-pagi sekali, siang hari di kala waktu istirahat dan di awal malam,(HR. al-Bukhari [39] dan Muslim [2816]).
syariat yang Allah turunkan kepada umat Nabi SAW. mudah dan tidak sulit. Allah telah mengangkat hal-hal yang memberatkan mereka. Sehingga ia tidak memaksa seorang hamba kecuali sesuai kemampuannya. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Allah menghendaki kalian kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan,” (Q.S. al-Baqarah [2] : 185).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Apabila aku perintahkan kepada kalian mengerjakan suatu perkara, maka laksanakanlah semampu kalian,
(HR. al-Bukhari-Muslim).
Sebagai bukti penerapan dalil naqli di atas adalah Allah telah banyak menurunkan rukhshah (keringanan) dalam praktik ibadah, seperti kebolehan berbuka puasa bagi orang sakit atau sedang bepergian jauh pada bulan Ramadlan. Shalat boleh dilaksanakan sambil duduk manakala seseorang tidak mampu berdiri, dan masih banyak lagi rukhshah atau keringan lainya.
Rasulullah SAW. dalam hadis riwayat Mu‘adz ibn Jabal. Hadis ini secara jelas menggambarkan rukhshah dan kemudahan dimaksud.
كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَأَصْبَحْتُ يَوْمًا قَرِيبًا مِنْهُ وَنَحْنُ نَسِيرُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَنِي عَنْ عَظِيمٍ ، وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ ، تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ البَيْتَ
Suatu ketika aku bersama Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam dalam suatu perjalanan safar. Dan saat berjalan aku berada sangat dekat dengan beliau. Kemudian aku berkata, ‘Wahai Rasullallah! Ajarkanlah aku suatu amal yang bisa memasukkanku ke surga dan semakin menjauhkanku dari neraka!’ Beliau menjawab, ‘Sungguh kamu telah mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat agung kepadaku. Namun sesungguhnya hal itu mudah bagi orang yang dikehendaki oleh Allah. Sembahlah Allah, dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun! Laksanakan shalat, tunaikan zakat, berpuasalah di bulan Ramadhan lalu laksanakanlah haji,” (HR. al-Tirmidzi).
Adapun indikator bahwa Allah memudahkan seorang hamba dalam melaksanakan agama-Nya.
Sebuah hadis dalam Syarah Riyadh al-Shalihin menyatakan:
فأنت تجد المؤمن الذي شرح الله صدره للإسلام يصلي براحة ، وطمأنينة ، وانشراح صدر، ومحبة للصلاة، ويزكي كذلك ، ويصوم كذلك ، ويحج كذلك ، ويفعل الخير كذلك، فهو يسير عليه ، سهل قريب منه
Kamu akan menemukan orang mukmin yang dadanya dilapangkan Allah untuk menampung (nilai-nilai) Islam. Ia shalat dengan nyaman, tenang, lapang dada, dan penuh kecintaan kepada shalat. Demikian pula dalam berzakat, berpuasa, menunaikan ibadah haji, dan beramal kebajikan lainnya. Dan semua itu dilakukannya dengan mudah, bahkan sangat mudah.(Lihat: Syarah Riyadl al-Shalihin, Juz 2, hal. 100)
والله اعلم
*aw/ pjmi/ wi/ nf/ 040225