Historis Halal Bihalal yang Menjadi Tradisi di Indonesia

Posted by : wartaidaman 05/04/2025

 

WARTAIDAMAN.com   

 

 

Dr.H.M.Suaidi,M.Ag

 

Inti dari halal bi halal adalah menyambung silaturahmi. Bertemu keluarga, sahabat, kawan, dan orang-orang dekat yang pernah hidup bersama kita.

Dalam banyak riwayat, Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk menyambung tali silaturrahim, sebagaimana hadis berikut:

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”

Siapa yang ingin diluaskan rizkinya atau meninggalkan nama sebagai orang baik setelah kematiannya hendaklah dia menyambung silaturrahim. (HR. Al-Bukhari).

Nabi saw juga menganjurkan umatnya untuk meminta maaf atau minta dihalalkan jika melakukan kesalahan kepada orang lain. Nabi SAW bersabda:

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ

Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia). (HR. Al-Bukhari)

Tradisi halal bihalal hanya ada di Indonesia bahkan di negara negara Arab pun tidak ada.

Tradisi halal bihalal ini memiliki beberapa versi sejarah, yaitu :

1. Zaman Mangkunegara I,
2. Era kemerdekaan, dan dari
3. Pedagang martabak India.

Zaman Mangkunegara I
Tradisi halal bihalal sudah ada sejak zaman Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa
Setelah salat Idul Fitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan dengan para punggawa dan prajurit
Dalam pertemuan tersebut, dilakukan tradisi sungkeman dan saling bermaaf-maafan

Era kemerdekaan
Tradisi halal bihalal berkembang pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia, saat Presiden Soekarno sowan ke
KH Abdul Wahab Hasbullah dari Jombang Jawa Timur. dan K.H. Abdul Wahab menyarankan Presiden Soekarno untuk mengadakan acara silaturahmi antar-tokoh politik
Acara ini bertujuan untuk meredakan ketegangan dan menyatukan kembali semangat kebangsaan.

Pedagang martabak India
Istilah halal bihalal dipopulerkan oleh pedagang martabak India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936
Pedagang tersebut mempromosikan dagangannya dengan kata-kata “martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal.

Tradisi halal bihalal di Indonesia biasanya dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini bertujuan untuk: Mempererat silaturahmi, Menjalin persatuan dan kebangsaan, Menjaga keharmonisan di antara umat Islam, Saling memaafkan.

 

 

*aw/ pjmi/ wi/ nf/ 05042025

Views: 9

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *