
WARTAIDAMAN.com
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag.
Rektor Institut Binamadani Indonesia
Integrasi menjadi penting untuk menjembatani Kurikulum Cinta dan Deep Learning dalam bingkai Kurikulum Merdeka. Guna mendorong pendidik untuk merancang proses pembelajaran yang menumbuhkan dimensi kemanusiaan yang dalam, relevan dengan tantangan masa kini, serta selaras dengan alam dan nilai-nilai spiritual.
Termasuk Tiga Pembelajaran dari Filosofi Pendidikan yang Membumi dan Menyentuh hati:
Pertama: Kurikulum Cinta sebagai pondasi Kemanusiaan; Kurikulum Cinta menanamkan kasih sayang kepada Tuhan, sesama, lingkungan, dan bangsa. Ini sejalan dengan visi ekoteologi sebuah disiplin yang menyatukan teologi dan tanggung jawab ekologis. Dalam praktiknya, guru dan dosen harus menghidupkan pembelajaran yang memupuk rasa sayang, kepedulian, dan solidaritas melalui refleksi nilai, kisah inspiratif, hingga aksi nyata berbasis empati. Ini bukan sekadar muatan karakter, tetapi jantung dari segala proses belajar.
Kedua: Deep Learning sebagai Jalan Transformasi Makna; Deep Learning di sini tidak hanya berarti mendalam secara akademik, melainkan juga bermakna secara eksistensial. Ia mendorong peserta didik untuk mengalami, merefleksi, dan menemukan makna dalam setiap proses belajar. Guru menjadi fasilitator pertumbuhan batin dan daya pikir, bukan sekadar penyampai materi. Pembelajaran berbasis proyek, dialog terbuka, dan integrasi lintas disiplin menjadi pendekatan utama dalam menciptakan makna yang otentik.
Ketiga: Integrasi Spiritualitas Ekologis dan Kesadaran Sosial; Filosofi yang membumi juga berarti terhubung dengan bumi dan realitas sosial. Pendidikan harus menumbuhkan kesadaran bahwa manusia adalah bagian dari jaringan kehidupan yang lebih luas. Nilai-nilai ekoteologi seperti rasa syukur, kesederhanaan, dan tanggung jawab lingkungan perlu diinternalisasi dalam kurikulum.
Dengan begitu, siswa tidak hanya cerdas, tapi juga bijaksana dalam memilih dan bertindak untuk masa depan yang lebih baik.
Filosofi Pendidikan yang Membumi dan Menyentuh hati menjadi jembatan penting untuk menyatukan visi Kurikulum Cinta dan Deep Learning dalam era Kurikulum Merdeka dan Profil pelajar rahmatan lilalamin (P5PRA). membentuk generasi yang tidak hanya terampil secara kognitif, tetapi juga memiliki kedalaman nurani, integritas spiritual, dan kepedulian ekologis. Rekomendasi:
1) Guru dan dosen perlu merefleksikan ulang peran mereka sebagai penumbuh nilai, bukan hanya pengajar isi;
2) Lembaga pendidikan harus mendesain kurikulum yang mengintegrasikan spiritualitas, empati, dan keberlanjutan sebagai elemen utama;
3) Pemerintah dan pemangku kebijakan perlu memberikan ruang inovatif bagi praktik pendidikan holistik yang menyentuh dimensi terdalam manusia.
Di era global pendidikan bukan lagi sekadar soal pintar, tapi soal menjadi. Menjadi manusia yang hidup dengan cinta, berpikir dalam, dan bertindak penuh kesadaran. Inilah esensi dari filosofi pendidikan yang membumi dan menyentuh hati.
*anwi/ pjmi/ wi/ nf/ 210425
Views: 55