WARTAIDAMAN.com
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag.
Setiap Makhluk yang bernyawa pasti mengalami kematian,tak satupun Makhluk yang terlepas dari kematian. Allah menegadkan dalam QS. Al Anbiya : ayat 35.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ﴾
[ الأنبياء (٣٥)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
Seneca, rasa takut akan kematian membuat manusia hidup dalam penundaan, keraguan, dan keengganan untuk bertindak benar. Ketakutan itu bisa melumpuhkan potensi, membuat kita memilih aman, stagnan, dan tidak pernah benar-benar hidup.
ini bukan sekadar pengingat akan kefanaan hidup, melainkan sebuah seruan untuk hidup dengan keberanian, integritas, dan tujuan. Dalam filsafat Stoik, kematian bukan musuh, melainkan pengingat akan nilai waktu dan tindakan.
Dalam Islam, rasa takut mati bisa dipandang sebagai hal yang wajar jika disebabkan oleh kurangnya persiapan bekal untuk akhirat, namun juga bisa menjadi tanda ketidaksempurnaan iman. Rasa takut mati yang berlebihan dapat menjadi fobia (thanatophobia) dan perlu diatasi dengan pendekatan Islami.
Pandangan Islam:
Islam mengajarkan untuk mempersiapkan diri dengan baik untuk kematian dan akhirat melalui amal saleh, ibadah, dan peningkatan kualitas iman.
Nabi Muhammad SAW. menegaskan :
Yang artinya .Orang cerdas adalah yang bermuhasabah atas dirinya dan beramal untuk apa yang setelah kematian. Orang lemah adalah siapa saja yang dirinya mengikuti hawa nafsunya lalu ia berangan-angan terhadap Allah. (HR Ahmad)
Nabi juga menegaskan .
الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
Orang yang cerdas adalah orang yang memikul dirinya sendiri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.Hadis ini mengajarkan pentingnya muhasabah (introspeksi diri) dan beramal untuk kehidupan akhirat.
والله اعلم.
*anwi/ pjmi/ wi/ nf/ 250425
Views: 34
