
Gambar kanan: Raja Kraton Ngayogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X (kanan) memperlihatkan mushaf Al-Quran Kraton Ngayogyakarta yang diserahkan oleh GBPH Joyokusumo (kiri) saat peluncuran di Pagelaran Kraton Ngayogyakarta, Senin (5/9). Peluncuran mushaf Al-Quran Kraton dengan hiasan ditepi Al-Quran bercorak Kasultanan Ngayogyakarta itu untuk memperbarui mushaf kuno yang naskah aslinya dibuat dengan tulisan pada tahun 1798. (sumber foto: ANTARA/Wahyu Putro) Gambar kiri bawah: GBPH Joyokusumo Gambar kiri atas: KRT Jayaningrat
WARTAIDAMAN.com
Siapa tak kenal dengan satu sosok Almarhum GBPH Joyokusumo ayah kandung Alm KRT Jayaningrat yang beberapa hari lalu menghadap keharibaan Tuhan Yang Maha Esa.
KRT Jayaningrat, Penghageng Kawedanan Ageng Pengulon, merupakan pucuk pimpinan yang menangani urusan masjid, makam, dan petilasan milik keraton. Tercatat lebih dari 100 masjid dan 150 makam berstatus sebagai Kagungan Dalem yang masih lestari hingga
Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo, adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, wafat setelah 2 minggu dirawat di RS Medistra, Jakarta, Selasa (31/12/2013). Pria yang biasa disapa Gusti Joyo itu sempat menjalani perawatan setelah menderita penyakit komplikasi.
Gusti Joyo lahir pada 1956. Dia merupakan putra Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari istri ke duanya, Kanjeng Raden Ayu Widyaningrum. Nama kecilnya adalah Bendoro Raden Mas (BRM) Sumihandana.
Gusti Joyo juga merupakan seorang Rayi Dalem atau adik Raja, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Gusti Joyo menikah dengan Bendoro Raden Ayu (BRAy) Nuraida. Pasangan ini dikaruniai 2 putri dan 1 putra.
Gusti Joyo juga merupakan Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, pejabat tinggi di Lembaga Tinggi Keraton Yogyakarta.
Dalam dunia politik, Gusti Joyo pernah bergabung ke Partai Golkar. Dia merupakan anggota DPR dari Fraksi Golkar untuk masa jabatan 1999-2004 dan 2004-2009. Pada Januari 2005, dia dilantik menjadi sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar di MPR.
Pangeran yang tak menamatkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada ini juga keras menolak opsi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DIY. Dia termasuk tokoh yang gigih mempertahankan keistimewaan Yogyakarta. (Dari berbagai sumber).
*riha/ wi/ nf/ 220625
Views: 8