
WARTAIDAMAN.com
oleh: Amir Kumadin
Ketika saudara, tetangga, atau teman sdh cukup lama hidup bersama dan bergaul dgn kita, di dunia ini, atau di lingkungan rumah atau sosial, dimana kita sama-sama bermukim.
Lalu tiba-tiba ada diantara kita yg pamit untuk pindah ke daerah lain karena alasan tempat kerja, beli rumah baru, dan alasan lainnya.
Atau tiba-tiba ada yang meninggal dunia atau pamit kepada kita untuk selamanya.
Maka apa yang kita alami bersama, bahwa waktu terasa begitu cepat. Kita sadar bahwa kehidupan ini, ada awalnya dan ada pula akhirnya. Ada perjumpaan dan kebersamaan, lalu ada perpisahan diujungnya.
Karena memang, bahwa hidup ini fana, dulu kita tiada, kemudian ada (lahir ke dunia), dan pada akhirnya akan tiada kembali, yang berarti maut dan kembali kehadirot-Nya.
Menurut keterangan beberapa hadits Nabi saw, bahwa eksistensi ruh manusia telah diciptakan, telah ada, di lauh-mahfuzh, sebelum jagat raya ada. Tapi eksistensi jasmani/tubuh manusia baru ada saat dimana manusia itu lahir.
Setiap ruh manusia diuji dengan tubuh-jasmaninya masing2. Digunakan untuk apa itu tubuh-jasmani kita? Baik-buruknya, mulia-hinanya, selamat-celakanya ruh kita tergantung sepenuhnya dengan perilakunya, apakah baik atau buruk…?!!!
Ruh itu akan kekal abadi, sedangkan jasmani atau tubuh kita akan hancur-mina.
Jangankan kita dengan orang lain, kita dengan keluarga kita sendiri yang sangat kita cintai saja, wajib berpisah dengan kefanaan dan kematian tubuh-jasmani kita. Itulah salah satu sunatullooh yang merupakan hukum-Nya, yg diberlakukan kepada kita dan semua manusia.
Meskipun terkadang kita jarang bertemu dan ngobrol, kita merasa trenyuh, sedih, dan kehilangan. Ya, kehilangan peluang untuk berbuat baik, khususnya kpd saudara, tetangga, atau teman kita tersebut.
Moga kebaikan2 kita yang lalu2, selama hidup dan bergaul di sini, tegur kita, sapa kita, senyum kita, salam kita, sopan santun kita, perilaku kita, dan amal2 baik kita lainnya menjadi nilai ibadah di sisi-Nya.
Dan semua kekhilafan dan kesalahan diantara kita, yg disadari atau tidak, yg disengaja atau tidak, Allooh ‘Azza wa Jalla ampuni, dan kita sebagai manusia saling memaafkan dan ridho atas semua yg telah kita perbuat. Dengan harapan moga tdk ada beban dan ganjalan lagi diantara kita, kita plong dan lega/lapang dada, dan pada saat yg sama, agar semua itu menjadi sebab, Allooh ridho pula kepada kita, aamiin yaa Allooh, yaa robbal ‘aalamiin.
Ketika berpamitan, jangan ucapkan selamat berpisah! Tapi ucapkanlah,
sampai berjumpa kembali dalam frekuensi dan vibrasi yang sama untuk senantiasa melakukan ketaatan kepada-Nya dan kebaikan-kebaikan (amal sholih) di manapun kita berada….!
Atau ketika diantara kita ada yang berpamitan untuk selamanya alias meninggal dunia, maka ucapkanlah (doakanlah), Allooh ‘Azza wa Jalla mengampuni, memaafkan, dan merahmatimu. Menerima semua amal ibadahmu. Menempatkanmu di tempat yang sebaik-baiknya, aamiin.
Views: 39