
WARTAIDAMAN.com
REVOLUSI PUTIH PRABOWO SUBIANTO Timbul Tenggelam Bersama Rakyat
Dalam pertemuan dengan Komite Ekonomi Nasional di tahun 2013, Chairman McKinsey Global Institute, Raoul Oberman memprediksi bahwa ekonomi Indonesia menjadi yang terbaik.
Hal tersebut disampaikannya berdasarkan hasil survei dengan berbagai macam indikator utamanya.
Pertama; Raoul Oberman menyampaikan apabila kondisi ekonomi Indonesia tetap stabil dalam kurun waktu 10–15 tahun mendatang, tidak menutup kemungkinan hal tersebut terjadi.
– Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan Di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan yang relatif stabil. Kuartal pertama 2025 mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,87 persen (yoy). Pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu sebesar 54,5 persen.
“Ekonomi Indonesia yang tumbuh di 4,87 persen tadi didukung oleh konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga itu 54,5 persen dari total GDP kita yang masih terjaga mendekati 4,9 atau bahkan 5 persen. Jadi, kalau kita bicara tentang pertumbuhan konsumsi, kita lihat dari empat kuartal berturut-turut ada di level yang cukup tinggi atau empat tahun berturut-turut di kuartal satunya dibandingkan posisi 2022, 2023, dan 2024 itu relatif stabil di sekitar mendekati 5 persen,” papar Menteri Keuangan.
Kedua; Oberman memberikan paparan apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia didominasi oleh pertumbuhan ekonomi dari luar Jawa, maka hal tersebut semakin mempercepat langkah Indonesia menuju kebangkitan ekonomi.
– Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Oberman, Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widsanti mengatakan bahwa secara keseluruhan angka peningkatan ekonomi di NTB tahun 2024 mencapai 5,3 persen. melesat jauh dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 1,8 persen.
– Begitupun dengan daerah Sulawesi Selatan yang membukukan peningkatan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen pada tahun 2024, yang sebelumnya pada tahun 2023 di angka rata 4,51 persen.
– Pertumbuhan ekonomi di Pulau Kalimantan pada tahun 2024 mencatat angka yang cukup tinggi, rata-rata mencapai 5,52 persen. Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di 2024 sebesar 5,03 persen.
– Maluku dan Papua memiliki angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di tahun 2024, yang mampu mencapai 7,81 persen.
– Bali dan Nusa Tenggara memiliki peningkatan angka ekonomi sebesar 5,03 persen.
– Untuk Pulau Sumatra dan Jawa pertumbuhan ekonominya masih terlihat stabil, meskipun angka pertumbuhan ekonominya masih dibawah tingkat pertumbuhan nasional, yakni masing-masing 4,92 dan 4,45 persen.
Terkait pertumbuhan ekonomi per provinsi, Amalia menyampaikan bahwa provinsi dengan pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Papua Barat dengan 2,58 persen (c-to-c) dan provinsi dengan pertumbuhan terendah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan 0,02 persen (c-to-c).
Ketiga; Apabila ekspor nonmigas Indonesia mencapai angka 11 persen.
– Nilai ekspor Indonesia Mei 2024 mencapai US$22,33 miliar atau naik 13,82 persen dibanding ekspor April 2024. Dibanding Mei 2023 nilai ekspor naik sebesar 2,86 persen.
– Ekspor nonmigas Mei 2024 mencapai US$20,91 miliar, naik 14,46 persen dibanding April 2024, demikian juga naik 2,50 persen jika dibanding ekspor nonmigas Mei 2023.
– Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Mei 2024 mencapai US$104,25 miliar atau turun 3,52 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$97,58 miliar atau turun 3,84 persen.
– Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Mei 2024, hampir semua komoditas mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$263,6 juta (26,66 persen).
– Sementara yang mengalami penurunan hanya lemak dan minyak hewani/ nabati sebesar US$268,0 juta (14,32 persen).
– Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Mei 2024 turun 0,63 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 14,90 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 5,90 persen.
– Ekspor nonmigas Mei 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,73 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,18 miliar, dan India US$1,95 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,39 persen.
– Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,79 miliar dan US$1,61 miliar.
– Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Mei 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai US$14,99 miliar (14,38 persen), diikuti Kalimantan Timur US$10,39 miliar (9,97 persen) dan Jawa Timur US$10,35 miliar (9,93 persen).
Mungkin saja apa yang disampaikan oleh Raoul Oberman 19 tahun lalu akan menjadi kenyataan apabila semua komponen penunjang hasil survei Oberman tersebut tidak mengalami perubahan signifikan.
” Salam Indonesia Raya.”
*anwi/ wi/ nf/ 050725
Views: 27