A Broken Media Economy

Posted by : wartaidaman 11/07/2025

 

WARTAIDAMAN.com   

 

 

Oleh : Ismail Fahmi
Founder Drone Emprit dan PT Media Kernels Indonesia

 

Di dunia yang mengalirkan 1.000 miliar dolar (1 triliun!) per tahun untuk iklan digital, mengapa jurnalis masih kehilangan pekerjaan? Mengapa ruang redaksi tutup satu demi satu? Di mana logikanya, ketika permintaan akan berita berkualitas tetap tinggi, tetapi pemasukan justru merosot?

Claire Atkin dari Check My Ads dalam panel DW Global Media Forum 2025 menyebutnya dengan jujur dan tajam: ekonomi media kita rusak.

Rusak bukan karena kekurangan uang, melainkan karena uangnya tidak sampai ke mereka yang membuat berita. Publisher, pembaca, dan pengiklan—tiga pihak utama dalam ekosistem media—semestinya bisa saling menopang. Tapi dalam praktiknya, relasi ini kini dimediasi oleh 4 sampai 7 perantara digital, mulai dari platform media sosial, ad networks, hingga sistem lelang iklan otomatis yang tak transparan dan tak bertanggung jawab.

Iklan hari ini bukan lagi tentang konten atau konteks. Claire menjelaskan bahwa yang dijual dalam pasar iklan digital bukanlah pesan, melainkan ruang kosong. Unit perdagangannya adalah ad space—dibundel, dikemas ulang, dijual kembali, seperti sekuritas subprime dalam krisis finansial 2008. Publisher hanya jadi pemasok “slot kosong,” sementara keuntungan terbesar diserap oleh para perantara—terutama Google Ads, yang menurut otoritas hukum AS telah dinyatakan sebagai monopoli ilegal.

Lalu apa akibatnya?
Sementara pengiklan ingin tampil di media yang terpercaya, mereka bahkan tidak tahu iklannya muncul di mana. Jurnalis menulis berita, tetapi tak ikut menikmati nilai ekonomi dari perhatian yang mereka ciptakan. Platform yang menayangkan konten—yang bahkan tidak mereka produksi—justru menjadi raja.

Inilah absurditas abad ke-21.
Claire menyerukan sesuatu yang terdengar sederhana tapi revolusioner:
Kembalikan kontrol kepada publisher.
Beri hak kepada pengiklan untuk tahu dan memilih di mana iklan mereka tampil.
Lindungi hak pembaca atas privasi dan informasi yang tak dimanipulasi.

Dan yang paling penting:
Jangan biarkan ekonomi media terus dijalankan oleh mereka yang tak pernah menulis berita.
Apakah mungkin?

 

sumber:
IF/AI
https://www.facebook.com/ismailfahmibdg/posts/pfbid0GU6mEdhWqjkbaJZoUHUJgvXqBLcTMKGdTASXbWyJy3drqtCteSDqUkodFKL2GavVl
Global Media Forum

 

 

*iwsa/ pjmi/ wi/ nf/ 100725
.

Views: 15

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *