
WARTAIDAMAN.com
Jakarta :
Laporan Wartawan ParsToday/Rusia.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Selasa bahwa ia telah mencapai kesepakatan perdagangan “hebat” dengan Indonesia setelah pembicaraan langsung dengan Presiden Prabowo Subianto.
Pars Today melaporkan bahwa pengumuman tersebut muncul dua minggu sebelum tenggat waktu yang ditetapkan Presiden AS pada 1 Agustus bagi negara-negara untuk mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Washington atau menghadapi tarif yang lebih tinggi. Tenggat waktu tersebut awalnya ditetapkan pada 9 Juli, tetapi Gedung Putih menundanya untuk memberi para negosiator lebih banyak waktu.
Berdasarkan perjanjian dengan AS, Indonesia akan sepenuhnya membuka pasarnya bagi AS dan berjanji membeli energi senilai US$15 miliar, produk pertanian senilai US$4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing. “Banyak dari pesawat ini adalah Boeing 777,” tulis Trump di akun media sosialnya.
Kesepakatan dagang ini akan mengurangi ancaman Trump untuk mengenakan tarif 32 persen atas impor Indonesia dari 19 persen, dan Trump mengatakan perjanjian tersebut akan menghapus hambatan tarif maupun non-tarif apa pun terhadap ekspor AS ke Indonesia. “Perjanjian penting ini akan membuka seluruh pasar Indonesia bagi Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam sejarah. Para petani dan nelayan kita akan memiliki akses penuh ke pasar Indonesia yang berpenduduk lebih dari 280 juta orang untuk pertama kalinya,” tulis Trump.
Dengan demikian, AS berhasil mencapai kesepakatan perdagangan besar dengan Indonesia, yang akan memberi AS akses penuh ke pasar negara Asia Tenggara tersebut. John Long, direktur kebijakan keamanan ekonomi di APCO dan mantan pejabat Gedung Putih pada pemerintahan Trump yang pertama, mengatakan bahwa kesepakatan Indonesia merupakan tanda peringatan dini karena menunjukkan kepada negara lain bagaimana negosiasi dan kebijakan perdagangan di Washington ke depannya akan berjalan.
“Yang paling menarik bagi saya adalah apakah Washington menggunakan surat-surat yang dikirim ke negara-negara tersebut untuk mendapatkan persyaratan yang lebih baik atau konsesi tambahan dalam perjanjian,” ujarnya.
Menurut Kantor Perwakilan Dagang AS, perdagangan AS dengan Indonesia diperkirakan mencapai $38,3 miliar pada tahun 2024. Washington melaporkan bahwa defisit perdagangan dengan Indonesia mencapai $17,9 miliar pada tahun itu.
Indonesia memiliki surplus perdagangan terbesar ke-15 dengan Amerika Serikat di dunia. Surplus perdagangan ini disebabkan oleh Amerika Serikat yang menjadi pasar ekspor utama bagi banyak produk industri Indonesia.
Mengingat tarif AS terhadap barang-barang Indonesia dikurangi dari 32% menjadi 19% sesuai dengan kesepakatan antara presiden AS dan Indonesia, hal ini diterima dengan optimisme di Jakarta karena pengurangan tarif akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di AS, yang dianggap sebagai pasar terbesar di dunia.
Ekspor Indonesia sebagian besar berupa tekstil, alas kaki, produk elektronik, dan produk pertanian, yang kini dapat menggantikan produk serupa dari negara lain. Di saat yang sama, peningkatan ekspor AS ke Indonesia dan pemaksaan negara tersebut untuk membeli produk dan barang Amerika dalam jumlah besar, mulai dari energi hingga pesawat terbang, dianggap bertujuan untuk memperkuat kepentingan ekonomi AS dan, pada kenyataannya, merupakan pemaksaan persyaratan bagi mitra dagangnya di Asia Tenggara.
Tentu saja, kepentingan AS di Indonesia melampaui isu-isu ini, dan Presiden telah mengangkat isu-isu baru. Berbicara di sebuah konferensi energi di Pennsylvania pada hari Selasa, Trump menyatakan minatnya terhadap tembaga Indonesia, dan saat mengumumkan kesepakatan besar dengan pemerintah Indonesia, ia berkata, “Indonesia memiliki produksi tembaga yang sangat besar, pada tingkat yang sangat tinggi. Kami sekarang memiliki akses penuh ke Indonesia.”
John Long, mengutip pernyataan Trump tentang tembaga, menekankan bahwa peran mineral penting ini kemungkinan memainkan peran utama dalam kesepakatan AS-Indonesia.
“Mengingat kekhawatiran serius tentang akses ke mineral penting dan bahan baku secara umum, kesepakatan mengenai isu-isu ini dapat menjadi model bagi negosiasi perdagangan AS di masa mendatang,” tambahnya.
Indonesia dianggap sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan pasar domestik yang terus berkembang dan potensi ekspor yang signifikan. Oleh karena itu, setiap perubahan dalam ketentuan perdagangan dengan Amerika Serikat dapat berdampak signifikan terhadap dinamika ekonomi kawasan.
Tentu saja, tujuan Trump adalah untuk mendapatkan kendali penuh dan sepihak atas pasar Indonesia yang luas serta mengeksploitasi sumber dayanya, terutama cadangan tembaga Indonesia, mengingat semakin pentingnya logam ini dalam industri maju. Perjanjian ini tentu akan menandai dimulainya bentuk kolonialisme baru oleh kekuatan Barat terhadap negara Timur yang memaksakan persyaratannya, yang tentu saja akan menguntungkan Amerika Serikat dan merugikan Indonesia.
*anwi/ wi/ nf/ 280725
Views: 39