BEDA BOLEH, MUSUHAN JANGAN !

Posted by : wartaidaman 29/07/2025

 

WARTAIDAMAN.com 

 

 

Oleh ; Azis Khafia
Founder Pemoeda Kaoem Betawi 1927

 

Saat ini publik sedang diramaikan oleh berita tentang bentrok dua ormas berlebel agama. Keduanya meyakini bahwa perjuangan mereka demi umat, bangsa dan negara. Merekapun memiliki panutan yang mereka yakini benar dan baik. Saya jadi teringat Kitab l’anatu Ath-Tholibin karya Sayyid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatho ad-Dimyathi as-Syafi’i. Meski usia tulisannya sudah ratusan tahun namun kita masih dengan sangat nyata melihat relevansinya. Ia menjelaskan ;

“Fa inna zamana maftunun wa ahlal haqqu ‘anil haqqi naaqibun illa man sya’a Allahu minhum. wahumul aqollun.

Wa shora masykuru ‘indannaas man waafaqohun ala anfusihim. Wa in kaadza ghoira mustaqiimin lillah.

Wal madzmumu ‘indahu mankholafahu wa in kana abdan sholihan. Wa taraahum yumtahuna man lam yasta’hilu madzha limuwafaqotihi iyyahum. Wa yadzummuna man yukholifuhum. Wa yunshihuhum fii diinihim wa yasqutu ‘an batilihim. Wa hadza huwal aktsaru illa man ashomallahu.

“Zaman ini penuh fitnah dan penduduknya sudah menyimpang (meninggalkan kebenaran). Kecuali orang yang dikehendaki Allah dan itu jumlahnya sedikit.

Yang dipuji dan dihormati hanya orang yang cocok dengan selera mereka walaupun tidak istiqomah di jalan Allah. Yang dicela yang menyalahi selera mereka walaupun itu orang yang shaleh. Mereka menghormati orang yang tidak pantas dihormati karena sebab orang itu cocok dengan seleranya dan mencela orang yang tidak cocok dengan kemauannya.

Mereka menghormati orang yang membenarkan kesalahan dan membiarkan kebathilan. Ini yang terbanyak kecuali orang yang dijaga Allah.”

Pandangan Shohibil i’anah ini kini memperlihatkan relevansi kondisi umat saat ini, yang cenderung taqlid buta, fanatisme sempit, berfikir simplistis dan tentunya mudah terprovokasi. Oleh karena itu peran opinion leader seperti ulama ( kiai, tuan guru, habaib) dan tokoh masyrakat tak sebatas hanya dakwah dan tarbiyah. Tapi, juga membangun konektivitas satu sama lain agar punya visi yang sama dalam membangun kehidupan di masyarakat dalam menjalankan dua misi mulia yang saya sebut dengan istilah mitsaq robbani (kesepakatan kepada Allah) dan mistaq wathani (kesepakatan kebangsaan). Dengan kesamaan visi tersebut maka umat akan tercerahkan dan tersadarkan, sehingga unat memiliki kedewasaan dalam berfikir dan bertindak. Bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang tidak harus diperdebatkan seacara hitam putih (ini yang benar dan yang lain salah). Mengingat pesan da’i sejuta umat dari Betawi, Zainudin MZ, katanya ; ” Beda boleh musuhan jangan !, pesan singkat ini sangat relavan untuk masyarakat saat ini.

 

 

 

 

 

*anwi/ wi/ nf/ 290725

Views: 19

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *