
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia menetapkan arah baru dalam pendidikan nasional melalui Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2025 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah.
Regulasi ini menekankan pentingnya penguasaan 8 (delapan) dimensi profil lulusan pada pendekatan pembelajaran mendalam sebagai kompetensi yang dicapai peserta didik di setiap jenjang pendidikan.
Dalam Pasal 4 ayat (1) peraturan tersebut disebutkan bahwa dimensi yang harus dikuasai peserta didik meliputi: keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.
Setiap dimensi dirancang untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga unggul dalam karakter dan sosial-emosional.
Lebih lanjut, perincian tiap dimensi dipaparkan secara eksplisit. Misalnya, dimensi keimanan dan ketakwaan mencerminkan pribadi yang berakhlak mulia serta menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Sementara itu, dimensi kewargaan menuntut siswa memiliki kebanggaan terhadap identitas budaya, menghargai perbedaan, serta menjunjung tinggi persatuan dan keberlanjutan lingkungan.
Dimensi penalaran kritis dan kreativitas menuntut peserta didik untuk berpikir logis, menganalisis masalah, dan menghasilkan solusi inovatif.
Sedangkan kolaborasi menekankan pentingnya kerja sama dan semangat berbagi, baik dalam konteks sekolah maupun masyarakat luas.
Adapun kemandirian mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajarnya, serta adaptif terhadap tantangan yang dihadapi.
Di sisi lain, dimensi kesehatan mencakup kesadaran menjaga kebugaran fisik dan mental, serta partisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan sehat.
Terakhir, komunikasi melatih siswa menyampaikan ide secara efektif dalam bentuk lisan dan tulisan, sesuai dengan norma dan etika.
Pembelajaran mendalam dengan delapan dimensi profil lulusan (DPL) menjadi solusi penting untuk menjawab tantangan pendidikan modern. Keduanya menekankan pentingnya siswa menjadi manusia yang utuh, cakap, bijaksana, tangguh, dan berakhlak yang mampu bertahan di dunia masa kini, dan siap menyongsong masa depan yang lebih baik,
Langkah implementasi delapan dimensi ini dapat diterapkan melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek, refleksi personal siswa, dan penguatan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung ketercapaian karakter dan kompetensi.
Melalui integrasi pada pembelajaran mendalam ini diharapkan setiap satuan pendidikan mampu mewujudkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berdaya saing global dan berlandaskan nilai-nilai kebangsaan.
Muga Bermanfaat.
*anwi/ wi/ nf/ 290725
Views: 91