
WARTAIDAMAN.com
Acara pelepasan 225 dai Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) di Gedung MPR RI, pada Jumat (8/8/2025) menuai banjir dukungan dari berbagai pihak. Dukungan itu datang dari MPR RI yang diwakili oleh Dr Hidayat Nurwahid (Wakil Ketua MPR RI), H. Tamsil Linrung (Wkl Ketua DPD RI), Menteri Agama RI, Menteri Pertanian RI, Menteri Transmigrasi RI, Menteri Hukum dan HAM RI.
Dr. Hidayat Nurwahid bahkan secara khusus memberikan perbekalan taushiyah kepada para dai yang segera diberangkatkan ke 175 titik di berbagai pelosok Indonesia. Dr. Hidayat menyatakan pengiriman dai-dai itu di Gedung MPR memiliki kaitan erat dengan perjuangan Mohammad Natsir dalam mengembalikan Indonesia menjadi NKRI, melalui Mosi Integralnya.
H. Tamsil Linrung – yang pernah menjadi bendahara umum DDII – mengisahkan perjuangan DDII yang sangat panjang dan berat dalam mengirimkan dai-dai ke berbagai pelosok Indonesia. Dengan dukungan dana dan sarana yang sangat minim, sampai saat ini, sudah ribuan dai yang dikirim DDII. Pengiriman dai oleh DDII sudah dilakukan sejak tahun 1960-an, setelah berdirinya DDII tahun 1967.
Sementara itu meskipun berhalangan hadir, sejumlah menteri mengirimkan utusannya dan memberikan sambutan. Mereka juga memberikan dukungan kepada program pengiriman dai di pelosok-pelosok negeri dan siap bekerjasama untuk menyukseskannya.
Acara pelepasan dai DDII di Gedung MPR ini sudah berlangung selama tiga kali. Tahun ini, jumlah dai yang dikirimkan sangat besar, yaitu 225 dai lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir. Kampus ini sudah berumur 26 tahun dan sudah meluluskan sarjana dakwah lebih dari 1200 orang.
Yang istimewa pada acara pelepasan dai DDII kali ini adalah kehadiran Bupati Anambas (Provinsi Kepulauan Riau) dan Bupati Tabalong (Provinsi Kalimantan Selatan). Keduanya langsung hadir dan menjemput para dai yang akan dikirim ke daerahnya.
Bupati Anambas, Bapak Aneng, bukan seorang muslim. Dalam biodatanya, tercatat ia beragama Konghucu. Tapi, ia berharap pengiriman dai oleh DDII ke Kabupaten Kepulauan Anambas itu terus dilanjutkan. Bahkan, Bupati Anambas dan Bupati Tabalong kemudian menandatangani MoU dengan STID M Natsir, untuk kerjasama pendidikan dan pengiriman dai.
Untuk meningkatkan program pendidikan dan pengiriman dai oleh DDII, di Gedung MPR itu pula, dilakukan penandatanganan MoU antara DDII dengan Baznas RI. Penandatanganan itu dilakukan oleh Ketua Umum DDII Dr. Adian Husaini dan pimpinan Baznas Prof. (HC) Zainulbahar Noor.
Seperti diketahui, DDII tahun ini mengirimkan 225 dai ke berbagai pelosok Indonesia. Akan tetapi, sesungguhnya, permintaan dai ke DDII tahun ini mencapai 450 orang. Dengan banyaknya dukungan dari berbagai lembaga tinggi negara, kementerian, dan beberapa kepala daerah, Ketum DDII menyampaikan penghargaannya.
“InsyaAllah, dengan pengiriman dai ke pelosok-pelosok negeri di berbagai pelosok Indonesia, kita melanjutkan amanah Bapak Mohammad Natsir untuk mengokohkan NKRI,” tutur Dr. Adian.
Para dai luluan STID M Natsir itu telah dididik selama 4 tahun. Mereka tinggal di Asrama selama 2 tahun; tinggal di masjid-masjid selama 2 tahun pula. Dan selanjutnya mereka akan menjalani pendidikan yang sangat bagus, dengan cara terjun langsung ke masyarakat sebagai dai. Mereka telah “digembleng” dengan pendidikan dai khas DDII, yang penuh kesederhanaan, kesungguhan dan keikhlasan.
“Selama di Asrama, para mahasiswa calon dai itu diberikan uang makan Rp 10 ribu perhari. Itu untuk makan tiga kali,” kata Ketum DDII.
Mohon doanya, semoga mereka semua bisa istiqamah dalam perjuangan dan senantiasa diberikan bimbingan dan perlindungan oleh Allah SWT. Amin. (Humas DDII, 8-8-2025).
*mdp/ pjmi/ wi/ nf/ 210825
Views: 18