PEMBELAJARAN MENDALAM : MENGHIDUPKAN PROSES BELAJAR YANG BERKESADARAN, BERMAKNA, DAN MENGGEMBIRAKAN DI KELAS

Posted by : wartaidaman 04/09/2025

 

WARTAIDAMAN.com   

 

 

Dr.H.M.Suaidi,M.Ag.

 

Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan belajar yang menempatkan peserta didik sebagai pusat proses belajar. Bukan hanya mengejar nilai atau menghafal materi, pendekatan ini menekankan: proses berpikir kritis, kolaborasi, refleksi, dan keterhubungan antara pembelajaran dengan kehidupan nyata.

PILAR UTAMA PEMBELAJARAN MENDALAM

1. DIMENSI PROFIL LULUSAN
Pendekatan ini berorientasi pada terbentuknya peserta didik yang utuh dan berkarakter kuat. Profil lulusan yang dituju meliputi:

1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME. Individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan YME dan menghayati serta mengamalkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kewargaan. Individu yang memiliki rasa cinta tanah air serta menghargai keberagaman budaya, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan keberlanjutan kehidupan, lingkungan, dan harmoni antarbangsa dalam konteks kebhinekaan global.

3. Penalaran Kritis. Individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah.

4. Kreativitas. Individu yang mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.

5. Kolaborasi. Individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.

6. Kemandirian. Individu yangmampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain.

7. Kesehatan. Individu yang memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).

8. Komunikasi. Individu yang memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi dan antarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.

2. PRINSIP PEMBELAJARAN

Pembelajaran Mendalam berdiri di atas tiga prinsip utama:

Berkesadaran. Pembelajaran dilakukan dengan kesadaran penuh terhadap tujuan dan prosesnya. Prinsip pertama dalam Pembelajaran Mendalam adalah berkesadaran, yaitu proses belajar yang dilakukan dengan kesadaran penuh terhadap tujuan dan alurnya. Dalam praktiknya, pembelajaran berkesadaran ditandai dengan adanya kenyamanan peserta didik dalam belajar, fokus dan konsentrasi yang terjaga, serta kesadaran terhadap proses berpikir yang sedang dialami. Murid diberi kesempatan untuk menentukan pilihan dalam proses belajar, beserta alasan yang mendasarinya. Mereka juga dilibatkan dalam pengembangan strategi belajar mereka sendiri, terbuka terhadap perspektif baru, dan memiliki rasa ingin tahu terhadap pengetahuan serta pengalaman baru yang akan dijelajahi.

Bermakna. Materi dikaitkan dengan konteks nyata, relevan, dan dapat diterapkan dalam kehidupan serta bidang ilmu lain. Prinsip kedua adalah bermakna, yaitu ketika materi pembelajaran dikaitkan langsung dengan pengalaman serta realitas kehidupan murid. Pembelajaran menjadi kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata, mendorong keterlibatan murid dalam memecahkan masalah atau isu yang dekat dengan kehidupan mereka. Selain itu, pembelajaran bermakna memperhatikan keterkaitan dengan pengalaman sebelumnya, memberikan manfaat yang dapat diterapkan dalam konteks baru, serta menghubungkan antardisiplin ilmu. Proses ini juga menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat

Menggembirakan. Suasana belajar yang positif, menyenangkan, dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Prinsip ketiga adalah menggembirakan, yaitu menciptakan suasana belajar yang positif, menyenangkan, dan membangkitkan rasa ingin tahu. Hal ini diwujudkan melalui lingkungan pembelajaran yang interaktif, aktivitas yang menarik dan memicu ketertarikan murid, serta momen-momen inspiratif yang membangkitkan semangat belajar. Tantangan dalam pembelajaran dirancang untuk memotivasi, hingga tercapai keberhasilan belajar yang memberi efek “AHA moment”. Selain itu, murid diberi ruang untuk berinisiatif, menyalurkan kreativitas sesuai dengan bakat, minat, dan tahap perkembangan mereka.Bermakna: Materi pembelajaran dikaitkan dengan pengalaman dan realitas murid

3. PENGALAMAN BELAJAR

Pengalaman belajar dalam Pembelajaran Mendalam dimulai dari aspek memahami, yang relevan dengan tahapan unistruktural dan multistruktural dalam taksonomi SOLO, serta tahap mengingat dan memahami dalam taksonomi Bloom. Pada tahap ini, peserta didik mengingat kembali pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dan mulai memiliki banyak ide, meskipun ide-ide tersebut masih terpisah dan belum saling terhubung secara mendalam. Proses ini menjadi dasar bagi pemahaman awal yang akan berkembang lebih kompleks.

Selanjutnya, pengalaman belajar berlanjut ke tahap mengaplikasi dan merefleksi, yang sesuai dengan tahapan relasional dan berpikir abstrak mendalam (extended abstract) dalam taksonomi SOLO, serta tahap menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dalam taksonomi Bloom. Pada tahap ini, murid mulai menghubungkan berbagai ide yang telah dipelajari, memperluas pemahaman mereka, serta mampu menerapkan gagasan tersebut dalam konteks nyata dan beragam. Dengan demikian, Pembelajaran Mendalam tidak hanya menekankan akumulasi pengetahuan, tetapi juga mendorong murid untuk mengonstruksi pemahaman secara utuh, reflektif, dan aplikatif.

Proses belajar dalam pendekatan ini dirancang dalam tiga fase:

Memahami: mengembangkan pengetahuan baru dari pengalaman atau informasi.

Mengaplikasi: menghubungkan pengetahuan dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
Merefleksi: mengevaluasi pembelajarannya, menyempurnakan pemahaman, dan memperluas perspektifnya.
Setiap tahapan tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk siklus yang saling berkelanjutan dan memperkaya proses belajar. Fase-fase ini selaras dengan taksonomi kognitif seperti SOLO dan Bloom, yang membimbing murid dari pemahaman awal hingga kemampuan berpikir abstrak dan kreatif.

4. KERANGKA PEMBELAJARAN

Agar Pembelajaran Mendalam dapat diimplementasikan dengan efektif, guru perlu memperhatikan empat aspek penting dalam perancangannya:

Praktik Pedagogis
Metode mengajar yang mendorong eksplorasi dan dialog terbuka.
Kemitraan Pembelajaran
Kolaborasi antara guru, peserta didik, orang tua, dan komunitas.
Lingkungan Pembelajaran
Suasana kelas yang aman, terbuka, dan mendukung pertumbuhan murid.
Pemanfaatan Digital
Teknologi digunakan secara tepat guna untuk memperkaya proses belajar.

PENTINGNYAPEMBELAJARAN MENDALAM .

Diagram infografis menggambarkan bagaimana dimensi lulusan, prinsip, pengalaman belajar, dan kerangka pembelajaran saling terhubung membentuk satu kesatuan utuh. Pendekatan ini tidak hanya mendorong murid menjadi pembelajar aktif, tapi juga reflektif, mandiri, dan adaptif. Pendekatan ini menjawab berbagai tantangan pendidikan masa kini:

Meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar murid
Mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi
Menanamkan karakter dan nilai secara kontekstual
Menyediakan ruang aman bagi tumbuh kembang murid
Lebih jauh, pendekatan ini menjadikan guru sebagai fasilitator, bukan hanya pemberi materi. Guru mendorong murid berpikir, merasakan, dan beraksi dalam proses belajar yang autentik.
Muga bermanfaat.

 

 

 

 

 

*anwi/ wi/ nf/ 040925

Views: 29

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *