WARTAIDAMAN.COM
Oleh: H. J. FAISAL
Di bulan September 2003 yang lalu, saya memulai kuliah starata 2 saya di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Alhamdulillah, saya mendapat teman-teman baru lagi, pikir saya waktu itu.
Mayoritas teman-teman baru itu adalah guru, baik yang statusnya sudah jadi pegawai negeri, maupun yang masih berstatus honorer. Termasuk juga beberapa pegawai negeri dari Kemendikbud, dosen, dan mereka yang bekerja di sektor swasta. Yang pasti, saya adalah mahasiswa termuda pada waktu itu.
Salahsatu teman dekat saya pada waktu itu adalah mbak Rustini.
Saya dan mbak Rustini sering berbincang tentang masalah pendidikan nasional maupun internasional.
Pandangannya cukup luas, cerdas, dan adabnya sangat halus. Awalnya saya pikir beliau berasal dari suku Jawa, tetapi ternyata beliau asli Betawi…”aku anak Abas….anak Betawi asli” selorohnya sambil tertawa.
Pernah beberapa kali saya memenuhi undangannya untuk melihat sekolah alam miliknya di daerah Ciganjur sana. Citra Alam, nama sekolahnya. Dan pernah juga sekali waktu saya diundang buka puasa bersama di rumahnya, bertemu dan berbincang sebentar dengan suami beliau.
“Sal…datang ke Citra Alam, dong…aku kirim supirku ya buat jemput kamu…” begitulah kalau mbak Rustini mengundang saya.
“Ngga usah, mbak…saya pakai motor saya saja…” jawab saya.
Beliau pun tidak pernah ragu untuk meminta pendapat saya tentang bagaimana untuk memajukan sekolahnya tersebut. Akhirnya kami sering berdiskusi bersama beberapa guru di sekolah beliau itu.
Yang berkesan dari saya terhadap mbak Rustini, beliau bukan tipe orang yang sombong dan angkuh….beliau adalah orang yang sangat menghargai pemikiran orang lain, meskipun saya tahu kalau beliau bukan orang sembarangan.
Beliau adalah tipe orang yang santai. “Jalani hidup itu jangan terlalu ngoyo, Sal…supaya kamu bisa menikmati hidupmu..” pesan mbak Rustini itu masih jelas sekali di telinga saya.
Sayang, setelah kami lulus dari UNJ tahun 2007, kami belum pernah bersua lagi. Dan saya pun hilang kontak dengan beliau. Agak sulit juga untuk get in touch dengan beliau melalui media sosial.
Tetapi tidak apa-apa. Meskipun saya belum berhasil mendapatkan nomer kontak beliau lagi, tetapi saya tahu kalau keadaan mbak Rustini baik-baik saja, dan sehat juga. Karena saya selalu melihat di televisi kalau mbak Rustini tetap setia mendampingi suaminya untuk mengantarkan suaminya menjadi calon wakil presiden Anis Baswedan.
Saya doakan semoga mbak menjadi istri Wakil Presiden di tahun 2024 nanti. Saya akan mendukung perjuangan mbak dan suami mbak, Cak Imin. In sya Allah…Aamiin.
Semoga jika mba Rustini membaca tulisan ini, kita bisa get in touch kembali ya, mbak….dan semoga juga bisa reunian dengan teman-teman sekelas kita waktu di UNJ dulu.
Salam dari sahabatmu, mbak….Faisal.
Wallahu’allam bisshowab
Jakarta, 1 November 2023
*Pemerhati Pendidikan dan Sosial/ Sekolah Pascasarjana UIKA Bogor/ Anggota PJMI