Warga melihat kondisi pascabanjir lahar dingin Gunung Marapi menerjang Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/4/2024). Banjir lahar dingin menerjang kawasan pemukiman dan memutus ruas jalan Bukittinggi – Padang, Jumat (5/4/2024)
BUKITTINGGI –
Sebuah bencana alam berupa banjir lahar dingin dari Gunung Marapi telah menyebabkan kerusakan parah di beberapa daerah di Sumatera Barat, termasuk pemutusan total ruas jalan lintas Bukittinggi-Padang.
Aliran air hitam pekat yang mengalir dari gunung tersebut telah menimbulkan kerusakan di daerah Air Angek, Kabupaten Tanah Datar, Bukit Batabuah, Canduang, dan Sungai Puar di Kabupaten Agam.
“Kami mendengar dan melihat aliran air yang membesar sebanyak dua kali, pertama sekitar jam 15.00 WIB dan satu jam setelahnya, aliran kedua berbunyi gemuruh,” kata seorang warga Bukit Batabuah Sutan Makmur (68), di Bukittinggi, Jumat (05/04/2024).
Menurut keterangan Sutan Makmur (68), seorang warga Bukit Batabuah, aliran lahar dingin tersebut meningkat sebanyak dua kali pada hari Jumat, dengan aliran pertama terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, diikuti oleh aliran kedua yang lebih gemuruh satu jam kemudian. “Aliran lahar ini tidak hanya merusak lahan pertanian dan pekarangan rumah warga, tapi juga memutuskan akses jalan, sehingga beberapa kendaraan tidak bisa melintas,” ujarnya seperti dikutip Beritalingkungan.com dari Antara.
Kapolresta Bukittinggi, Kombespol Yessi Kurniati, menginformasikan bahwa sebuah insiden terjadi saat seorang pengendara motor terseret arus banjir lahar, namun berhasil diselamatkan dan dievakuasi. “Kami masih terus melakukan evakuasi dan pembersihan di lokasi. Koordinasi dengan BPBD dan instansi terkait lainnya juga terus kami lakukan untuk memastikan akses jalan bisa segera dibuka kembali,” kata Kombespol Yessi.
Dia menambahkan, pembersihan masih berlangsung dengan menunggu kedatangan alat berat. Kombespol Yessi juga mengimbau kepada warga untuk tetap waspada akan potensi bahaya susulan.
Kerjasama antara aparat, relawan, dan masyarakat setempat menjadi kunci dalam upaya penanganan bencana ini, sekaligus mengingatkan akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di wilayah rawan seperti Sumatera Barat (Ant/BL)
Disalin dari BERITALINGKUNGAN.COM
Oleh M. Ridho Nurjannah F./ MRNF