
WARTAIDAMAN.com
Majelis perdana Tarbiyah Pemuda yang diadakan oleh Mushalah Baitul Muhajirin berlangsung dengan penuh antusiasme. Acara ini diisi oleh Muhaimin Abu Kayyis, Ketua Pemuda Dewan Da’wah Jakarta, yang menyerukan pentingnya menjadi pemuda Islam yang berperan aktif dalam menegakkan ajaran Islam di tengah kehidupan.
Dalam tausiyahnya, Abu Kayyis menekankan bahwa menjadi seorang Muslim yang baik bukanlah tentang dari mana seseorang berasal, tetapi tentang bagaimana seseorang memahami kemuliaan Islam dengan belajar dan mengamalkan ajarannya. Ia mengingatkan bahwa pemahaman Islam yang mendalam hanya dapat diraih melalui semangat belajar yang konsisten, terutama bagi generasi muda yang menjadi harapan kebangkitan umat.
> “Islam adalah agama yang mulia. Namun, untuk menjadi seorang Muslim yang baik, kita harus mau belajar dan memahami Islam dengan sungguh-sungguh. Bukan soal lahir sebagai Muslim, tetapi bagaimana kita benar-benar memahami dan menerapkan nilai-nilainya,” ujar Abu Kayyis.
Kerusakan Akibat Meninggalkan Ajaran Islam
Lebih lanjut, Abu Kayyis menyoroti kerusakan sosial, moral, dan spiritual yang banyak terjadi di masyarakat saat ini. Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama dari berbagai kerusakan tersebut adalah karena umat Islam telah meninggalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
> “Kerusakan yang kita saksikan hari ini—baik di tingkat individu, keluarga, maupun masyarakat—adalah akibat dari menjauhkan ajaran Islam dari kehidupan kita. Padahal, Islam memberikan panduan yang sempurna untuk semua aspek kehidupan,” tegasnya.
Beliau juga menyebut pentingnya introspeksi diri dan evaluasi terhadap sejauh mana ajaran Islam dipahami dan diterapkan. Menurutnya, umat Islam harus kembali kepada nilai-nilai Islam yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan Hadits agar mampu membangun peradaban yang bermartabat.
Kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits Sebagai Solusi
Sebagai penutup, Abu Kayyis menekankan bahwa solusi dari segala permasalahan dan kerusakan yang terjadi adalah dengan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits. Ia mengajak para pemuda untuk menjadikan keduanya sebagai pedoman utama dalam menjalani hidup, bukan hanya sebagai bacaan, tetapi juga untuk dipahami, diamalkan, dan disebarkan kepada orang lain.
> “Kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits adalah satu-satunya solusi atas kerusakan yang melanda. Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mempelajari, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam ini,” kata Abu Kayyis di akhir majelis.
Melalui majelis ini, para peserta diajak untuk terus meningkatkan keimanan, memperbaiki akhlak, dan berkontribusi dalam menyebarkan Islam sebagai solusi bagi permasalahan umat. Abu Kayyis berharap, dengan semangat belajar dan penerapan ajaran Islam, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang membawa umat menuju kebangkitan Islam yang hakiki.
Majelis Tarbiyah Pemuda ini menjadi awal yang baik untuk memotivasi generasi muda agar lebih memahami dan mencintai Islam. Dengan menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman, serta bersemangat dalam belajar, para pemuda diharapkan mampu menghadirkan perubahan yang positif bagi umat dan dunia.
Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal dalam mencetak pemuda yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai penerus perjuangan Islam.
*ed/ pjmi/ wi
Views: 14