
Penerjemah/ Editor : Reza Nasrullah
wartaidaman.com
Pengantar Redaksi: Berikut ini adalah transkrip terjemahan pidato Perdana Menteri Pakistan Tuan Imran Khan pada sidang umum PBB tanggal 24 September 2021. Isinya tentang krisis iklim yang sedang melanda dunia dengan segala dampaknya yang mencemaskan semua penduduk bumi. Beliau kemudian bicara tentang penyakit korupsi para pemimpin di negara-negara berkembang atau masih miskin, namun hasil korupsinya diselundupkan ke surga-surga pajak di negara-negara Eropa. Dan yang terakhir beliau menguraikan apa yang sebenarnya terjadi di Kashmir dari kacamata seorang pemimpin yang muslim dari negara Islam Pakistan. Pidato ini lah yang menurut sebagian pengamat menjadi sebab beliau kemudian dilengserkan dari jabatannya pada 2022. Dan tahun ini 2023 beliau divonis penjara dengan dakwaan korupsi. Padahal pidato beliau sangat mewakili aspirasi ummat Islam sedunia, termasuk kita di Indonesia. Semoga menginspirasi.
Yang Mulia Imran Khan, Perdana Menteri Republik Islam Pakistan
Apakah anda tidak berpikir bahwa 180 juta muslim India akan teradikalisasi ketika mereka menyaksikan bagaimana 8 juta saudara mereka dikurung? Dan bagaimana dengan 1,3 milyar muslim dunia yang menyaksikan dan mengetahui ini hanya terjadi atas saudara mereka di Kashmir?
Bagaimana komunitas yahudi bereaksi jika bahkan hanya 8000 orang yahudi dikurung? Bagaimana reaksi bangsa-bangsa Eropa? Bagaimana sebuah komunitas manusia akan bereaksi? Apakah kami anak-anak Tuhan yang lebih kecil? Apakah anda tidak tahu semua ini menyakitkan hati kami?
Kami telah disuguhi tontonan film-film; seorang pria baik-baik tidak dapat perlakuan adil…dia ambil sebuah senjata, dan seluruh penonton memuji aksinya. Apa yang dunia lakukan ketika mereka menyaksikan setiap penindasan terhadap muslim?
Saya membayangkan berada di Kashmir, dikurung selama 50 hari. Mendengar tentang pemerkosaan, tentara India berkeliaran. Apakah saya akan hidup dalam kehinaan ini. Anda sedang memaksa orang-orang menjadi radikal.
Ketika sebuah kaum kehilangan harapan untuk hidup normal, mereka angkat senjata. Sebuah film berjudul “Tekad kematian” menggambarkan bagaimana seorang anak laki-laki mengambil senjata dan mulai membunuhi semua penjahat. Jika anda membunuhi manusia, menyudutkan mereka, maka anda pasti membuat mereka radikal.
Ini adalah waktu-waktu yang paling kritis. Pakistan pasti disalahkan jika sesuatu terjadi. Dua kekuatan nuklir hampir saja berhadapan bulan Februari yang lalu. Dan karena inilah PBB harus bertanggungjawab. PBB ada karena peristiwa pada 1945.(jatuhnya bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang).
Saya rasa kita kembali mundur ke tahun 1939 Munich. Cekoslowakia telah diduduki Jerman. Akankah masyarakat dunia memilih pasar sebesar 1,2 milyar (maksudnya India) atau berdiri membela keadilan demi kemanusiaan? Jika perang konvensional terjadi antara India vs Pakistan, dua Negara nuklir, apapun bisa terjadi.
Bayangkan sebuah Negara 7 x lebih kecil dari tetangganya; dihadapkan pada sebuah pertanyaan: menyerah atau melawan sampai titik penghabisan? Saya bertanya kepada diri sendiri. Dan keyakinan saya adalah LAA ILAAHA ILLA ALLAAHU, tidak ada Tuhan kecuali ALLAH. Kami akan melawan.
Saya tidak sedang mengancam siapapun di sini tentang sebuah perang nuklir. Namun ini adalah sebuah kecemasan. Ini adalah ujian bagi PBB. Andalah yang menyatakan bangsa Kashmir punya hak menentukan nasib sendiri. Ini bukan seperti momen 1939 di Munich.
Ini adalah saatnya ketika anda wahai PBB wajib mendesak India membuka larangan keluar rumah di Kashmir dan membebaskan 13.000 warganya yang hilang selama larangan tsb dan ini adalah saatnya PBB menuntut dilaksanakannya hak menentukan nasib sendiri oleh bangsa Kashmir.
(SELESAI)
Views: 17