
Dr. H.M.Suaidi,M.Ag
Ibnu Katsir dalam kitabnya berjudul Qashash Al-Anbiya menulis ketika kerusakan telah meluas di muka bumi, kesesatan telah mewabah di seluruh pelosok negeri dengan disembahnya berhala di mana-mana, maka Allah mengutus hamba dan Rasul-Nya, Nuh AS. Ia mengajak masyarakat untuk kembali menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dan melarang mereka untuk menyembah selain-Nya.
Karena itulah Nuh dikatakan sebagai Rasul pertama yang diutus Allah untuk penduduk bumi, sebagaimana disebutkan dalam Kitab Shahihain tentang syafaat, dari Abu Hayyan, dari Abu Zur’ah bin Amru bin Jarir, dari Abu Hurairah &, dari Nabi &, beliau bersabda,… Lalu mereka mendatangi Adam dan berkata, “Wahai Adam, engkau adalah bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan Tangan-Nya, ditiupkan kepadamu roh ciptaan-Nya, memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menganugrahkan dirimu dengan tinggal di surga, sudikah kiranya engkau memintakan syafaat kepada Tuhanmu untuk kami? Tidakkah engkau lihat keadaan kami dan apa yang kami rasakan?
Nabi Adam berkata, Tuhanku sungguh telah murka, tidak pernah ada kemurkaan seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah ada kemurkaan seperti ini selanjutnya. Aku telah dilarang untuk tidak memakan buah dari pohon terlarang, namun aku melanggarnya.
Akulah (yang seharusnya mendapatkan syafaat), Pergilah kalian kepada orang lain, pergilah kalian kepada Nabi Nuh AS
Kemudian mendatangi Nabi Nuh AS.dan berkata, Wahai Nabi Nuh, engkau adalah Rasul pertama bagi penduduk bumi, dan engkau telah diakui sebagai hamba yang bersyukur oleh Allah, tidakkah engkau lihat keadaan kami ini? Sudikah kiranya engkau memintakan syafaat kepada Tuhanmu untuk kami?
Nabi Nuh berkata, Tuhanku sungguh telah murka, tidak pernah ada kemurkaan seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah ada kemurkaan seperti ini selanjutnya. Dirikulah (yang seharusnya mendapatkan syafaat), dirikulah (yang seharusnya mendapatkan syafaat)..dan seterusnya hingga akhir hadis ini seperti disebutkan oleh Bukhari pada kisah Nabi Nuh AS.
Kisah ini diriwayakan Imam Bukhari Bab Kisah Para Nabi, Bagian: Firman Allah, Sungguh, Kami benar benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya. (3340) dan Muslim, Bab Iman, Bagian:Nikmat jang Paling Rendah untuk Penghuni Surga (194).
Setelah Nabi Nabi Nuh AS. diangkat sebagai Rasul, ia mengajak masyarakatnya untuk mengesakan Allah, tidak menyekutukan-Nya, hanya menyembah kepada-Nya, tidak menyembah berhala, patung, atau apapun selain-Nya, dan mengakui bahwa tidak ada Ilah dan tidak ada Rabb melainkan Allah, sebagaimana juga diperintahkan kepada Rasul-Rasul setelahnya yang notabene semuanya berasal dari keturunannya, Allah tegaskan,dalam QS.Ash Shaffat ayat 77.
وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهٗ هُمُ الْبَاقِيْنَ .
Kami menjadikan keturunannya orang-orang yang bertahan (di bumi).
Allah juga menegaskan dalam QS. Al Hadid ayat,26.
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا وَّاِبْرٰهِيْمَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَالْكِتٰبَ فَمِنْهُمْ مُّهْتَدٍۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ .
Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh dan Ibrahim serta Kami memberikan kenabian dan kitab (wahyu) kepada keturunan keduanya. Di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak pula di antara mereka yang fasik
Tugas utama para Nabi adalah termaktup dalam Q.S.An Nahl ayat 36.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), Sembahlah Allah dan jauhilah tagut!” Di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan dalam kesesatan. Maka, berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul
Juga ditegaskan dalam Q.S. Az zukhruf,ayat 45.
وَسْـَٔلْ مَنْ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُّسُلِنَآۖ اَجَعَلْنَا مِنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِ اٰلِهَةً يُّعْبَدُوْنَ.
Tanyakanlah (Nabi Muhammad) kepada (pengikut) rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah Kami menjadikan selain (Allah) yang Maha Pengasih sebagai tuhan-tuhan yang disembah?
Allah juga menegaskan dalsm QD sl Anbiya Ayat 25.
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ
Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Nabi Muhammad), melainkan Kami mewahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku.
Karena itu Nabi Nuh AS. Berkata kepada kaumnya termaktup dalam QS.al A’raf ayat 59.
لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ
Sungguh, Kami telah mengutus Nuh (sebagai rasul) kepada kaumnya, lalu ia berkata, Wahai kaumku, sembahlah Allah (karena) tidak ada tuhan bagi kamu selain Dia.
Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (hari Kiamat).
والله اعلم
*aw/ pjmi/ wi/ nf/ 100225