
Kekhawatiran peternak dan pedagang sapi terhadap wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sleman masih tinggi. Meski pemerintah kabupaten (Pemkab) Sleman telah membuka kembali Pasar Hewan Wage Jangkang namun hanya beberapa ekor sapi terjual maupun terbeli di pasar tersebut, pasar hewan tersebut didominasi hewan kambing.
“Sejak wabah penyakit mulut dan kuku tadi pagi sapi yang terikat hanya beberapa ekor yang paling banyak kambing” kata Ibu Painem pedagang alat alat pertanian dan kelengkapan hewan sapi dan kambing kepada PJMI Perwakilan DIY hari Selasa (11/2/2025).
Ibu Painem warga Kampung Kejambon Cangkringan selain berjualan alat pertanian juga beberapa kelengkapan hewan sapi dan kambing seperti tali, cemeti dan lonceng hewan.
Setiap tiba hari pasaran di beberapa pasar tradisional dia selalu menggelar dagangannya.
Pasar Jangkang merupakan salah satu pasar tradisional di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tepat nya di Kabupaten Sleman yang berada di Jalan Raya Ngemplak Jangkang, Widodomartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55584. Pasar Jangkang termasuk ke dalam UPT Pelayanan pasar wilayah III Sleman. Pasar ini merupakan salah satu pasar tradisional yang dibangun pada Tahun 1930.
Pasar kebanggaan warga kelurahan Widodomartani ini cukup spesifik yang dikelilingi perkampungan Dusun Jangkang, Dusun Jetis dan Dusun Catur. Dengan didukung lapangan sepakbola, pekuburan dan satu komplek dengan kantor Kelurahan dan Kecamatan Ngemplak dan lintas instansi.
“Pasar ini dahulu hanya sebatas tempat persinggahan pedagang hewan yang datang dari utara selanjut berkembang menjadi pasar rakyat.” kata Sri Widodo salah seorang warga Desa Jetis.
Salah seorang pedagang klitikan mengakui sejak mewabahnya penyakit PMK omzetnya mengalami penurunan yang cukup drastis.
“Setiap hari pasaran saya selalu menggelar dagangan dihari hari pasar berdasarkan penanggalan Jawa” kata Wawan pedagang aneka batu mulia dan akik .
Pasar Jangkang dengan hari pasaran Wage selanjut Pasar Sleman dengan hari Pasar Pahing dan Pasar Kejambon dengan hari Pasar Kliwon.
“Pasar klithikan sangat dengan keberadaan pasar hewan. Secara tidak langsung kami akan beroleh untung bila pasar hewan ramai pembelinya kata pemilik galeri batu mulia Jogja Fantasi Gemstone itu.
Pasar Pakuncen menjadi pasar klithikan terbesar di Yogyakarta, Pasar Pakuncen terletak di Jalan HOS Cokroaminoto Nomor 34 Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta. Di dalam pasar antik ini terdapat aneka barang bekas maupun antik yang dijual dengan harga terjangkau. Mulai dari barang elektronik, onderdil kendaraan hingga koin dan perangko.
Pasar sentir sudah ada sejak zaman dulu, Pasar Sentir Jogja rutin dibuka pada jam 19.00–24.00 WIB. Nama sentir sendiri diambil dari nama lampu sentir atau teplok/minyak. Sentir dianggap sebagai simbol bahwa pasar ini merupakan ladang mencari rejeki para pedagang, sehingga keberadaan pasar klithikan ini sangat penting bagi mereka. Selanjutnya Pasar Niten di Bantul dan Pasar Malam di Kotagede. (Ridar).