
Jakarta, wartaidaman.com – Dekan FKIP UIA Dr. Misbah Fikrianto MM., M.Pd., M.Si, menyarankan mahasiswa jangan hanya terpaku pada bidang studi yang digeluti tetapi harus memperkayanya dengan disiplin ilmu lain terutama jurnalistik.
“Mahasiswa harus berkolaborasi dan membangun jaringan. Jaringan itulah yang kelak akan membuka peluang meniti karir setinggi-tingginya ” katanya.
Hal tersebut disampaikan pada Workshop bertema ‘Profesional jurnalistik digital & konten kreatif’ di Kampus Universita Islam As Ayafiiyah (UIA), Jatiwaringin, Pondok Gede, Jawa Barat (Jabar) pada Kamis (13/2/2025).
“Pengayaan sakofiyah kita, pengayaan akidah kita, pengayaan ilmu kita musti banyak. Oleh karena itu mahasiswa harus meningkatkan komptensinya. Peningkatan kompetensi mesti menjadi nomor satu.”
Ilmu jurnalistik, ucap Misbah, sangat penting dipelajari oleh mahasiswa. Karena dengan mempelajarinya mahasiswa akan bisa menulis dengan baik.
“Mampu mengungkapkan gagasan secara terstruktur dan mudah dipahami oleh pembaca,” ujarnya.
“Menulis yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat adalah ibadah.”
Workshop terselenggara atas kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UIA dengan Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI).
Sementara itu para pembicara yang hadir adalah Ketua Umum (Ketum) PJMI, Ismail Lutan.
Kemudian, Managing Partner Rumah Edukasi Digital, Setyohadi Wiratmoko, dan Kaprodi BK FKIP UIA sekaligus konten kreator yang memilki ratusan ribu follower Dita Juwita M.Pd.
Tak ketinggalan Penasehat PJMI, Muhammad Anthony.
Ismail Lutan mengingatkan mahasiswa harus selektif membaca berita di internet yang diproduksi oleh portal berita dan media sosial (medsos).
“Banyak berita bohong yang diframe untuk tujuan tertentu, yang tanpa sadar pembaca ikut serta menyebarkannya,” tutur Pemimpin Umum parahyangan-post.com ini.
Karena dengan memahami dunia jurrnalistik mahasiswa dapat mengetahui berita yang benar dan yang hoax.
Berita yang bermanfaat atau tidak bermanfaat. Berita yang diprame atau yang natural.
Kepekaannya akan terasah dengan tajam.
“Selain itu mahasiswa juga mampu menulis berita atau konten yang baik, yang bermanfaat bagi umat,” ucapnya.
Menjadi wartawan di era digital, ujar Ismail, merupakan pilihan profesi yang menantang yang tidak kalah dengan profesi lain.
Profesionalisme sangat dihormati dan dihargai.
Sementara itu Setyohadi Wiratmoko dan Dita Juwita memaparkan cara membuat konten dan video yang bagus dan menarik secara teknis.
Menurut mereka membuat konten atau pun video yang menarik dan bisa viral harus memperhatikan berbagai aspek teknis.
Hal lainnya juga harus bisa membaca tren.
*il/ pjmi/ wi/ mam-nf/ 130225