
WARTAIDAMAN.com
Oleh : Ahmad Khozinudin S.H.
Advokat
Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat (TA-MOR-PTR)
Sudah lama rakyat Banten mengeluh, dan menghadukan persoalan perampasan tanah Banten oleh proyek PIK-2 milik Aguan dan Anthony Salim, namun Negara masih bungkam. Sejumlah demo telah dilakukan untuk menuntut pembatalan status PSN PIK-2, tetap juga tak diindahkan.
Bahkan, perwakilan Umat di Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah bersuara. Para ulama, dalam tausiyahnya telah merekomendasikan agar pemerintah mencabut PSN PIK-2 karena banyak menimbulkan mudharat dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Upaya untuk mengadu langsung juga ditempuh. Diantaranya, apa yang diupayakan oleh sejumlah tokoh dan ulama Banten, yang dikoordinir oleh KH Embay Mulya Syarif. Diawali dengan mengadu pada Tokoh Banten, Wapres Ke-7 Indonesia, KH Ma’ruf Amien, yang juga merekomendasikan agar tokoh & ulama Banten menghadap Presiden Prabowo Subianto.
Ikhtiar untuk menghadap Presiden sudah ditempuh, surat permohonan audiensi untuk menghadap juga sudah dikirim. Tapi, hingga saat ini tokoh dan ulama Banten tak juga diterima istana.
Alih-alih menerima tokoh dan ulama Banten, untuk mendengar langsung keluhan rakyat Banten yang menjadi korban kezaliman proyek PIK-2, Presiden Prabowo Subianto malah mengambil tindakan lain.
Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (6/3/2025), justru menerima delapan pengusaha besar Indonesia di Istana Kepresidenan Jakarta, diantaranya Aguan & Tommy Winata. Mereka adalah: Anthony Salim, Sugianto Kusuma atau Aguan, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, hingga Tomy Winata. Mereka ini, dikenal sebagai anggota Geng 9 Naga.
Padahal sudah sangat jelas, betapa rakusnya para pengusaha taipan China ini di Indonesia, menimbulkan berbagai mudharat dan kezaliman terhadap rakyat. Jejak kezaliman Aguan dan Tommy Winata, sangat dirasakan rakyat Banten dan rakyat Rempang.
Bau anyir darah-darah rakyat korban kezaliman proyek PIK-2 dan proyek Rempang Eco City, masih begitu menyengat. Tapi Prabowo, justru mengelap darah, keringat dan airmata rakyat, dengan menggelar karpet merah untuk para taipan China ini.
Bersama para taipan ini, Prabowo Subianto justru menggelar wilayah Indonesia, baik daratan maupun lautan, untuk dikuasai dan memenuhi kerakusan para Oligarki. Pertemuan yang mengkonfirmasi Prabowo Subianto berdiri tegak bersama taipan 9 Naga, dan membiarkan rakyat sendirian dalam duka dan nestapa.
Oh… Rakyat Banten, Rakyat Rempang, Rakyat Indonesia. Betapa menyedihkannya nasibmu. Engkau, menjadi Yatim di negeri sendiri, bahkan bukan hanya harus menghadapi musuh-musuh yang menzalimimu, tapi juga terpaksa berhadapan dengan Negara yang berpihak pada Oligarki 9 Naga.
Ya Allah, di bulan Ramadhan ini kuadukan semua kezaliman yang menimpa rakyat negeri ini kepada-Mu. Kepada siapa lagi, kami mengadukan kepedihan kami, setelah kekuasaan tak lagi menganggap rakyat sebagai tanggung jawab kepemimpinannya, bahkan malah berdiri tegak bersama mereka yang menzalimi rakyat. [].
*edvj/ pjmi/ wi/ nf/ 070325