
WARTAIDAMAN.com
Dr.H.M.Suaidi,M.Ag
Sayyid Bakri dalam Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya menjelaskan bahwa umat Islam tidak boleh terkecoh dengan kalimat menyesatkan yang menganjurkan untuk meninggalkan syariat bagi mereka yang telah sampai pada derajat hakikat.
والمعنى أن الطريقة والحقيقة كلاهما متوقف على الشريعة فلا يستقيمان ولا يحصلان إلا بها فالمؤمن وإن علت درجته وارتفعت منزلته وصار من جملة الأولياء لا تسقط عنه العبادات المفروضة في القرآن والسنة
Maknanya, tarekat dan hakikat bergantung pada (pengamalan) syariat. Keduanya takkan tegak dan hasil tanpa syariat. Sekalipun derajat dan kedudukan seseorang sudah mencapai level yang sangat tinggi dan ia termasuk salah satu wali Allah, ibadah yang wajib sebagaimana diamanahkan dalam Al-Qur’an dan sunnah tidak gugur darinya,(Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya, [Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun], halaman 12).
Rasulullah SAW dalam ibadah malam sehingga kedua kakinya bengkak karena aktivitas shalat malamnya semalam suntuk. Ketika ditanya,Bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan mendatang. Rasulullah menjawab, Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur.
Sayyid Bakri menegaskan bahwa pandangan yang mengutamakan hakikat tanpa pelaksanaan syariat merupakan pemahaman yang keliru. Pasalnya, ketentuan syariat tidak pernah gugur meski dari mereka yang berkedudukan sebagai nabi sekalipun.
ومن زعم أن من صار وليا ووصل إلى الحقيقة سقطت عنه الشريعة فهو ضال مضل ملحد ولم تسقط العبادات عن الأنبياء فضلا عن الأولياء
Siapa saja yang mengira bahwa orang yang telah menjadi wali dan sampai ke level hakikat, ketentuan syariat telah gugur darinya, maka ia adalah orang yang sesat, menyesatkan, dan ingkar-menyimpang. Ibadah wajib tidak pernah gugur dari para nabi, terlebih lagi dari para wali Allah,(Sayyid Bakri: 12).
Sayyid Bakri menyebutkan bahwa pelaksanaan syariat bukan menunjukkan kerendahan martabat seseorang di mata Allah. Pengamalan syariat bukan penanda bahwa seseorang belum sampai pada derajat hakikat. Pengamalan syariat merupakan bukti nyata kehambaan dan rasa syukur para kekasih Allah baik para nabi maupun para wali.
وذلك لأن العبادة وجوبها لحق العبودية ولحق شكر النعمة والولي بالولاية لا يخرج عن حد العبودية ولا عن كونه منعما عليه
Kewajiban ibadah berlaku untuk memenuhi hak kehambaan dan hak syukur atas nikmat. Para wali dengan derajat kewalian mereka tidak pernah keluar dari batas kehambaan dan pihak yang menerima nikmat Allah,(Sayyid Bakri: 12).
Disini pentingnya pemahaman Al Iman ,al Islam dan al Ikhsan secara utuh
والله اعلم
*aw/ pjmi/ wi/ nf/ 170325
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Ayoo...Bantu Bangun Kembali Masjid Palestina Rp.10.000 Insyaa ALLAH cukup, mau lebih bagus, mau rutin lebih bagus untuk berdonasi aman, klik link di bawah ini https://lazisdmi.com/campaign/bantu-bangun-kembali-masjid-palestina?ref=1hhm4
BACA JUGA :
LAZIS DMI Luncurkan Gerakan Nasional “Infaq 10rb untuk Bangun Kembali 100 Masjid di Gaza” Ajakan untuk Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid di Bulan Ramadhan
Views: 7