Ayolah…Jangan Buat Rungsing dan Memanas Setiap Hari

Media -media ini dulu saat Prabowo maju dengan Megawati membela SBY yg jadi rival Megawati – Probowo, kemudian saat 10 tahun Prabowo melawan Jokowi , media itu berdiri tegak lurus membela habis Jokowi dan selalu negative pada Prabowo, namun lucunya saat Prabowo berpasangan dengan Gibran justru media iti balik menyerang Jokowi, tentu ditambah tetap menghajar Prabowo.

Bahkan kalau di runut ke belakang media itu memang gak pernah sekalipun “manis” dengan Prabowo. Penasaran saya sampai bertemu dengan awak media itu , kenapa sih bencinya sama Prabowo kok sampai ubun -ubun, padahal Pak Prabowo itu punya kesempatan banyak utk menuntut media yang ratusan kali memfinaynya , namun sekalipun tidak pernah beliau lakukan.

Saat saya tanya alasan kok benci banget sama Pak Prabowo , sebetulnya para wartawan itu ya gak bisa jawab tegas. Paling hanya mengatakan, “Prabowo sih baik , tapi orang2 di sekitarnya yang tidak baik,” demikian antara lain jawaban mereka.”Ya kalau orang di sekitarnya yg gak baik ya hajar saja mereka, tapi kenapa harus Pak Prabowo terus, bahkan kebijakan apapun yg dilakukan Pak Prabowo kok gak ada benarnya,” kata saya yg lagi2 tidak dijawab tegas.

Setelah saya mencari info kanan -kiri dan mencari bukti2, sebetulnya tidak semua media itu menjalankan fungsi kurnalistik dengan benar , karena mereka juga menjadi “agen” kepentingan, dan yg punya kepentingan itu adalah asing.

Meski demikian , saya tidak setuju dengan orang2 yg membuat provokasi kampungan mengirim kepala babi atau bangkai tikus. Dan saya pastikan itu bukan dari pihak pemerintah atau Pak Prabowo yang dihajar tiada henti oleh Tempo, atau pihak TNI yg juga “dibenci” Tempo. Saya kok punya keyakinan justru ini dilakukan oleh pihak yang lagi bersekutu atau diuntungkan oleh berita media tersebut, untuk membangun opini public bahwa itu berasal dari pihak yg selama ini dikritisi media itu.

Mengapa saya yakin bukan dilakukan oleh Pak Prabowo atau pihak pemerintah? Saya adalah saksi hidup , sekitar tahun 2012 , saya adalah orang yg membujuk Pak Prabowo untuk mau datang ke kantor Tempo. Meski Pak Prabowo selalu diberitakan negative oleh Tempo, namun Pak Prabowo berbesar hati untuk datang ke kantor Tempo dengan maksud menjalin silaturahmi. Tiga jam Pak Prabowo di kantor Tempo.

Tak hanya ke kantor Tempo, Pak Prabowo juga mengundang Pimred dan wartawan senior Tempo ke Hambalang, bahkan diajak melihat ke arena pribadi Pak Prabowo dan diperbolehkan mengambil foto2 saat Pak Prabowo naik kuda.

Lalu apa yang diterima atas keikhlasan dan ketulusan serta nawaitu baik Pak Prabowo tersebut? Sebuah laporan utama dengan cover depan wajah Pak Prabowo dicoreng moreng dan sekligus liputan yang tidak ada sebaris pun soal kebaikkn atau rencana baik Pak Prabowo. Semua liputan isinya paradoks dari sosok Prabowo, dan rencana baik Pak Prabowo bila menjadi presiden pun menjadi ledekan!

Jadi kalau mau menuntut media Tempo, saat itu juga bisa dilakukan atau minimal menegur Pimrednya. Apa yang dilakukan Pak Prabowo? Hanya mengelus dada dan menghela nafas panjang…”mengapa ya Tempo terus memusuhi saya. Saya tidak pernah datang ke media, tapi diundang Tempo saya datang, sebaliknya saya undang mereka juga datang ke Hambalang untuk melihat setiap sudut rumah saya, kok malah yg keluar beritanya jadi kebalik semua,” tutur Pak Prabowo dengan suara sedih kala itu.

Bismillah Pak Prabowo semoga Bapak kuat, dan Tempo memberikan ruang “adil” untuk Anda Pak Prabowo.

Semoga juga jajaran manajemen Tempo, para wartawan dan juga media -media lain yg selalu negative dengan pemerintah atau pun Pak Prabowo memperoleh hidayah, sehingga negeri ini tidak rungsing dan memanas setiap hari… Aamiin YRA