
WARTAIDAMAN.com
Oleh: PROF HAEDAR NASHIR
Sebab, arus utama Islam dan kaum Muslim di dunia lebih-lebih di Indonesia prodemokrasi, hak asasi manusia, pluralisme, dan toleransi sehingga dapat saling mendukung dan bekerja sama. Kuncinya berdialog agar tidak saling memaksakan alam pikirannya secara absolut dan membuka garis toleransi ketika satu sama lain berbeda.
Umat Islam tentu dirugikan oleh Islamofobia karena menjadikan dirinya sebagai objek diskriminasi dan perlakuan buruk. Padahal Islam pada dasarnya agama damai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal yang rahmatan lil-‘alamin.
Namun, Islam juga penting dihormati ketika memiliki dan menyebarluaskan nilai ajarannya yang khusus yang boleh jadi berbeda dengan alam pikiran multikulturan, liberalisme, dan humanisme sekuler. Cara berpakaian Muslimah yang khas, antiminuman keras, hukum pernikahan, dan praktik Islam lainnya yang sejatinya ajaran-ajaran Islam itu untuk menjaga atau memelihara kehidupan yang berkeadaban.
Namun, kaum Muslim dalam menghadapi Islamofobia tentu mesti dengan sikap cerdas dan pandangan luas sesuai dengan ajaran damai Islam. Sejauh yang mengangkut penghinaan, kebencian, penodaan, dan segala bentuk penistaan terhadap Islam, Nabi, dan segala aspek keislaman maka dapat dilakukan melalui jalur hukum yang semestinya.
Jauhi sikap main hakim sendiri yang bertentangan dengan hukum dan nilai luhur kemanusiaan semesta. Bersamaan dengan itu penting terus mempromosikan dan manampilkan pandangan serta praktik Islam yang mencerdaskan, mendamaikan, menyatukan, mencerahkan, dan menjadi rahmatan lil ‘alamin.
Kuncinya berdialog agar tidak saling memaksakan alam pikirannya secara absolut dan membuka garis toleransi ketika satu sama lain berbeda.
Menurut Keskin & Tuncer (2018), dalam konteks radikalisme-ekstremis, misalnya, narasi keagamaan yang menyimpang yang berakar dalam teologi Islam tidak dapat diabaikan sebagai faktor yang berkontribusi dalam terjadinya sebuah tindakan kekerasan.
Menganalisis masalah dari sudut pandang teologis menjadi sebuah keharusan untuk memahami pola pikir yang ada di balik skenario ini. Namun hal ini sama sekali tidak membuat hubungan langsung antara Islam dan penyebab ekstremisme kekerasan, tetapi justru menunjukkan bahwa interpretasi yang salah dari kitab suci Islam berkontribusi terhadap radikalisasi umat Islam, khususnya pada kaum pemuda Muslim.
Sejumlah kajian menunjukkan munculnya Islamofobia tidaklah berada dalam kondisi yang vakum. Bagi pihak yang memang pada dasarnya sudah tidak suka kepada Islam, maka Islamofobia akan terus tereproduksi.
Bersamaan dengan itu, baik terkait keagamaan maupun aspek kehidupan lainnya, Islamofobia akan terus mengalami politisasi oleh banyak kepentingan sebagaimana halnya fenomena radikalisme Islam.
Menurut Schmid (2013), pada beberapa tahun terakhir, istilah ‘radikalisasi’, layaknya istilah terorisme, menjadi sangat terpolitisasi, yaitu telah digunakan dalam permainan politik pelabelan (labeling) dan penyalahan (blaming). Termasuk pemakaian tolok ukur Barat dengan paham multikulturalisme yang liberal-sekuler.
Bagi kaum Muslimin sendiri penting untuk saksama dan waspada. Hadapi pandangan negatif tentang Islam seperti Islamofobia dan isu radikalisme-ekstremis Islam dengan orientasi muwajahah (aksi konstruktif) baik dalam ranah pemikiran maupun praktik berislam.
Penting terus menyuarakan dan mempraktikkan keteladanan Islam yang berkeadaban mulia dan rahmatan lil ‘alamin sebagaimana misi kerisalahan Nabi akhir zaman. Umat Islam melalui para mubaligh, ulama, dan tokohnya penting makin bijak dan saksama dalam menarasikan pesan-pesan Islam agar tidak menjurus atau membawa muatan-muatan keagamaan yang radikal-ekstrem, yang membenarkan tudingan pihak lain dalam bias radikalisme Islam dan Islamofobia.
Buktikan bahwa kaum Muslim, baik pribadi maupun kolektif, adalah uswah hasanah dalam segala aspek kehidupan untuk membangun peradaban mulia di muka bumi ini!
*rh/ wi/ nf/ 280325
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Ayoo...Bantu Bangun Kembali Masjid Palestina Rp.10.000 Insyaa ALLAH cukup, mau lebih bagus, mau rutin lebih bagus untuk berdonasi aman, klik link di bawah ini https://lazisdmi.com/campaign/bantu-bangun-kembali-masjid-palestina?ref=1hhm4
BACA JUGA :
LAZIS DMI Luncurkan Gerakan Nasional “Infaq 10rb untuk Bangun Kembali 100 Masjid di Gaza” Ajakan untuk Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid di Bulan Ramadhan
Views: 8