
Aku disumpah tidak memberikan informasi lokasi penemuan batu konglomerat oleh komunitas IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) yang ikut ambil mendampingi Dr.Ir.C.Prasetyadi .M.Sc. seorang Dosen Tehnik Geologi UPN Veteran Jogjakarta.
“Atas nama ahli geologi Indonesia saya meminta anda sebagai seorang jurnalis yang kami percaya jangan sekalipun menunjukkan lokasi batu konglomerat ini,”kata Prasetyadi tahun 2015 silam pada saya waktu itu
Saya merasa bersyukur mendapatkan kepercayaan Pemerintah Daerah istimewa Yogyakarta dan tim penelusuran semua Geoheritage dan Geopark awal awal penentuan Kawasan Geoheritage dan Geopark yang akan ditetapkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM Republik Indonesia.
Lokasi penemuan batu konglomerat Konglomerat adalah batuan sedimen klastik berbutir kasar yang terdiri dari fraksi – fraksi berukuran besar berbentuk membundar hingga klas-klas berukuran kerikil berbentuk menyudut tanggung misalnya, kerikil, kerakal, bongkah, yang diameternya lebih besar dari 2 mm. Konglomerat terbentuk oleh konsolidasi dan litifikasi kerikilan. Konglomerat biasanya mengandung sedimen yang berbutir lebih halus seperti pasir, lanau, lempung atau kombinasi dari mereka, yang disebut matriks oleh ahli geologi.
Konglomerat adalah batuan sedimen klastik berbutir kasar yang terdiri dari fraksi – fraksi berukuran besar berbentuk membundar hingga klas-klas berukuran kerikil berbentuk menyudut tanggung misalnya, kerikil, kerakal, bongkah, yang diameternya lebih besar dari 2 mm.
“Konglomerat di belahan bumi lain dapat ditemukan di kedalaman puluhan kilometer sementara dibayat dapat ditemukan di permukaan,” kata pakar geologi UPN Veteran Jogjakarta itu.
Itu menandakan daerah ini pernah dilanda gempa bumi maha dahsyat yang berdampak dasar laut terdalam terangkat kepermukaan kata Prasetyadi.
“Konglomerat digunakan kalangan pertambangan minyak dalam proses pengeboran,” kata Prasetyadi dihadapan rombongan IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesi) dan Malaysia.
Laboratorium Stasiun Lapangan Geologi Prof. Soeroso Notohadiprawiro atau biasa disebut juga Stasiun Lapangan Geologi Bayat dibangun sebagai sarana pelaksanaan kuliah lapangan mahasiswa Departemen Teknik Geologi FT UGM dan juga bisa digunakan mahasiswa dari universitas lain ataupun instansi yang berhubungan dengan ilmu geologi.
Desa Bayat Kabupaten Klaten Jawa Tengah digunakan sebagai laboratorium stasiun lapangan Geologi UPN veteran Yogyakarta dan Universitas Gajahmada fakultas Geologi sebagai sarana pelaksanaan kuliah lapangan.
Laboratorium Stasiun Lapangan Geologi Prof. Soeroso Notohadiprawiro atau biasa disebut juga Stasiun Lapangan Geologi Bayat dibangun sebagai sarana pelaksanaan kuliah lapangan mahasiswa Departemen Teknik Geologi FT UGM dan juga bisa digunakan mahasiswa dari universitas lain ataupun instansi yang berhubungan dengan ilmu geologi. (Ridar)
Views: 11