WARTAIDAMAN.com
Ternyata Pak Midun punya pengalaman sendiri sebelum dia menekuni usaha sebagai tukang service kompor gas.
“Sewaktu saya kerja sebagai tukang mie keliling tiba tiba kompor gas macet. Bahkan kompor itu mengeluarkan api besar dan langsung saya banting,” kata Pak Midun perantau asal Kota Tasikmalaya itu.
Melihat kondisi Kompor gasnya rusak tiba tiba kata Pak Midun dia mencoba memperbaiki kompor gas yang dia banting itu. Setelah dicoba berkali kali akhirnya kompor gas itu kembali normal seperti semula.
“Itulah pertama kali saya menangani kerusakan kompor gas. Selain sebagai penjual mie keliling saya juga pernah kerja sebagai tukang kredit barang dan perabotan rumah tangga di pasar Terban,” kata Pak Midun.
Selama bekerja sebagai tukang kredit (minring istilah Jawanya). Ternyata menurut Bapak empat orang anak itu banyak para ibu yang meminta bantuan memperbaiki kompor gas.
“Semula saya tidak menentukan upah perbaikan kompor gas tapi hanya sekedar membantu para ibu,” ujar nya.
Maka sejak tahun 2012 lalu Pak Midun membuka usaha service kompor gas di rumah kontrakan tak jauh dari SD Negeri Gambir Anom Manukan Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta.
“Saya bisa memperbaiki kompor gas dan barang lain seperti kulkas mesin cuci sampai setrika hanya memberanikan diri dan membaca buku buku panduan tanpa guru” kata bapak empat anak itu.
Rata rata hampir setiap hari ada saja orang meminta bantuan jasanya. “Wah sudah cukup banyak yang minta dibetulkan mas. Sebenarnya tanda tanda kompor gas mengalami kerusakan bisa kita lihat bila apinya berwarna merah dan bila dihidupkan mengeluarkan bunyi bluk, selain itu selang kompor gas bocor,” ujarnya.
Dari profesinya itu Pak Midun mengantarkan dua anaknya menjadi seorang guru. Anaknya yang sulung bekerja sebagai seorang pengajar di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an dan yang nomor dua guru SDIT (Sekolah Dasar Islam) Salsabila. “Keempat anak saya tamatan pesantren mas”, pungkasnya sambil melanjutkan pekerjaan rutin sebagai tukang service kompor gas. (Ridar).
Views: 13
