
WARTAIDAMAN.com
Masjid Pathok Negara Babadan Kauman jadi saksi ragam sejarah. Salah satunya halaman masjid ini jadi tempat Latihan perang pasukan Diponegoro sebelum maju ke medan perang.
Sejarah masjid Ad-Darojat bisa ditarik dari perintah Hamengkubuwono I tatkala berguru ke Kiai Mohammad Faqih di Wonokromo, Bantul. Saat itu sang kiai menyarankan Hamengkubuwono I membangun masjid di 4 sudut kerajaan supaya Keraton Yogyakarta bisa stabil dan maju.
Masjid Ad-Darojat Babadan merupakan masjid patok negara yang didirikan pada tahun 1774 oleh Sultan Hamengku Buwono I. Masjid ini memiliki sejarah yang unik karena pernah dipindahkan oleh pasukan Jepang.
“Beberapa bagian masjid ini pada waktu kembali dibangun tertinggal di masjid Sultan Agung di Babadan Baru selain tiang soko guru berbahan jati. Soko guru itu dipakai untuk penopang masjid Sultan Agung” kata Suhari kamis malam (20/2/2025) usai acara tahlilan Hadiningrat.
Di serambi Masjid Ad Darojat nampak dipajang sebuah Mustoko (cungkup) masjid dari tanah liat berbentuk stupa dibungkus kaca. Itulah Mustoko berusia ratusan tahun Masjid Ad Darojat yang dibangun pada tahun 1742 semasa Sultan Hamengku Buwono I.
Mustaka masjid sekarang tersimpan dengan kondisi baik di masjid. Mustaka gerabah berukuran 60 cm x 58 cm x 72 cm.
Masjid Pathok Negara Babadan yang saat ini bernama Masjid Ad-Darojat merupakan bangunan berdenah persegi panjang dengan ukuran 12,5 m x 14 m. Atap masjid berbentuk atap tumpang gasal dan mustaka terbuat dari kuningan berbentuk gada bersulur.
Suharsoyo (70) selaku Ketua Takmir Masjid Ad Darojat menjelaskan Mustaka yang terbuat dari gerabah itu berukuran 60 cm x 58 cm x 72 cm berikut bangunan masjid berdenah persegi panjang dengan ukuran 12,5 meter kali 14 meter dengan atap masjid berbentuk atap tumpang gasal dan Mustaka terbuat dari Kuningan berbentuk gada bersulur ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya.
“Mustoko yang kami letakkan dalam kaca tersebut terlalu kecil untuk dipasang di cungkup masjid. Guna menyelamatkan Mustaka dari kerusakan makanya kami bungkus dengan kaca dan bisa dilihat setiap jamaah” kata Harsoyo mantan Direktur Utama Bank BPD DIY itu.
Masjid Pathok Negara Babadan terletak di tengah Kampung Kauman Babadan, Dusun Plumbon, Kelurahan Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul. Masjid Babadan memiliki sejarah yang khusus pada masa penjajahan Jepang. Daerah Babadan pernah mengalami bedol desa menurut penuturan dari Harsoyo perpindahan ini terjadi secara besar-besaran sehingga tidak hanya penduduknya yang pindah, namun juga bangunan masjid yang berstatus pathok negara. (Ridar)