Mbah Benu Idul Fitri Tahun Ini Ikut Pemerintah

Posted by : wartaidaman 28/02/2025
 

WARTAIDAMAN.com 

 

 

Jamaah Aolia Gunungkidul, Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo atau yang akrab disapa Mbah Benu, mengejutkan publik dengan pernyataan bahwa jamaahnya resmi bubar. Pengumuman ini disampaikannya melalui pesan singkat pada Kamis (27/02/2025).

Dalam pernyataannya, Mbah Benu menegaskan bahwa yang selama ini ada hanyalah jamaah Masjid Aolia, bukan Jamaah Aolia sebagai kelompok tersendiri. Oleh karena itu, persiapan pelaksanaan ibadah Ramadhan tahun ini akan mengikuti kebijakan pemerintah.

Publik setahun lalu pernah dikejutkan oleh jemaah Masjid Aolia, yang   melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat 5 April 2024.

Soal alasannya, pemimpin jemaah Aolia mengaku ditelepon Allah untuk lebaran lebih cepat. Hal ini lantas membuat publik menilai mereka sesat dan sosok pemimpinnya menuai rasa penasaran setahun lalu.

Mbah Benu merupakan tokoh penyebaran Islam di kawasan Pantai Selatan, Gunungkidul. Pemikiran dan upaya Mbah Benu menyebarkan Islam dituangkan dalam tesis berjudul “Dekonstruksi Mitos Kanjeng Ratu Kidul dalam Pendidikan Akidah Perspektif KH Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo.

Tesis tersebut merupakan karya mahasiswa Magister PAI IAIN Purwokerto, Mohamad Ulyan. Di sana tertulis bahwa Mbah Benu lahir di Pekalongan, pada 28 Desember 1942.

Beberapa tahun yang lalu saya sempat bertemu langsung dengan Mbah Ibnu Hajar. Pertemuan itu pertama mengantar keluarga yang belajar ilmu agama dipondok pesantren milik Mbah Benu demikian sebutan akrab pada kiai.

Pertemuan kedua meminta izin keluarga dekat kami yang ternyata tidak mampu mengikuti gemblengan ilmu dari Mbah Benu.

Dari beberapa kali pertemuan saya dengan Mbah Ibnu Hajar suatu waktu saya pernah diperlihatkan beliau berbagai macam barang barang pusaka dari batu akik sampai senjata tajam (tombak keris trisula) dan berbagai macam barang barang lainnya.

Saya sempat memperoleh seutas batu cincin dengan membayar mahar yang nilainya tidak seberapa. Cincin itu setelah saya pakai beberapa lama tiba tiba lenyap dan hilang entah kemana.

Masjid Aolia di Panggang Gunung Kidul Setiap tibanya waktu shalat Magrib  diwilayah Jogjakarta yang disiarkan TVRI Masjid Aolia di Panggang Gunung Kidul juga ikut ditayangkan.

Masjid Aolia atau Masjid Aoliya, tempat beribadah Jemaah Aolia, Desa Giriharjo, Kapanewon Panggang, Gunung Kidul. Masjid Aolia berdiri di Jalan Panggang Nomor 3, Panggang III, Giriharjo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Masjid didirikan pada tahun 1984 oleh KH Ibnu Hajar Pranolo atau akrab disapa Mbah Benu.

Masjid Aolia diberi pagar keliling berwarna coklat terang dengan hiasan setengah lingkaran di atas pagarnya. Pada bagian depan, ada tulisan The Death in Memoriam yang dipahat di sebuah batu, dengan gambar bunga di bagian samping. Di bagian atas tulisan tersebut, ada ornamen tulisan Arab yang dibaca zikril mauti atau mengingat kematian

The Death in Memoriam” adalah frasa yang digunakan untuk menyebut nisan yang bertuliskan “The Death in Memoriam”. “In Memoriam” sendiri adalah frasa Latin yang berarti “dalam kenangan” atau “in memory of”. Frasa ini digunakan untuk menghormati atau merujuk pada orang yang telah meninggal. (Ridar)

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *