
Sebanyak 30 penjual batu akik Jogjakarta membentuk koperasi yang diberi nama “Koperasi Kita’ yang bertujuan guna meringankan ekonomi anggotanya.
“Semua anggota yang berhimpun dalam kegiatan.simpan pinjam ini memiliki lapak berjualan batu akik disetiap hari pasaran di Jogjakarta,” kata Ketua Koperasi Kita’ Riyanto hari Sabtu (12/4/2025)
Menurut Riyanto semua anggotanya merupakan pedagang batu akik lama yang sebelumnya terhimpun dalam Komunitas Pedagang Barter Akik Jogjakarta disingkat PBAJ kata Riyanto.
Dalam menjalankan roda Koperasi Kita’ yang dipimpin Riyanto setiap anggota diwajibkan menyerahkan sumbangan wajib sebesar Rp.100.000 dan iuran bulanan sebesar Rp.10.000
“Dengan berkoperasi banyak manfaat yang diperoleh anggota dalam upaya meningkatkan penghasilan yang jelas kami dapat saling bertukar informasi tentang batu akik”, kata Riyanto yang sudah cukup lama menggeluti usaha batu akik itu.
Anggota Koperasi Kita’ tempat berhimpunnya pedagang batu akik di Jogjakarta dapat kita temui pada saat berlangsungnya hari pasaran di Jogjakarta.Hari pasaran ini mengikuti siklus mingguan kalender Jawa yang terdiri dari lima hari.
Contoh pasar tradisional di Yogyakarta dengan hari pasaran tertentu
Pasar Wage Jangkang: Pasar tradisional di Sleman yang buka setiap hari, tetapi hari Minggu Wage adalah hari pasaran yang paling ramai.
Pasar Pleret: Pasar di Bantul yang hanya buka pada hari pasaran Pon dan Kliwon.
Pasar Sungapan: Pasar tradisional di Argodadi, Sedayu, Bantul yang buka pada hari pasaran Pahing, Pon, dan Kliwon.
Pasar Jejeran: Pasar yang buka pada hari pasaran Pahing, Wage, dan Legi.
Penjelasan hari pasaran Jawa. Hari pasaran adalah hari-hari di mana pasar tradisional buka. Penggabungan hari dan pasaran disebut weton. Hari pasaran Jawa masih tetap dipakai sampai sekarang, terutama di daerah pedesaan. (Ridar)
Views: 73