Tanjakan Ekstrem, Tapi Ada Jalur Baru Jalan Terindah

Posted by : wartaidaman 19/01/2025

 

WARTAIDAMAN.com   

 

 

Pembangunan infrastruktur selalu membawa dampak besar bagi masyarakat. Salah satu buktinya adalah jalan baru di Bukit Clongop, Kalurahan Watu Gajah, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jalan sepanjang 2,5 kilometer ini menggantikan jalur lama yang dikenal dengan tanjakan ekstremnya, membuka akses lebih mudah dan nyaman bagi warga maupun pengunjung dan jadi salah satu jalan terindah.

Mas Diki merupakan gambaran warga desa yang mensyukuri kenikmatan pembangunan infrastruktur yang menyentuh sampai ke pelosok kampungnya Kecamatan Ponjong Gunung Kidul

Ruas jalan baru yang menghubungkan Kabupaten Klaten Jawa Tengah menuju Kabupaten Gunung Kidul di pesisir selatan Daerah Istimewa Yogyakarta membawa kesan membekas di hati masyarakat.

Jalan sepanjang 25 kilometer yang diharapkan menggantikan jalan lama (jalan Bukit Bintang kecamatan Patuk) dikenal dengan tanjakan yang ekstrim membuka akses lebih mudah dan nyaman.

“Sejak dibuka saya milih pulang kampung melewati jalan itu. Walau jalan menanjak tapi aman tidak seperti jalan pulang melalui Bukit Bintang Patuk Gunung Kidul,” kata Mas Diki warga Ponjong Gunung Kidul pada PJMI Perwakilan DIY, Ahad (19/1).

Selain jalannya lebar sepanjang jalan kita bisa nikmati pemandangan indah Gunung Merapi dari kejauhan. Kalau bisa bila jalan tol yang menghubungkan Klaten Gunung Kidul jangan dipungut biaya tol,’ kata Mas Diki mencoba berseloroh.

Mas Diki merupakan gambaran warga Desa yang mensyukuri kenikmatan pembangunan infrastruktur yang menyentuh sampai kepolosok kampungnya Kecamatan Ponjong Gunungkidul

“Areal persawahan yang seluas mata memandang dapat ditemui di kampung kami dikenal dengan nama daerah Sawahan,” Kata karyawan toko sapi khas Jawa Timur “Pak Syamsul” itu.

Luas areal persawahan di kecamatan Ponjong Gunung Kidul itu menurut Mas Diki tetap dipertahankan sebagai lumbung padi wilayah Jogjakarta dan sekitarnyanya.

Petani di kampung Sawahan berhimpun dalam Kelompok Tani (Kelomtan) Selo Tirto. Setiap musim panen kampung Sawahan menghasilkan 6,7 ton perhektar gabah kering panen (GKP).

 

Ridar Harahap

Views: 11

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *