WARTAIDAMAN.com
Tips bagaimana cara mengelola pikiran agar menjadi positif.
Himpunan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam As Syafiiyah (HIMA FKIP UIA) menyelenggarakan workshop “Embrace Your Overthinking Workbook” Fakultas Kedokteran.
Kegiatan berlangsung di ruang eksekutif lantai 3 Gedung Alawiyah, Kampus 1 UIA, Jl. Jatiwaringin-Pondokgede, Sabtu 15/5. Dibuka langsung oleh Dekan FKIP UIA DR. Misbah Fikrianto, MM, M.Pd, mengadirkan pemateri tunggal, Ken Niasti. Juga ikut memberi apresiasi Wadek DR. Sabar Lesmana dan Kaprodi BK Dita Juwita M.Pd.
Dalam sambutannya DR Misbah mengatakan materi wrorkshop sangat penting bagi mahasiswa, bukan saja yang mengambil Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling tetapi juga Prodi lainnya. Karena materi yang diapaparkan dapat meningkatkan kualitas intelektualitas siswa.
“Salah satu manfaat yang bisa diambil dari workshop ini adalah bagaimana siswa masuk ke dalam, mendapatkan ilmu, mendapatan kemampuan, pengetahuan yang berkaitan dengan seni mengelola pikiran,” tuturnya.
Overthinking (pikiran yang berlebihan), menurutnya, bisa menimbulkan efek negatif, jika tidak dikelola.
Sementara pemateri Ken Niasti memaparkan, bagaimana mengelola pikiran berlebihan (overthinking) terhadap suatu persoalan yang belum tentu akan terjadi.
“Over Thinking akan selalu muncul setiap kita memikirkan (merencanakan) sesuatu. Agar tidak menimbulkan efek negatif, pemikiran berlebihan harus dikelola. Karena overthinking itu tidak bisa dilawan atau dihancurkan,” tuturnya.
Bagaimana cara mengelola overthinking agar bisa menjadi kekuatan positif? Ken memberi tips jitu. Yakni berdialog dengan diri sendiri. Kemudian mengeksplor semua pikiran tentang “kemunhgkinan dan ketidakmungkinan” dari suatu topik yang dipikirkan. Kemudian dibuatkan tabelnya dan mengurai dari semua sisi positif dan dari semua sisi negatif.
Sebagai contoh Jika seorang mahasiswa memikirkan mata kuliah ‘hantu’ yang harus diulang pada smester berjalan. Padahal itu belum terjadi. Sementara pemikiran tentang hal itu terus-menerus muncul bolak-balik di kepalanya, yang kemudian menimbulkan ketakutan.
Untuk mengatasi hal ini Ken menyarankan agar membuat daftar. Faktor apa saja yang memungkinkan siswa harus mengulang dan faktor apa saja yang memungkinkan siswa tidak kembali. Setelah mendapatkan semua faktor (positif atau negatif) kemudian diolah.
“Dengan mengolahnya nantinya akan terlihat pikiran mana yang lebih kuat dan rasional. Nah dari situlah kita dapat memutuskan apa yang harus kita lakukan,” terangnya.*** ()