Catatan Muchlis Hassan : Amerika dan Barat Mulai Was-was !

Posted by : wartaidaman 24/06/2025

 

WARTAIDAMAN.com   

 

 

Presiden Republik Rakyat Indonesia, Prabowo Subianto memilih datang menghadiri undangan Presiden Putin dibandingkan dengan KTT G7. Banyak pengamat politik luar negeri menilai apa yang dilakukan mantan danjen kopassus tersebut sudah sangat tepat, apalagi undangan Putin datang lebih dahulu dibandingkan undangan KTT G7.

Kedatangan Presiden Prabowo dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF)`25 di St. Petersburg, Rusia mendapat sorotan dari berbagai media barat. Dan sangatlah wajar apabila saat ini media-media barat sering membuat berita tentang sepak terjang Indonesia bersama Prabowo, mengingat Presiden Indonesia Ke. 8 ini sangat menguasai betul peta geopolitik global.

Bahkan Senator Federasi Rusia dari Republik Dagestan Ilyas Umakhanov menyebut Prabowo Subianto sebagai presiden yang hebat. Dirinya merasa kagum dengan pandangan-pandangan menantu presiden Pak Harto itu. Hal tersebut disampaikannya Ilyas Umakhanov setelah menyaksikan pelantikan serta pidato Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia ke. 8 di Gedung DPR/MPR RI.

“Upacara ini luar biasa. Dan yang hebat adalah presidennya,” katanya dirinya juga menilai bahwa Pidato Presiden Prabowo telah membuka perspektif yang sangat luas bagi rakyat dan masa depan Bangsa Indonesia, baik di bidang politik, kesejahteraan, dan pengelolaan sumber daya alam.

“Pemikiran Presiden Prabowo sangat jelas ingin negara Indonesia dapat hidup sejahtera tanpa harus ketergantungan dengan negara lain. Dirinya juga tidak ingin rakyat Indonesia dalam kesusahan. Gagasan kemandirian pangan dan energi akan berdampak pada kehidupan rakyat Indonesia dan dunia global.

Terkait dengan hubungan diplomatik kedua negara, Umakhanov mengatakan hubungan bilateral kedua negara sangat dinamis dan telah terjalin dengan baik selama berpuluh tahun, terutama hubungan di antara kedua pemimpin.

“Kami cinta Indonesia dan Rusia. Semoga Tuhan memberkati kalian semua,” katanya.

NEGARA BARAT DAN AMERIKA MULAI WAS-WAS

Kehadiran Presiden Prabowo di St. Petersburg membuat sebagian pemimpin dunia barat terkejut dan menyoroti pidato Prabowo di SPIEF. Apalagi ketika Presiden Prabowo mengatakan bahwa ada kecenderungan sikap negara-negara di Asia Tenggara mengikuti sikap negara kuat dan besar. Tentu saja mereka menilai apa yang disampaikan Prabowo secara eksplisit menuju kepada (Amerika dan Barat).

“Setiap negara perlu memiliki kebijakan ekonomi dan filosofi ekonominya sendiri, dan salah satu kesalahan terbesar negara di Asia Tenggara adalah kita selalu cenderung mengikuti kekuatan terbesar dan terkuat di dunia,” Ujar Presiden berdarah Kopassus itu.

Sontak saja apa yang disampaikan Presiden Prabowo tersebut telah membuat detak jantung para pemimpin barat ( Amerika CS) berdetak kencang, mereka sangat amat kuatir apabila Presiden Prabowo menghidupkan kembali Poros Jakarta-Beijing- Pyongyang-Moskow + Angkara dan Taheran.

Sebab bagi mereka pidato Prabowo tersebut mengingatkan mereka akan pidato Bung Karno dahulu yang selalu mengajak negara-negara di Asia untuk tidak tunduk pada kepentingan Amerika dan barat. Sejarah telah mencatat bahwa di era Bung Karno, Amerika dan para sekutu baratnya pernah gemetaran dan panas dingin, karena Bung Karno telah membuat poros baru bersama China, Korea Utara dan Rusia.

Inilah pidato Presiden Soekarno yang begitu membahana saat di kongres Amerika tahun 1965

“Indonesia menolak diperlakukan seperti seekor kenari dalam sangkar emas dan diberi makanan yang enak-enak. Indonesia ingin diperlakukan seperti burung garuda yang berada di atas batu cadas tetapi bebas berjuang mencari makanannya sendiri. Jangan membanjiri Dolar anda ke Indonesia dengan disertai ikatan karena pasti akan ditolak,” tegas Soekarno dengan nada marah.

Para anggota Kongres AS terpesona dengan pidato tersebut. Secara spontan mereka berdiri dan memberi tepuk tangan panjang sebagai penghormatan atas sikap Soekarno itu.

Poros Jakarta – Beijing – Pyongyang – Moskow itu sangatlah kuat, sehingga Amerika dan Barat merasa tak bisa berbuat apa-apa di kawasan Asia kala itu. Apalagi Amerika sendiri memiliki catatan sejarah buruk di kawasan Asia Tenggara ( perang Vietnam) sehingga mereka diam menunggu waktu yang tepat untuk dapat masuk ke Indonesia.

Kunjungan Presiden Prabowo ke China, Turki dan Rusia yang disambut dengan jajaran pasukan elit kedua negara semakin membuat penasaran negara Amerika dan Barat, apa istimewanya dan hebatnya seorang Prabowo ?, mungkin itu yang ada dalam benak mereka.

Jika memang pada akhirnya nanti poros Jakarta – Beijing – Pyongyang – Moskow tersebut terbentuk, maka hal tersebut akan menjadi kekuatan baru, sebab tidak menutup kemungkinan Ankara (Turki) dan Taheran (Iran) ikut ambil bagian di dalamnya. Dan itu menjadi sebuah sikap politik yang tidak dapat dihindarkan dalam kancah pergaulan politik internasional. Indonesia bersama Presiden Prabowo tentunya akan menjadi tokoh penting didalamnya.

Secara politik dengan masuknya Australia ( Spionnis AS ) kedalam benua Asia tentunya sangat mengganggu gerak Beijing dan Moskow dalam mengontrol Asia Tenggara. Oleh sebab itu China dan Rusia melihat bahwa satu-satunya negara Asia Tenggara yang memiliki keberanian untuk ber konfrontasi dengan Australia hanyalah negara Indonesia.

Iran sendiri diperlukan oleh Rusia dan China untuk memutuskan mata rantai “kesepakatan gelap” para pemimpin timur tengah dengan Amerika. Dan rasanya Iran sendiri akan suka rela menerima ajakan bergabung dalam poros tersebut.

Ditulis oleh Muchlis Hassan 23 Juni 2025 Diposkan pada politik nasional

 

 

*anwi/ pjmi/ wi/ 240625

Views: 7

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *