
WARTAIDAMAN.com
Oleh : Muchlis Hassan
Penyelesaian sengketa blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia akhirnya menemukan titik terangnya.
Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Istana Merdeka, Jumat lalu (27/6/2025) telah menghasilkan sebuah kesepakatan yang amat bersejarah bagi kedua negara serumpun tersebut.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Indonesia dan Malaysia sepakat mengelola Blok Ambalat secara bersama yang telah lama menjadi sengketa.
Kesepakatan pengelolaan blok Ambalat secara bersama-sama antara Indonesia dan Malaysia merupakan langkah strategis kedua negara dalam menjaga keamanan di kawasan Asean.
Sengketa blok Ambalat yang sudah berlangsung sangat lama dan tidak menemukan titik terangnya, kadang terlihat semakin memanas rupanya mendapat perhatian dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Pada tahun 2013 salah seorang Dewan pakar urusan internasional Rusia (RIAC), Andrey Gubin pernah menyampaikan kepada Presiden Putin terkait blok Ambalat yang menjadi sengketa pemerintah Indonesia dan Malaysia. bahkan Gubin mengatakan bahwa persoalan Ambalat akan dapat mengganggu stabilitas keamanan Asean.
Konflik Ambalat bisa ganggu stabilitas ASEAN jika Indonesia dan Malaysia tak meninggalkan logika militer dalam perebutan Ambalat.
“Memperluas kemampuan militer negara-negara Asia Tenggara dapat mengganggu stabilitas situasi di kawasan secara signifikan.
Salah satu medan konfrontasinya adalah apa yang disebut blok Ambalat di Laut Sulawesi, yang menjadi subyek sengketa antara Indonesia dan Malaysia.
Jika para pihak tidak meninggalkan logika konfrontasi militer, ketegangan di sini secara bertahap akan meningkat,” jelas Profesor yang mengajar di Universitas Jilin (China) Bidang Penelitian Kawasan Timur Laut Asia itu.
Putin yang mendengarkan analisa dari Gubin beberapa pekan kemudian mengumpulkan para pejabat pentingnya untuk membahas terkait persengketaan blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia dalam perspektif politik global.
Rusia sendiri melihat jika blok Ambalat terus menerus menjadi problem kedua negara, maka tidak menutup kemungkinan dikuatirkan akan dimanfaatkan oleh kepentingan global.
ADA CAMPUR TANGAN PUTIN
Presiden Putin melihat bahwa baik Prabowo maupun Anwar Ibrahim keduanya memiliki kesamaan pandangan terkait blok Ambalat, oleh karena itu Rusia berharap kedua pemimpin negara duduk bersama menyelesaikan sengketa tersebut.
Kesempatan Putin untuk mendamaikan serta menyelesaikan Masalah blok Ambalat terbuka lebar ketika Anwar Ibrahim melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia sebulan sebelum kedatangan Presiden Prabowo.
Begitupun juga dengan Indonesia, pada saat kunjungan kenegaraan Prabowo ke Rusia, Putin berharap kepada Presiden Prabowo agar membuka dialog dengan Anwar Ibrahim untuk secara bersama-sama mencari solusi terkait blok Ambalat. Presiden Rusia tersebut sangat berharap Indonesia dan Malaysia dapat menyelesaikan masalah blok Ambalat, sebab keduanya menurut Putin memiliki kesamaan pandangan terkait Ambalat.
Langkah Prabowo mencerminkan kebijakan luar negeri yang serupa dengan Malaysia. PM Anwar tercatat telah tiga kali mengunjungi Rusia dalam dua tahun terakhir. Kedua negara terlihat ingin memperkuat posisi non-blok melalui pendekatan luar negeri yang lebih seimbang, termasuk mempererat hubungan dengan Rusia dan Tiongkok.
Menurut peneliti senior ISEAS-Yusof Ishak Institute, Ian Storey, baik Jakarta maupun Kuala Lumpur tengah mencari cara memperluas keterlibatan ekonomi dengan Moskow meskipun peluang konkret dinilai masih terbatas. Namun pada tahun 2023, perdagangan Rusia dengan negara-negara ASEAN tercatat mencapai rekor tertinggi sebesar USD 22 miliar.
Dalam konteks geopolitik, Indonesia dan Malaysia juga melihat BRICS sebagai forum alternatif di tengah ketidakpastian arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Indonesia kini telah menjadi anggota penuh BRICS, sementara Malaysia berstatus sebagai mitra. Namun bagi Putin kemitraan Malaysia di BRISC merupakan sebuah hal yang perlu diapresiasi, mengingat Malaysia terikat perjanjian sebagai anggota dari FPDA ( Five Power Defence Arrangements) bersama Selandia Baru, Singapura, Australia dan Inggris).
Kini keduanya telah membuat kesepakatan bahwa pengelolaan blok Ambalat dilakukan secara bersama-sama, dan Vladimir Putin pun tersenyum puas.
(diambil dari berbagai sumber berita)
*anwi/ wi/ nf/ 050725
Views: 18