ENAM FAKTOR PSIKOLOGI BELAJAR PESERTA DIDIK

Posted by : wartaidaman 09/04/2025

 

 

 

Dr.H.M.Suaidi,M.Ag.

 

Proses belajar bukan hanya sekadar aktivitas menerima informasi, tetapi juga merupakan interaksi kompleks antara berbagai aspek psikologis dalam diri seseorang.

Thomas F. Staton, seorang pakar pendidikan, mengidentifikasi enam faktor psikologis utama yang sangat memengaruhi efektivitas dan keberhasilan proses belajar.

Keenam faktor tersebut adalah :

1. Motivasi

Motivasi adalah dorongan internal yang mendorong seseorang untuk belajar

Tanpa motivasi, proses belajar akan terasa berat dan tidak bermakna.

Misalnya, seorang siswa yang bercita-cita menjadi dokter akan lebih bersemangat belajar biologi karena memiliki tujuan yang jelas.

Motivasi dapat berasal dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik), seperti dukungan orang tua atau penghargaan dari guru.

Selain itu, motivasi juga meliputi dua hal utama yaitu mengetahui apa yang akan dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut layak untuk dipahami.

2. Konsentrasi

Kemampuan untuk memusatkan perhatian merupakan kunci dalam menyerap informasi secara maksimal, utamanya dalam belajar.

Dalam dunia yang penuh distraksi seperti saat ini, menjaga konsentrasi menjadi tantangan tersendiri.

Seorang siswa yang mampu mematikan ponselnya saat belajar akan mendapatkan hasil yang jauh lebih optimal dibandingkan yang terus-menerus terganggu notifikasi.

3. Reaksi

Staton menekankan pentingnya keterlibatan aktif dalam belajar.

Reaksi dalam hal ini merujuk pada respons siswa terhadap materi yang dipelajari, misalnya dengan bertanya, berdiskusi, atau mencatat poin penting.

Reaksi yang aktif membantu memperkuat pemahaman dan daya ingat siswa.

Inilah mengapa faktor fisik dan mental harus saling terlibat dan konek satu sama lain untuk bentuk reaksi dan respon positif dalam belajar.

4. Organisasi

Informasi yang tersusun rapi, jelas, dan tidak ambigu bisa menjadikan pemikiran lebih mudah diingat.

Belajar tanpa struktur akan menyulitkan dalam menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya.

Misalnya, menggunakan mind map saat belajar sejarah akan membantu siswa menghubungkan antara peristiwa, tokoh, dan dampaknya secara sistematis.

Oleh sebab itu, kemampuan mengorganisir setiap ide atau skemata menjadi salah satu bentuk positif wajib diteruskan.

5. Pemahaman

Menghafal tanpa memahami hanya menghasilkan pengetahuan jangka pendek dan tidak akan berbekas.

Staton menekankan pentingnya pemahaman mendalam agar informasi dapat diaplikasikan dalam konteks berbeda.

Dalam hal belajar unsur pemahaman sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari unsur belajar lainnya.

Ingat pemahaman bukan hanya sekadar tahu, tetapi juga agar subjek belajar bisa memanfaatkan apa yang sudah dipahami.

Misal, seorang siswa yang memahami konsep matematika dapat menggunakannya dalam kehidupan nyata, bukan hanya sekadar menjawab soal ujian.

6. Ulangan (Review)

Ulangan atau pengulangan sangat penting untuk memperkuat ingatan jangka panjang. Tanpa mengulang, informasi akan cepat terlupakan.

Tetapi harus kita cermati bahwa mengulang harus disertai pikiran dan bertujuan agar bisa menjadi bentuk belajar lebih optimal dan lebih baik.

Keenam faktor ini, menurut Staton, saling terkait dan memengaruhi secara keseluruhan.

Bila satu faktor terganggu, proses belajar pun bisa mengalami hambatan.

 

 

*aw/ pjmi/ wi/ nf/ 090425

Views: 10

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *