MELAWAN “KEPUNAHAN” DEMOKRASI

Posted by : wartaidaman 01/04/2024
 
WARTAIDAMAN.com   

 

 

Oleh: Noorhalis Majid  
Ambin Demokrasi  |  

 

Berbagai tulisan dan analisa muncul terkait fenomena demokrasi yang dilakonkan melalui Pemilu 2024. Tidak tanggung-tanggung, bahkan ada yang mengatakan, demokrasi sedang berada di ambang kepunahan. Ditandai penghalalan segala cara untuk mewujudkan ambisi kekuasaan, melahirkan apa yang disebut “dinasti politik”.

Fenomena “Gibran” dalam drama politik 2024, adalah puncak gunung es dari banyak kasus dinasti politik yang terjadi di berbagai level. Tanpa malu, ragu dan kemudian perlahan menjadi “bangga” atas kemunculan dinasti politik yang mengarah pada “politik sakataraan”. Dimana satu garis keturunan keluarga, digiring masuk dalam perebutan politik kekuasaan.

Bila fenomena ini dibiarkan, pastilah demokrasi mengarah pada ambang kepunahan. Karena dengan mudah berbagai syarat, prosedur, mekanisme serta proses, dimanipulasi untuk memuluskan tujuan.

Bahkan “agama” juga akan dimanipulasi guna meyakinkan warga, bahwa “politik dinasti” yang sedang diusung telah mendapat restu dari semesta penjuru, termasuk restu langit yang diwakili para pemuka agama. Walau pun, bisa jadi hal tersebut hanya dicatut, sekedar menegaskan bahwa “agama” saja, membolehkan politik dinasti dilanggengkan selanggeng dan selenggang-lenggangnya.

Adakah yang bisa diharapkan dari politik dinasti?

Jawabnya tentu saja tidak ada, kecuali menyuburkan kerakusan dan keserakahan, hal yang sebenarnya dilawan oleh demokrasi itu sendiri. Sebab yang diinginkan oleh demokrasi, adalah pergiliran kekuasaan yang jujur dan adil, memberikan kesempatan kepada siapapun tanpa ada keistimewaan, sehingga dengan itu kesejehtraan bersama dan peradaban bisa diwujudkan.

Lantas, bagaimana cara melawan agar demokrasi tidak menuju ambang kepunahan?

Mudah saja, jangan pilih politik dinasti. Sekali pun segala sumber daya bisa dimanfaatkan serta didayagunakan untuk memuluskannya.

Tidak ada cara, kecuali lawan!, karena warga berhak atas masa depan demokrasi yang jujur, adil dan setara, yang tidak mengistimewakan siapapun, apalagi atas nama dinasti politik. (nm)

Views: 18

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *