PANDEMI VIRUS DA’WAH

Posted by : wartaidaman 06/08/2023
Oleh: Reza Nasrullah,
wartaidaman.com – 

Salah satu persepsi tentang da’wah yang patut diketengahkan untuk zaman sekarang adalah yang menganggap da’wah sebagai usaha yang tak kenal henti untuk mengajak dan mengarahkan manusia kepada jalan hidup yang diridhoi oleh ALLAH SWT dan memelihara serta selalu meningkatkan kualitas keberadaannya di jalan ALLAH SWT tsb. Sehingga da’wah adalah di atas segala aktifitas hidup lainnya, ia adalah kegiatan hidup ber-islam itu sendiri. Konsekuensinya, kegiatan apapun, berindustri, berdagang, berseni-budaya, terlibat dalam riset dan pengembangan iptek, menjadi dosen/guru, dan sebagainya, yang ditujukan untuk memenuhi arti da’wah di atas adalah juga da’wah itu sendiri.

 Perjalanan da’wah di Indonesia telah menempuh jarak waktu ratusan tahun, sejak kerajaan Demak sampai sekarang. Salah satu hasilnya adalah perlawanan rakyat yang sengit terhadap penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Waktu itu ‘aqidah yang hidup membara telah menggerakkan jasad-jasad pemiliknya untuk siap syahid demi kemerdekaan hidup di atas jalan ALLAH SWT. Namun bila diamati konteks kekiniannya, da’wah masih belum efektif karena ummat masih terbelenggu di bidang pemikiran, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kebijakan-kebijakan sosial serta hukum.

Sikon hari ini menampilkan wujudnya dalam bentuk masih terkotak-kotaknya ummat Islam ke dalam berbagai kardus dengan merknya masing-masing, tak mampunya mereka menghindari lingkungan kerja, belajar, pergaulan sosial, rumah tangga, hiburan, pasar, dan sebagainya, yang penuh dengan fasilitas untuk berbuat dosa, apakah itu judi, minuman keras, pelacuran, korupsi, suap-menyuap, riba, makanan syubhat, pakaian tak berhijab, dan seterusnya. Menghindari saja tidak bisa apalagi menghilangkannya?

Apa sebabnya da’wah kita belum efektif. Banyak alternatif jawaban yang telah dikemukakan para “ahli”. Namun penulis bermaksud meninjau SATU jenis “virus” yang sejak lama menjadi pandemi sedemikian rupa sehingga mampu memandulkan da’wah ini.

Virus : Da’wah kepada golongan

Keadaan ummat Islam di Indonesia terstruktur atas pemahaman terhadap Islam yang berbeda-beda. Sehingga menghasilkan kualitas ‘aqidah dan akhlak serta pelaksanaan ibadah (mahdhoh) yang sangat beragam. Saking banyaknya otak yang memahami syari’ah, maka timbullah kelompok-kelompok yang terbentuk atas dasar fiqh (pemahaman terhadap syari’ah) tertentu. Misalnya NU dengan madzhab Syafi’i-nya, Persatuan Islam (Persis) dengan anti bid’ahnya, Muhammadiyah dengan keluwesan bermadzhabnya, dan sebagainya.

Kelompok-kelompok seperti itulah yang berda’wah dengan berbagai usaha sejak berdirinya sampai sekarang. Ada yang mendirikan rumah-rumah sakit, pesantren-pesantren, yayasan-yayasan yatim piatu, penerbitan buku dan surat kabar/majalah, usaha-usaha ekonomi, mendirikan masjid-masjid, dan seterusnya.

Namun satu hal yang tampak jelas adalah bahwa masing-masing mereka memakai “baju” fiqh yang berlainan ketika melayani ummat dalam kegiatan-kegiatan da’wahnya. Padahal bahan dasar “baju” itu hanya satu, yakni Syari’ah.

Memahami Syari’ah memang tidak mudah. Dibutuhkan kapasitas ilmu yang proporsional untuk menghasilkan pemahaman yang “pas” dengan sikon yang ada. Jadi kalau ada/timbul perbedaan fiqh, itu wajar-wajar saja, karena kapasitas setiap orang tidak sama persis. Maka bila da’wah memakai baju fiqh, ummat akan terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan warna baju fiqh tadi.

Penanggulannya mudah sekali, KALAU MAU. Yakni setiap kelompok harus menanggalkan baju fiqhnya dan mengajak ummat untuk berangkat dari satu titik yang sama, yaitu pemahaman ‘aqidah yang sama, karena da’wah Rasulullaah SAW juga berawal dari sini.

Kemudian yang juga sangat perlu disadari oleh setiap da’i (penda’wah) dari berbagai golongan itu adalah bahwa sebagai penyeru ke jalan ALLAH SWT, IA TIDAK MEWAKILI KELOMPOKNYA, ia sebenarnya MEWAKILI ALLAH DAN RASULNYA, sehingga ajakannya adalah agar orang ikut ALLAH DAN RASULNYA serta menyerahkan loyalitasnya HANYA kepada ALLAH SWT DAN RASULNYA SAW, bukan kepada kelompoknya. Sebab dia dan kelompoknya tidak berhak sama sekali mengklaim sebagai yang paling sesuai dengan ALLAH DAN RASULNYA, kecuali bila dia menganggap kelompok-kelompok selainnya sebagai kafir.

Hanya dengan mengajak ummat untuk menyesuaikan diri dengan pola ALLAH SWT DAN RASULNYA SAW, mereka akan dapat disatukan. Dan ummat akan sembuh dari pandemi virus ini.

 

 

 

RELATED POSTS
FOLLOW US