
WARTAIDAMAN.com
Oleh : Anggun Gunawan
Ketua Serikat Dosen Indonesia
Sehabis aksi kawal bunga tukin dosen di depan Kantor Kemendiktisaintek, saya mendapatkan banyak WA penyemangat dari kawan2 dosen daerah. Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan Papua serta dosen2 yg lagi studi di luar negeri.
Saya melihat betapa sangat rindunya dosen2 tersebut dihargai dengan Tukin oleh negara atas jasa mereka mendidik anak2 muda bangsa di daerah yg jauh dari kekuasaan (Jawa).
Saya diminta jadi koordinator aksi karena kebetulan tinggal di Jakarta. Karena g ada yg mau, saya sanggupi. Hingga jadilah saya sebagai koordinator aksi.
Sejak Jumat pagi 3 Januari 2025, saya sudah suntuk dengarin taklimat kementerian. Sampai di sore hari viral pernyataan Prof Togar bahwa tidak anggaran tukin dosen di tahun 2025 dan dosen bukan pegawai kemendiktisaintek.
Jumat malam teman2 Pejuang Tukin sudah ribut di WAG. Mereka marah dan emosi. Hingga tengah malam diputuskan untuk rancang pernyataan sikap. Tanggal 4 Januari pernyataan sikap disebar ke media.
Tapi dengan pernyataan sikap saja, kawan2 belum puas. Akhirnya diputuskan ada aksi dengan pengiriman bunga protes ke Kemendiktisaintek.
Donasi dibuka. Awalnya cuma 6 bunga. Kemudian support dari berbagai daerah berdatangan. Hingga terkumpul 60 bunga. Hingga minggu malam, keinginan kawan2 daerah untuk mengirim bunga masih saja mengalir. Sampai2 banyak flourist yg menolak pesanan.
Persoalan lain muncul adalah siapa yang akan mengawal bunga2 itu. Dibukalah list pendaftaran. Karena kebanyakan pejuang tukin berada di luar Jawa, banyak yg ngak sanggup berangkat karena kendala biaya.
Akhirnya dapatlah 11 pejuang yg mau datang ke kantor kemendiktisaintek untuk ngawal bunga. Dosen Polimedia Jakarta, Universitas Musamus Merauke, ISBI Bandung, dosen Politeknik Pertanian Pangkep yg lagi s3 di IPB dan dosen Unair.
Ya. Cuma 11 orang untuk kemudian mengawal 60 bunga.
Saya melihat masih banyak dosen yg gengsi ikut-ikutan aksi jalanan. Meskipun dalam hati kecil mereka merasa sangat menginginkan Tukin ini cair.
Bismillah dengan kekuatan 11 orang kami turun aksi.
Senin pagi, saat mau berangkat ke Senayan, saya di-WA Direktur kampus saya untuk menghadap. Beberapa menit kemudian muncul WA dari Wakil Direktur. Isinya WA nya sama. Ingin membincangkan sesuatu dengan saya.
Karena situasi di TKP udah panas karena para kurir bunga melaporkan antaran mereka ditahan oleh security Kemendiktisaintek, saya harus segera sampai ke Senayan.
Sayapun minta izin ke pimpinan kampus tidak bisa menghadap mereka. Saya dipesanin untuk jaga nama kampus selama aksi berlangsung.
Alhamdullah aksi ini mendapatkan antusiasme luar biasa dari media2 nasional. Sejak pagi wartawan sudah stand by di Kantor kemendiktisaintek. Mereka tampak sumbringah melihat satu per satu bunga berdatangan dibawa oleh para kurir dengan sepeda motor. Sampai ada yg nungguin sampai kiriman bunga terakhir datang dari flourist.
Sejak siang sampai malam berita aksi muncul satu per satu di media.
Wartawan yg ngak meliput aksi kemudian me-WA saya untuk mendapatkan siaran pers dan dokumentasi aksi kami.
Sampai malam saya harus melayani para wartawan. Sambil menuntas input nilai mahasiswa yg saya ajar di Universitas Indonesia.
Selain wartawan ternyata juga masuk undangan rapat dari Kantor Staf Presiden. Mereka ternyata mengetahui tentang aksi kami dan ingin mendalami isu ini lebih lanjut di hari Selasa 7 Januari untuk dibawa ke rapat koordinasi kementerian dan lembaga di Rabu 8 Januari.
Saat persiapan, pelaksanaan dan pasca aksi kaprodi2 pada ngontak saya untuk segera input nilai semester. Makin tak karuanlah kesibukan saya.
Di hari Selasa, sehabis rapat jam 2 siang dengan KSP, langsung on air dengan Radio Elshinta. Pas rampung, saya iseng2 lihat IG. Ternyata ada DM dari wartawan Narasi. Hanya jeda beberapa menit, zoom-an dengan Narasi. Selesainya hampir mendekati Magrib.
Malamnya saya kebut input nilai mahasiswa karena jam 00.00 dinihari sistem akan ditutup.
Setelah aksi kemarin, saya melihat banyak dosen-dosen yang tak ingin ketinggalan kereta sehingga kemudian ingin bergabung dalam barisan aksi. Dan menariknya adalah antusiasme itu datang dari para pimpinan perguruan tinggi dan para profesor.
Semuanya ingin Tukin Dosen terealisasi. Dan melihat isu ini sudah jadi isu nasional, mereka pun bersemangat untuk ikut bersuara.
*is/ pjmi/ wi/ nf
Views: 12