
Oleh : Azis Khafia
(Pemoeda Kaoem Betawi 1927)
Ketika peristiwa rapat Akbar atau tabligh akbar 212 di gelar di lapangan monas 2 desember 2016 yang menuntut gubernur Jakarta Ahok untuk diadili, ribuan orang berkumpul, ada yang mengatakan; _”baru kali ini dalam sejarah masa berkumpul di lapangan monas sebanyak ini..”_. komentar tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya tepat, karena tahun 1945 lapangan monas saat ini bernama lapangan Ikatan Atletik Djakarta (IKADA) telah ada peristiwa besar yakni Rapat Raksasa IKADA 19 September 1945 yang dihadiri sekitar 300.000 orang dari Jakarta, bogor, Depok, Tanggerang, cianjur dan sekitarnya tumpah ruah di lapangan IKADA. Bila aksi 212 tahun 2016 lalu di saat teknologi komunikasi sudah sedemikian canggih, sehingga undangan menghadirkan masa dalam jumlah besarpun terbilang lebih mudah, melalui media sosial dan perangkat teknologi lainnya. Namun yang luar biasa justru di era tahun 1945, saat teknologi informasi masih terbatas namun bisa menghadirkan ratusan ribu massa dengan tertib dan rapih meski dalam ancaman senjata jepang. Kehadiran rakyat berduyun-duyun ke lapangan Ikada (monas saat ini) tidak lain karena kecintaan terhadap bangsa dan negaranya. Baru satu bulan proklamasi kemerdekaan (17 agustus 1945) namun tentara jepang masih bercokol di Indonesia dan kerap bentrok dengan pemuda indonesia. Presiden Soekarno, Bung Hatta dan para menteri mengadakan rapat untuk membahas kondisi bangsa yang masih seuumur jagung namun masih mengalami rongrongan dari penjajah. Karenanya para pemuda Indonesia termasuk Pemoeda Kaoem Betawi mendorong Pemerintah untuk bertindak tegas terhadap penjajah yang masih saja bercokol di Indonesia. Para pemuda menggerakan rakyat untuk mendesak pemerintah sekaligus memberi dukungannya agar Indonesia makin mandiri dan memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa kemerdekaan Indonesia adalah keinginan rakyat indonesia, bukan pemberian penjajah. Pesan rapat raksasa di Lapangan Ikada antara lain sebagai berikut :
_Pertama_, Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah Republik Indonesia dengan rakyatnya. _Kedua_, Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah Republik Indonesia terhadap rakyat. _Ketiga_, Menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasib dengan kekuatan sendiri. _Keempat_, Rakyat mendukung pemerintah yang baru terbentuk. Buktinya, setiap instruksi pimpinan mereka laksanakan. Demikan pesan sejarah yang harus kita hidupkan kembali ditengah situasi bangsa yang saat ini masih dalam dinamika dan rongrongan baik dari dalam dan luar.
*anwi/ wi/ nf/ 190925
Views: 14