
WARTAIDAMAN.com
Oleh : Harto Malik
Ada pemilih pilih menangnya, tidak memilih yang baik dan benar, karena yang menang belum tentu baik dan benar, mereka rasa bangga bila pilihan mereka menang dan mereka merasa benar kalo pilihan mereka menang.
Pilih menang ini adalah pilihan bagi mereka yang punya kepentingan, kepentingan jabatan, kepentingan usaha, bisnis atau proyek, mereka yang berada di zona nyaman, mereka penikmat, atau mereka yang ditekan oleh pimpinan, mereka yang cari aman, biasa dilakukan oleh tokoh politik , partai politik yang cari aman untuk kekuasaan, mereka ini tidak memperdulikan apakah paslon mereka baik dan benar, melanggar hukum, mereka selalu membela paslon mereka dengan berbagai argumen, benar ataupun bohong.
Kelompok ini biasa pilih paslon yang incumbent atau didukung oleh incumbent, penerus incumbent atau didukung oleh oligarki, analisa diatas kertas paslon incumbent atau yang didukung incumbent atau oligarki kemungkinan besar menang, karena mereka memanfaatkan jabatan mereka untuk memaksimalkan sumber daya yang ada, baik dana maupun jaringan, dengan cara sesuai aturan atau melanggar aturan (curang).
Paslon incumbent memang sulit dilawan dan punya peluang menang, karena seluruh sumber daya pemerintah dipakai, aparat, program, bahkan dana pemerintahan digunakan untuk membantu kemenangan, pemilih menang yakin paslon ini menang.
Pemilih yang memilih paslon yang baik dan benar walaupun belum tentu menang, kelompok ini adalah kelompok yang memang secara nurani mereka rela berjuang untuk perubahan, biasa mereka dari paslon oposisi, sumber daya & dana mereka terbatas atau minim tidak sebesar paslon diatas, mereka tidak takut kalah, yang penting pilihan mereka baik dan benar atau mendekati, paslon yang mereka pilih mendekati kebenaran baik secara hukum agama ataupun hukum negara, tidak korupsi atau kurang korupsinya, kurang bohongnya, kurang nepotisme dan lebih berpihak ke masyarakat.
Paslon ini biasa didukung ulama yang oposisi, ulama pelawan kebijakan-kebijakan pemerintah, karena kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Manusia memang tidak ada yang sempurna, semua punya kekurangan, karena manusia tempat salah atau khilaf, tapi setidaknya kita pilih paslon yang mendekati kebaikan dan kebenaran sesuai hukum agama, Paslon yang lebih Tablig, Sidiq, Amanah, Fatonah, paslon yang lebih paham ilmu agamanya dan lebih menjalankan syariat agamanya.
Masyarakat sebenarnya bisa menilai paslon mana yang mendekati kebaikan dan kebenaran, dengan berbagai tolak tolak ukur, seperti ;
Di periode pemimpin siapa bbm naik terus?
Di periode pemimpin siapa sembako naik terus?
Di periode pemimpin siapa yang banyak bohongnya ?
Di periode pemimpin siapa, suara Adzan Mesjid diatur, isi khutbah diatur ?
Di periode pemimpin siapa yang terang-terangan ulama dan habaib ditangkap dan dilarang, suaranya dibungkam ?
Di periode pemerintahan siapa banyak hukum dilanggar untuk kepentingan jabatan / pribadi / kelompok ?
Di periode pemimpin siapa hukum tebang pilih, korupsi, kolusi, nepotisme semakin menjadi ?
Di periode pemimpin siapa penghinaan terhadap Agama Islam bermunculan ?
Masyarakat harusnya bisa menilai paslon mana yang didukung atau bahkan keluarga dari pemerintahan yang ada.
Masyarakat harusnya bisa menilai partai mana yang selama berkuasa kebijakannya lebih banyak menyusahkan masyarakat.
Nah apakah anda termasuk kelompok yang memilih paslon menang, atau kelompok yang memilih paslon yang baik dan benar.
Siapapun pilihan kita pastinya semua ada perhitungan dan tanggung jawabnya.
Ayo kita ajak masyarakat memilih yang baik dan benar, jangan memilih hanya karena menangnya, tapi tidak baik dan benar, hanya karena uang dan iming-iming proyek dan jabatan.
24
Views: 24