WARTAIDAMAN.com
Oleh: Reza Nasrullah
Tahukah anda bahwa partai politik pertama dan paling tua yang didirikan adalah Partai Iblis? Ia sekaligus menjadi presiden pertama dan anggota kader pertama. Ia mendirikan partai secara sendirian namun penuh keyakinan akan membesar sedemikian rupa sehingga manusia dan jin sepanjang zaman sampai kiamat tiba akan menjadi kader aktif dan pasif serta simpatisan yang setia.
Ia menjadi partai oposisi terhadap Sang Maha Pencipta Alam Semesta sendiri yakni Allah swt. Sedangkan Adam as beserta semua keturunan beliau adalah Partai Manusia yang diserahi mandat oleh Allah swt untuk memakmurkan kehidupan dunia di bumi berdasarkan petunjukNya berupa pedoman hidup paripurna yang meliputi 100% aspek kehidupannya.
Sejak Iblis membangkang kepada perintah Allah swt agar tunduk hormat kepada Adam as, maka terbentuklah dua kubu yang ditakdirkan akan terus bertarung demi kepentingan masing-masing. Partai Iblis memperjuangkan kepentingan agar sebanyak mungkin manusia-musuhnya-ikut dia masuk siksaan api neraka yang telah dipastikan buat dia. Namun dia tidak rela masuk sendirian. Maka dia telah mendeklarasikan manifesto politiknya sebagaimana disitir oleh Al-Qur’an surat 7 ayat 16-17,”Iblis menjawab:”karena Engkau telah menghukum saya tersesat, maka saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalanMu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur(ta’at)”. Sedangkan Partai Manusia akan selalu berjuang untuk selamat dari tipu daya Partai Iblis dan mati dalam keadaan muslim sehingga terbebas dari api neraka dan masuk surga.
Kedua partai telah bertarung dalam pemilu yang berlangsung setiap detik sejak keduanya tidak berhak lagi tinggal di surga dan Partai Manusia diberi mandat untuk mengelola kehidupan di bumi sesuai petunjukNya berupa syari’at Allah swt. Partai Manusia diberi senjata berupa akal dan syari’at dari Allah swt agar bisa melaksanakan mandat tersebut dan melawan godaan serta tipudaya Partai Iblis. Menurut pemahaman ulama, presiden Partai Iblis yakni Iblis sendiri tidak pernah mati sampai kiamat nanti. Akibatnya dia punya pengalaman sedemikian banyak dalam perangnya memperdayakan manusia. Sedangkan manusia dibatasi usianya sampai waktu tertentu sehingga harus selalu ada pembaharuan kesadaran dari generasi ke generasi tentang musuhnya yakni Partai Iblis ini. Namun Allah swt terus memberikan bimbingan dan peringatanNya sepanjang zaman dengan selalu mengutus para nabi dan rasul serta penerus mereka sehingga selalu ada sekelompok manusia yang akan mengajak manusia lain yang tersesat akibat tipudaya Partai Iblis untuk kembali ke jalan hidup sebagai manusia.(Al-Qur’an surat Al-Ma’idah:54).
Demikianlah sejarah hidup manusia sejak nabi Adam as sampai sekarang dan nanti akan selalu diwarnai oleh pemilu politik tingkat tinggi yang akan menentukan selamat tidaknya setiap individu manusia di akhirat nanti, antara selamat masuk surga atau celaka masuk neraka. Partai Iblis telah berhasil merekrut anggota kader dan simpatisan baik dari kalangan jin yang sejenis dengan dirinya maupun dari manusia. Manusia yang telah menjadi kader paling dan sangat setia kepada Partai Iblis adalah Partai Zionis yang bermarkas di Israel, sebuah negara yang didirikan di atas negara Palestina. Partai Zionis dengan ideology Zionismenya benar-benar menjadi turunan Partai Iblis berdasarkan dokumen The Protocols of Zion yang pernah bocor ke publik dunia. Inti dokumen itu adalah bagaimana memperbudak manusia dengan menjauhkan mereka dari agama yang percaya kepada yang ghaib dan menggiring mereka semua kepada ‘agama’ sekularisme dan materialisme.
Rekayasa Sosial Iblis menjelang diutusnya Nabi Muhammad saw.
Kehidupan ideologi-politik-ekonomi-sosial-budaya-pertahanan dan keamanan menjelang diutusnya Nabi Muhammad saw benar-benar merupakan hasil rekayasa sosial Iblis yang panjang. Lima ratusan tahun sejak usainya da’wah Nabi Isa as, manusia di mana-mana saat itu betul-betul dikuasai oleh hawa nafsu, kelalaian dari petunjuk Allah swt dan kezaliman di antara mereka merajalela. Manusia menyembah sesama mereka, atau harta, atau jabatan, atau hawa nafsu, atau yang paling buruk benda-benda patung buatan tangan mereka sendiri. Yang kuat menindas yang lemah sehingga terjadilah perbudakan di mana-mana. Tidak terkecuali di dua negara superpower saat itu yakni Persia dan Romawi. Sedangkan keadaan di jazirah Arabia khususnya Makkah dan sekitarnya hanya menjadi lalu lintas perdagangan dan tidak diperhitungkan sama sekali karena dianggap tidak punya potensi yang berarti bagi kedua superpower. Masyarakatnya dipenuhi oleh fanatisme kekabilahan, perbudakan, penyembahan berhala, kebiasaan membunuh anak wanita, dan berbagai perilaku buruk lainnya, yang benar-benar menggambarkan keberhasilan Partai Iblis dalam merekrut kader dan simpatisan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pada saat itu untuk sementara partai yang mengajak ke neraka ini unggul dalam perolehan suara di kalangan manusia.
Partai Da’wah Nabi Muhammad saw
Dengan ke Maha Pengasih dan PenyayangNya, Allah swt berkenan mengutus seorang Nabi dan Rasul untuk menyelamatkan hamba-hambaNya dari bencana terbesar kemanusiaan yakni kesesatan dan kebodohan tentang petunjuk Allah swt. Maka dilantiklah Muhammad sebagai utusanNya yang sekaligus mendeklarasikan berdirinya partai manusia penerus para nabi dan rasul sebelum beliau dengan metoda yang dipakai adalah: da’wah.
Intinya beliau mengajak semua manusia baik yang tertindas maupun yang menindas untuk kembali menyadari kemanusiaan mereka sebagai ciptaan dan hamba Allah swt dan kembali kepada tujuan hidup mereka yang selama ini telah dibelokkan oleh Partai Iblis sehingga kacau-balau dan berantakan. Kepada mereka yang zalim beliau memperingatkan dengan ancaman siksaan api neraka yang dahsyat seandainya tidak mau sadar dan malah berlaku sombong dengan terus berbuat zalim. Sedangkan kepada yang dizalimi beliau memberi mereka harapan dan janji Allah swt bila mereka sabar dan membersihkan diri dari kemusyrikan dan perbuatan dosa.
Demikianlah Partai Da’wah Nabi Muhammad saw sedikit demi sedikit tumbuh, pelan namun pasti, berhasil mengajak banyak pengikut sampai akhirnya harus hijrah ke Madinah karena para kader Partai Iblis yang belum sadar dan masih mabuk oleh bisikan-bisikan iblis malah bereaksi hendak menumpas Nabi dan para pengikut beliau. Padahal beliau dengan partai da’wahnya justru bermaksud menyelamatkan mereka dari ancaman api neraka. Setelah secara hukum social partai da’wah dianggap oleh Allah swt sudah memadai untuk melawan musuhnya dengan kekuatan fisik, maka terjadilah perang militer berkali-kali. Sejarah selanjutnya adalah milik Partai Da’wah Nabi dengan berjayanya Islam dari jazirah Arabia menyebar ke seluruh dunia sampai mencapai dua pertiga bola bumi, da’wah telah tersampaikan dalam kurun waktu 1300 tahun(abad 6-19 masehi). Tak terkecuali da’wah ini telah sampai di Indonesia.
Partai Da’wah di Indonesia
Pergulatan antara kesesatan melawan kebenaran Islam di Indonesia telah berlangsung ratusan tahun sejak pertama kali Islam masuk ke kepulauan Nusantara, diikuti dengan penjajahan Belanda dan Jepang, zaman kemerdekaan dan terkini adalah zaman reformasi.
Kezaliman yang telah berurat-berakar sebagai hasil rekayasa social Partai Iblis yang cukup lama namun tekun dijalankan adalah virus Korupsi-Kolusi-Nepotisme(KKN) yang sampai zaman reformasi sekarang pun masih ramai diwacanakan dan belum ditemukan obatnya yang efektif. Namun bencana terbesar dalam sejarah Indonesia bukanlah virus KKN ini melainkan rusaknya-tergerogotinya-menipisnya-hilangnya iman manusianya kepada Tuhan Yang Maha Esa(Allah swt) sehingga tidak punya lagi rasa takut atas ancaman siksa api neraka nanti di akhirat dan tidak punya rasa berharap kepada ganjaran pahalaNya berupa kenikmatan surga.
Saat ini Partai Iblis sementara memperoleh suara terbanyak di kalangan manusia pemilih di Indonesia yang dibuktikan oleh belum tegaknya Islam sebagai acuan dan pedoman bagi segala aspek kehidupan manusia Indonesia. Meskipun secara statistik mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, namun oleh berbagai masalah yang membelitnya, para muslim ini belum bisa menjadikan Islam sebagai pemegang kedaulatan atas diri mereka. Partai-partai berideologi Islam atau yang berbasis massa Islam umumnya terjebak pada pergulatan meraih kekuasaan politik tingkat rendah yakni kursi presiden Republik Indonesia atau menguasai mayoritas kursi di parlemen. Mereka justru tidak tertarik untuk berda’wah demi menyelamatkan mayoritas manusia Indonesia dari ancaman siksa api neraka dengan mengajak mereka kepada tauhid dan amal sholih. Konsekuensi logisnya partai-partai itu saling berpecah-belah dan tidak pernah bisa bersatu padu melawan kemusyrikan, kekufuran, kejahiliyahan/kebodohan tentang Islam, kemaksiatan, kezaliman KKN, sekularisme, materialisme, hedonisme, hegemoni AS, dan berbagai perwujudan Partai Iblis lainnya. Karena yang diperebutkan adalah kue duniawi yang terbatas baik ruang maupun waktunya, maka tidak ada jalan lain selain mencari menang sendiri. Akhirnya syi’ar Islam yang tercantum dalam anggaran dasar dan rumah tangga partai-partai tersebut hanya sekedar symbol yang hampa dan sekedar komoditas retorika politik. Dan keadaan ini adalah yang diinginkan oleh Partai Iblis. Dia selalu berkepentingan untuk melestarikannya.
Strategi Partai Da’wah dalam Pemilu 2024
Menyelamatkan Indonesia dari kehancuran bukan hanya dalam kehidupan duniawi manusianya namun lebih penting lagi dari masuk jurang api neraka nanti di akhirat adalah visi Partai Da’wah dalam kiprahnya ikut pemilu 2024.
Bagaimanapun harus dipahami bahwa keterpurukan kita saat ini bukan hasil pengrusakan secara instan, sehingga tidak bisa disembuhkan secara instan pula. Ia adalah hasil dari suatu proses rekayasa sosial yang sangat canggih yang berlangsung dalam waktu sangat lama. Bukan hanya sebatas 32 tahun kekuasaan Orde Baru, namun lebih jauh lagi ke belakang. Karena esensinya adalah penyesatan dan pembelokan manusia dari jatidiri kemanusiaannya. Ia adalah proses penghancuran fitrah insani yang sangat gigih sedemikian rupa demi jauhnya kita dari tauhid kepada Allah swt sejauh-jauhnya sehingga tidak bisa kembali. Bahkan lebih hebat dari itu adalah agar manusia Indonesia menentang dan memusuhi Allah swt dengan segala ajaranNya baik terang-terangan maupun terselubung. Bahkan ketertipuan yang terparah adalah manakala mereka yang menentang ini justru merasa paling sesuai dengan ajaran Islam. Memang tidak ada orang yang tertipu sadar akan ketertipuan.Karena penipu(Iblis) pasti tidak pernah berkata:”saya akan menipu kamu, mau ngga?”.
Sebagai contoh kasus TERBESAR adalah penjajahan oligarki yang saat ini sangat ramai dibicarakan orang. Semua kita sangat ingin penjajahan oligarki yg mengandalkan senjata berupa politik uang plus segala turunannya (karena “segalanya bisa dibeli dengan uang”) bisa dibasmi sampai akar-akarnya dalam waktu sesingkat mungkin.
Metode Da’wah Nabi sesungguhnya telah memberi kita pelajaran yang sangat berharga tentang bagaimana caranya melawan kezaliman(penyuap/caleg/capres/cagub/cabup/cawalkot/dsb) politik uang oligarki dan menegakkan keadilan (rakyat pemilih yg disuap selamat dari menerima suap). Beliau mengajak semua pihak, baik pelaku kezaliman maupun korbannya untuk beriman kepada Allah swt, untuk bertauhid kepadaNya, untuk yakin kepada pertanggungjawaban akhirat. Di saat hampir tidak ada orang atau pihak yang bersih 100% dari politik uang/penyembahan uang-KHUSUSNYA dalam tataran politik. Mampukah partai-partai ber-ktp Islam melawan kezaliman politik uang oligarki dengan politik uang yg setara atau bahkan lebih canggih? Atau melawannya dengan metoda da’wah Nabi?
Bagi Partai Da’wah, amar ma’ruf nahi munkar pada momen sejarah seperti sekarang ini adalah dengan menyuarakan secara lantang peringatan Allah swt kepada para politik uang (penyuap demi jabatan) akan siksaan api neraka yang sangat dahsyat, dan sebaliknya menyuarakan dengan lantang pula akan janji surga dari Allah swt bagi siapa saja yang tidak mau ikut arus penyembahan uang dan memilih hidup yang penuh amanah dan kejujuran meskipun akibatnya sederhana dalam pemilikan materi kekayaan.
Partai Da’wah harus berjuang sekeras-kerasnya untuk mengajak sebanyak mungkin orang untuk bertauhid kepada Allah swt dan memutuskan hubungan sama sekali dengan para penyembah uang, sedemikian rupa sehingga mereka kehilangan pendukung dan akhirnya jatuh dengan sendirinya karena tidak ada atau sangat sedikit yang mau disuapi oleh uang oligarki. Semua ini hanya mungkin terjadi manakala semua orang bisa diajak untuk beriman kepada akhirat. Karena dengan iman kepada akhirat mereka tidak akan tertipu lagi oleh gemerlapnya dunia yang hedonistis yang selama ini menjadi senjata andalan para pelaku politik uang dalam menarik simpati para pendukungnya/basis massanya.
Maka demi meraih dukungan dan simpati para pemilih dalam pemilu 2024 nanti, Partai Da’wah harus menyadari bahwa obyek da’wahnya sangat heterogen dan rumit. Namun semua kerumitan dan heterogenitas ini akan bisa diatasi dengan adanya kenyataan bahwa logika pilihan politik obyek da’wah terdiri atas delapan kategori yang masing-masingnya akan diuraikan dalam bentuk strategi berikut ini:
Strategi pertama:berdialog secara ideologis
Ada kalangan manusia Indonesia yang memiliki kesadaran ideologis yang tinggi. Apapun ideology mereka, Partai Da’wah bisa mengajak mereka berdialog dalam konteks ini dan menawarkan ideologi yang berlaku universal bagi segenap manusia di muka bumi ini, yakni ideologi keadilan. Mereka biasanya adalah para tokoh politik dan organisasi massa. Jumlah mereka sedikit namun punya pengaruh yang luas di masyarakat.
Strategi kedua: berdialog dengan para tokoh
Sudah merupakan sunnatullah bahwa kehidupan social manusia selalu terbagi menjadi dua lapisan, yakni lapisan massa dan elit. Lapisan elit terdiri atas para tokoh dengan berbagai jenis ketokohan. Ada tokoh politik, tokoh budaya, tokoh pendidikan, tokoh agama, tokoh buruh, tokoh petani, dan seterusnya. Setiap tokoh memiliki massa sesuai dunia masing-masing. Hubungan khusus antara elit dengan massa adalah kepentingan, kharisma, dan atau saling mencintai. Maka Partai Da’wah bisa mengefektifkan da’wahnya melalui para tokoh ini, karena berdialog dengan para tokoh akan lebih memudahkan demi diteruskannya pesan-pesan da’wah tersebut oleh tokoh ke massanya. Jadi yang menerjemahkan bahasa da’wah ke dalam dunia pertanian, misalnya, adalah para tokoh petani yang telah mendapat pesan dan dialog dengan Partai Da’wah.
Strategi ketiga:berda’wah lewat media massa
Indonesia yang begitu luas dengan jumlah penduduk yang sangat banyak tentu saja sulit dicapai oleh pesan-pesan da’wah secara tatap muka langsung karena jumlah kader Partai Da’wah tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah penduduk tsb. Maka media massa dan internet adalah alat yang sangat bisa membantu mengatasi kendala ini. Tentu saja dibutuhkan saling pengertian dan kerjasama dengan para pengelola media massa online (internet/medsos maupun offline) agar pesan-pesan da’wah bisa dititipkan lewat mereka. Jika Partai Da’wah gagal membangun saling pengertian dengan media massa maka dipastikan tidak akan terbangun kerjasama yang saling menguntungkan kedua pihak, maka missi da’wah pun akan terganjal oleh kendala di atas. Akibat akhirnya adalah gagalnya Partai Da’wah menyelamatkan Indonesia baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang.
Strategi keempat: berkhidmat secara nyata(pragmatis)
Ada kalangan rakyat Indonesia yang menjadi korban kezaliman sehingga tertinggal jauh dalam pendidikan. Sedemikian rupa sehingga cara berfikirnya sangat sederhana. Mereka tentu saja sulit menangkap pesan-pesan da’wah yang umumnya menuntut banyak berfikir, sedangkan kebutuhan primer mereka menyulitkan hidup sehari-hari. Mereka membutuhkan sentuhan nyata berupa bantuan sandang-pangan dan kesehatan gratis. Inilah bentuk komunikasi da’wah yang sederhana namun bila dikemas dengan bahasa yang hikmah akan mampu membimbing mereka kepada hidayah Allah swt. Tentu saja Partai Da’wah bukan seperti partai politik umumnya yang mengemas bantuan pragmatisnya hanya untuk kepentingan sesaat. Setelah mereka memberikan suara dalam pemilu, mereka pun ditinggal dan dilupakan. Bagi Partai Da’wah, suara adalah nomor dua. Yang utama dan pertama adalah menarik simpati rakyat untuk menerima pesan-pesan da’wah tauhid.
Strategi kelima: Memanfaatkan momentum historis
Sejarah hidup setiap individu berbeda-beda. Namun sejarah hidup pribadi itu sangat berpengaruh atas sikap, perilaku, cita-cita, dan pilihan politiknya. Sekumpulan manusia di suatu desa juga biasanya memiliki sejarah bersama yang tersendiri. Bagaimanapun Partai Da’wah harus memahami lebih dulu hakikat sejarah ini sebelum mengajak mereka kepada tauhid. Dengan demikian akan terjadi ketersambungan rasa antara sejarah suatu masyarakat dengan pesan-pesan da’wah sehingga mereka akan mau mencernanya.
Strategi keenam:Mendekatkan suasana da’wah dengan budaya
Budaya suatu masyarakat adalah termasuk kebutuhan primer seperti tutur kata kesopanan, apa yang menyenangkan/disukai, apa yang dibenci, seni apa yang merupakan menu rutin mereka, cara berpakaian, makanan kesukaan, dan sebagainya, semuanya harus dipelajari dengan cermat dulu sebelum da’wah dilancarkan. Bisa jadi da’wah akan mengubah budaya-budaya yang tidak islami. Namun cara ‘masuk’ ke dunia budaya yang akan diubah itu harus sehikmah mungkin. Karena fitrah manusia tidak sama dengan mesin yang kalau mau diubah tinggal setel saja. Termasuk politik uang (suap-menyuap) yang benar-benar telah membudaya, harus diubah sehikmah mungkin. Hikmah di sini bukan bermakna Partai Da’wah harus merelakan kadernya bermain-main politik uang juga demi meraih simpati para pencinta/penyembah uang.
Strategi ketujuh: Memanfaatkan terbentuknya jaringan anggota
Dalam perjalanan da’wah biasanya akan terbentuk anggota kader yang berasal dari beragam latar belakang social dan profesi. Maka da’wah bisa disebarkan pesan-pesannya lewat anggota yang tersebar tadi. Jika ada anggota yang pegawai negeri di suatu dinas, maka dia bisa diminta menyebarkan pesan-pesan da’wah di lingkungan dinasnya. Jika ada seorang anggota sebagai kepala desa A, maka beliau juga bisa diberdayakan untuk menyebarkan da’wah di desa beliau tersebut. Demikianlah upaya da’wah bisa disebarkan oleh siapa saja dengan cara yang paling sederhana, misalnya hanya menampilkan akhlak yang baik saja di lingkungannya, maka orang lain akan terda’wahi. Cukup tidak terlibat suap-menyuap , maka para peyembah uang akan terda’wahi hatinya.
Strategi kedelapan: Memanfaatkan masa kampanye dalam pemilu
Masa kampanye merupakan momentum da’wah yang sangat bermanfaat bagi Partai Da’wah. Ini merupakan salah satu alasan penting mengapa Partai Da’wah harus ikut pemilu. Dengan tema kampanye yang tepat, lokasi yang strategis, pembicara yang pas, akan banyak massa yang bisa diajak hadir demi menerima pesan-pesan da’wah. Di sini Partai Da’wah berkesempatan mempublikasikan secara sangat luas visi dan misi serta program kerjanya memberantas KKN(KKN adalah budaya nyata para penyembah uang), misalnya. Ketika semua orang lain selalu terjebak dalam retorika semata, Partai Da’wah tampil dengan kesiapan para kadernya untuk melaksanakan semua retorika politiknya. Sehingga terjadi satunya kata dengan perbuatan. Tatkala semua lembaga publik telah terkena virus KKN(suap-menyuap demi jabatan), maka solusinya adalah mengganti manusia-manusia di lembaga-lembaga itu dengan orang-orang yang telah ‘dibersihkan’ oleh keimanan dan taubat kepada Allah swt. Sebab tidak ada hukum anti KKN buatan manusia yang dapat mengendalikan hati manusia selain kesadaran iman. Hati yang hampa dari Iman akan bisa dibeli dengan uang sehingga dictum anti KKN dalam Undang-undang kandas. Inilah isu sentral Partai Da’wah dalam setiap kampanyenya, di manapun dan kapanpun. Namun jika manusia-manusia yang tadinya pencinta budaya KKN mau beriman dan bertaubat maka sangat tidak perlu diganti dengan personil baru dari luar. Inilah suatu operasi penyelamatan negara tanpa kekerasan, penuh kedamaian, sangat manusiawi, penuh kasih-sayang karena mengkuatirkan nasib mereka di akhirat nanti. Maka hanya kader sejati Partai Iblis yang akan menentangnya habis-habisan dengan memicu tindak kekerasan dan terror lalu melemparkan fitnah ke mana-mana. Sedangkan yang setengah kader apalagi sekedar simpatisan(tentu sambil tidak menyadarinya) akan mudah tersadar dan kembali ke fitrah kemanusiaannya.
Persatuan Partai-partai Islam:Partai Da’wah
Partai-partai yang menyebut dirinya Partai Islam adalah yang paling patut menerapkan salah satu ajaran Islam yakni berda’wah. Dan mereka pulalah yang paling tidak patut jika terlibat dalam pertentangan satu sama lain demi kekuasaan politik rendahan seperti jumlah kursi di parlemen, jabatan presiden dan wakilnya, atau menteri-menteri, dan sebagainya.
Kedelapan strategi di atas tidak mungkin dijalankan oleh hanya satu Partai Islam. Maka formula Partai Da’wah bisa dijadikan platform bersama demi bersinergi dalam meraih kemenangan politik dalam Pemilu 2024. Sebab setiap Partai Islam memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sepatutnyalah mereka saling berukhuwwah dengan saling mengisi kekurangan dan saling memperkuat dalam hal kelebihan yang dimiliki.
Formula ini tidak mewajibkan semua Partai Islam melebur menjadi satu partai. Mereka tetap eksis dengan nama dan jati diri masing-masing. Yang dibutuhkan dari setiap partai ini hanya dua hal: (1) Siap bersinergi dan saling kerjasama dalam menyampaikan pesan-pesan da’wah tauhid dalam konteks pemilu 2024;(2) Menyerahkan perolehan jumlah suara kepada Allah swt yang akan menilai keikhlasan dan kualitas serta kuantitas amal da’wah setiap kader/anggota masing-masing partai tsb.
Maka akan terjadi suatu pemandangan politik yang sangat indah ketika ummat menyaksikan Partai-partai Islam berkampanye bersama, saling membantu, saling menutupi kekurangan saudaranya, dan tidak bertengkar karena takut kehilangan suara pemilih. Mereka akan selamat dari sifat fanatik golongan(ashobiyah kepartaian) yang bersifat memecah-belah ukhuwwah.
Penulis yakin, hanya dengan formula Partai Da’wah inilah Indonesia bisa diselamatkan dari kehancuran total dunia-akhirat akibat rekayasa social Iblis. Tinggal terpulang kepada kita semua, maukah kita selamat bersama? Jika mau, mari kita wujudkan Partai Da’wah ini dengan menuntut setiap Partai Islam untuk menerapkannya.
Wallahu a’lam bishowab.