Edisi Spesial 13 Tahun The Raid. Film Aksi The Raid Kini Sudah “Berusia” 13 Tahun

Posted by : wartaidaman 30/03/2024
 
WARTAIDAMAN.com   

 

 

The Raid dikenal sebagai film aksi Indonesia kelas atas pada masanya bahkan hingga sekarang. Dengan mengusung konsep plot seperti Die Hard, The Raid berhasil mengemas film dengan intensitas emosi dramatik yang tinggi.

Hal ini membuat The Raid punya standar sinema yang cukup berkualitas pada penceritaannya. Namun disamping aspek naratif tentu aspek sinematik mendukung jalannya penceritaan yang membuat film ini makin solid.

Duet kedua sinematografer di film ini mengungkapkan kesulitan mereka untuk mengambil gambar saat proses shooting. Dengan film aksi yang peradeganannya dinamis, Matt Flannery bersama Dimas Imam Subhono memutar otaknya untuk tetap merealisasikan konsepnya sebagai sinematografer.

Pencahayaan adalah satu hal yang di highlight saat proses produksinya. Mereka memikirkan bagaimana menjaga kontinuitas cahaya selagi kamera selalu bergerak disertai berbagai adegan pertarungan yang cukup kompleks.

Selain itu masalah lain terjadi saat kamera berputar 180 derajat dan bergerak secara merespon. Akhirnya kru lighting mau tidak mau mengakali cara menaruh lampu-lampunya agar tidak bocor saat di frame.

Akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan long pole dengan menempelkan lampu di sebuah tiang panjang yang dipegang dan selalu membelakangi kamera mengikuti pergerakan.

Dari situlah aspek cahaya tetap terjaga dalam eksposure nya namun tidak mengurangi estetika di gambar karena kebocoran tiang lampu.

Hal yang menarik lainnya adalah Evans menginginkan konsep visual dengan gaya semi-dokumenter agar penonton mendapat rasa realis saat menontonnya.

Akhirnya sang camera operator memutuskan untuk tidak menggunakan alat penyeimbang seperti steadicam. Handheld adalah satu keputusan yang paling pas untuk menjaga keorganikan movement karena goncangan-goncangan natural yang diakibatkan oleh pergerakan tangan cameramen.

Namun tetap ada beberapa shot yang mengharuskan kebutuhan gaya movement yang stabil. Alih-alih menggunakan dolly track atau gimbal, Fig Rig ditetapkan untuk menjadi alat penyeimbangnya.

Penggunaan Fig Rig dirasa tepat karena set lokasi dan peradeganan dirasa tidak memungkinkan jika memakai dolly track. Dengan Fig Rig, kestabilan masih tetap dicapai tanpa mengurangi fleksibilitas kamera karena bentuk alatnya yang sangat fleksibel.

Dari segala aspek itulah aspek visual bisa terpenuhi, gambar stabil serta pergerakan yang dinamis berhasil diraih di tiap shot-shotnya. Mood semi dokumenter juga tercapai karena keputusan dari tim produksi saat proses pengembangan filmnya.

Sc : Detik

RELATED POSTS
FOLLOW US