Sensasi Satria Pratama: Bandol Ogah Jadi Cyber Army

Posted by : wartaidaman 14/07/2025
 
WARTAIDAMAN.com   

 

 

 

“Baik, kalau kita sudah sepakat. Segera hubungi UD.”

“Ustad Udje maksudmu?”

“Ustad Difa. Dia kan, kita tunjuk sebagai tuan rumah dalam proposal yang diusulkan oleh UG.”

“Oh begitu. Baru jelas sekarang. Memang di samping masing-masing kita ingin kopdar di rumah UD.

Kita harus mengirim postingan sebanyak mungkin, serta memasuki masing-masing lapak dengan memberikan komen dan respon yang hangat, khususnya mengenai kopdar di rumah UDje, eh UD maksudnya.”

“Waktu sudah semakin mendesak mudah-mudahan, walaupun Bandol menghilang bak ďi telan bumi, tetapi masih mau ol.

Minimal kalau menjadi pembaca pasif, kan Bandol bisa tahu, betapa kita menginginkan dia kembali, bersama kita.

Bandol kita semua sayang kamu. Kami semua kehilanganmu. Kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami hanya ingin kau kembali. Bandol ….”

“Sudah-sudah, kok jadi melo begitu. Ayo kita jalankan rencana kita. Go go go.”

Malam meononton laga bola, kali ini terasa lain. Sambil menunggu laga bola dimulai, mereka akan mendengarkan arahan UG untuk menemukan keberadaan Bandol. UD sudah menyanggupi untuk menjadi tuan rumah pertemuan, sesuai usul yang disampaikan UG.
UD memang menyanggupi mempersiapkan segalanya, bahkan sampai mengadakan pesta kebun untuk bukan hanya kopdar tetapi juga nobar, sekaligus neban. Kopi darat bersama kawan kawan dumay. Nonton bareng laga bola. Nemukan Bandol via pesta kebun. UD menyediakan banyak belimbing untuk itu.

Kabarnya Bandol suka kiriman belimbing dari UD. Bukan begitu saja, para tetangga Bandol juga suka. Bandol sering minta kiriman belimbing banyak ke UD.

UD terkadang sampai kewalahan dibuatnya. Itu yang ditemukan UG di rumah Bandol. Hal yang tidak pernah diperhatikan orang-orang yang mencari Bandol selama ini.

“Hari sudah lewat tengah malam, mengapa UG belum juga datang. Apa UG tidak yakin dengan teorinya. Kalau hanya untuk menemukan Bandol saja idenya gagal, bagaimana mau ikut nyagub?” salah seorang peserta mulai gelisah menunggu UG yang belum juga muncul.

Mulai sudah ada yang resah dengan belum hadirnya UG di rumah UD, di kawsan Depokir.

“Terus terang kami masih tidak ingin bergabung dengan cyber army, walaupun Bandol berhasil kita temukan dengan ide UD ini. Karena kita harus memisahkan antara jasa dan balas jasa.

Jangan karena kita putus asa, lalu sepakat untuk hal-hal yang di luar konteks.

Hal-hal yang di luar prosedur ide dasar menemukan Bandot, jangan dikotori oleh kepentingan individu untuk maju dalam pilkada DKI1.

Maaf saya bukan pendukung calon lain, namun kalau pun begitu, tidak ada yang boleh menghalangi saya untuk ikut menemukan Bandol, sobat kita,” ada yang tetap mencoba berpikir kritis.

“Usulannya kan jelas. Jika idenya diterima, dan UG dapat menemukan Bandol, maka sebagai balas jasa kita masuk kelompok cyber army UG 4 DKI1.

Tetapi kalau UG saja, sampai saat ini belum berani muncul, jangankan UG 4 DKI1, Bandol saja belum tentu ketemu. So kesepakatan gagal!” tegas yang lain.

“Assalamu’aikum,” tiba-tiba UG nongol dari arah kebun.

UD yang dari tadi masih diam saja, sebagai tuan rumah langsung berdiri, menyalami UG yang baru muncul.

“Waalaikum salam warrohmatullahi wa barokatuh. Alhamdulillah, lega rasanya melihat UG. Kami dari tadi sudah menunggu kedatangan UG. Kawan kawan sudah tidak sabar ingin segera menemukan Bandol,” sambut UD.

“Temukan Bandol. Kami dukung UG 4 DKI1,” kompak mereka berseru,

“UG 4 DKI1 UG 4 DKI1 UG 4 DKI1”

“Loh, loh, sabar kawan kawan sabar. Kita temukan Bandol dulu, baru kita bicarakan DKI1. Bagaimana, setuju!” seru UD berwibawa.

“Setuju ……” kompak macam koor anggota yang terhormat, kalau udah dapat maunya.

“UG 4 DKI1…”

“Psssst. Bandel kau. Rasain nih belimbing,” sambil memasukan belimbing ke mulut kawannya yang tadi berseru.

“Nih belimbing untuk kamu juga …. haha, tak mau kalah kawan itu menyungsepkan belimbing ke kawan yang memasukkan belimbing ke mulutnya. Al hasil terjadinya adu belimbing, bukan adu mulut. Namanya juga sesama sobat.

“Kawan kawan, harap adu belimbingnya ditunda dulu. Nanti dilanjutkan pada saat terjadi gol.. Bagi pendukung masing-masing klub, harap saling bergantian duduknya. Sepakati ke mana arah sazaran gol belimbing ditujukan, jangan sampai satu oramg terkena sasaran dari 2 orang disebelahnya. Nanti ada yang bebas dari gol belimbing.Tapi itu nanti, sekarang kita dengarkan rencana UG dalam menemukan Bandol!” seru UD.

UG segera mengambil alih pimpinan dari UD yang dirasa sudah cukup berwibawa. UG tidak banyak bicara. Namun UG minta dibawakan belimbing yang banyak.

Beberapa orang diminta membantu UG untuk menemani sekaligus membawa keranjang berisi belimbing. UG akan berkelilimg kebun, sambil melempar belimbing. Dengan harapan Bandol akan muncul menangkap belimbing. Kalau Bandol muncul. UG akan membujuk Bandol untuk membantunya menjadi cyber armi, UG 4 DKI1. Kawan kawan lain diharapkan tetap bersama UD nonton bola dengan pesta kebun.

Lama ditunggu, UG belum juga muncul. Kawan yang membawa keranjang belimbing sudah berganti sampai sepuluh orang. Kebun UD pun sudah dikelilingi UG. Nampak UG menghela nafas dan menyeka keringat, kembali ke tempat nobar.

Kawan-kawan kopdar hanya bisa membisu. Nampaknya usaha UG menemui kegagalan. Namun itu juga berarti usaha mereka menemukan Bandol juga tidak berhasil.

Di sela sela kebisuan lewat tengah malam itu, tiba-tiba pesta kebun kopdar itu dikejutkan munculnya Prob Tusuk Belati ke tengah tengah mereka.

Wah bakalan rame nih sesama calon nampak sudah akan langsung berhadapan, padahal jangankan kampanye, mendaftar saja belum.

Namanya juga kepengin, baru muncul niat saja sudah pengin masuk berita.

“Dosi, di mana Dosi,” Prob Tusuk Belati celingukan mencari Dosi di antara kawan-kawan kopdar yang lagi mau nobar dan neban. Kopi darat. Nonton bareng. Nemukan Bandol.

Tentu mereka lalu senyum-senyum geli. Sampai ada yang tidak tahan, sambil terkekeh, menyeru:

“Mana ada Dosi di sini. Kami saja baru mikirin Bandol. Mana kepikiran sama Dosi, Prob.”

“Tapi aroma Desol eh Dosi ada di sekitar sini. Untuk itu sebagai pakar ahlinya untuk dia, saya tak mungkin salah,” seru Prob. Tusuk Belati, lalu melanjutkan pencarian Dosi ke sisi kebun yang lain.

Kawan kawan kopdar nobar neban yang tadinya ingin mencari Bandol lupa kepada tujuannya, mendengar celoteh Prob. Tusuk Belati, mereka pun satu demi satu mengikuti Prob. Tusuk Belati.

Hanya UG dan UD sebagai tuan rumah yang tinggal. UD hanya bisa menggerakkan ke dua tangannya sebagai tanda tak bisa mencegah tindakan kawan kawannya. Bahkan kemudian menepuk punggung UG, seperti ingin mengatakan kalau UD juga ingin mengikuti mereka. Bukan ingin mendukung Prob. Tusuk Belati.

UG pun tidak ingin ditinggal sendirian, masak kopdar, nobar dan neban, pesta kebun sendirian. Akhirnya UG pun mengikuti rombongan yang mencari Dosi, bukan mencari Bandol lagi.

“Asmaraku asmaramu membara sempurna

Manjanya tawa melukis manisnya warna

Bahagiaku bahagiamu telah menjelma

Dunia bak milik kita berdua

Prob. Tusuk Belati hanya melongo menemukan Dosi sedang bermanja manja berdua dengan Bandol.

“Dos,”

“Pob,”

Situasi tiba-tiba berubah ketika kemudian muncul UG di sekitar situ. Sejenak dipeluknya Bandol, sambil berbisik dan saling berpelukan. Maklum UGlah yang menemukan Bandol masa kecil ketika sengsara. UGlah yang membawa Bandol ke luar dari duka nestapa.

Namun ketika UG menjelaskan sesuatu, Bandol dengan menghiba, seperti hampir meraung, memohon:

“Bandol ogah jadi cyber army, Ustad. Mohon maaf sebesar-besarnya,” sambil menggandeng Dosi meninggalkan tempat itu.

Para kawan-kawan Bandol pun kembali ke pesta kebun. Acara nobar tetap berlangsung, namun dengan suasana hening. Tidak ada gol belimbing. Mata penonton memandang tv tetapi hati mereka melayang, membayangkan Bandol. Bandol yang segera akan menemukan kebahagian yang baru. Lebih hebat. Lebih sensasional.

 

oleh: MJK, jurnalis PJMI.

 

 

 

 

 

*mjkr/ pjmi/ wi/ nf/ 140725 

Views: 30

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *