
Pada saat Putri Raisa memutuskan pergi mencari Danang bersama Putri Biyan dan Wahyudi. Miss Tami Zen dan Putri Selendang Biru lalu mengikuti mobil mereka dari jauh. Putri Selendang Biru membawa mobil sedan HJ bersama Miss Tami Zen melaju pelan agak jauh di belakang mobil Putri Raisa. Putri Selendang Biru tidak ingin mengganggu ketenangan Putri Raisa bersama Putri Biyan, mengingat di masa lalu Putri Selendang Biru pernah akan menculik —maksudnya membawa— Putri Biyan ke Istana Kerajaan Matraman Raya atas perintah Miss Tami Zen karena permintaan dari Niki —Pelayan Utama Raja Adi di Istana Kerjaan Matraman Raya.
Retaknya hubungan Miss Tami Zen dengan Niki karena pengadilan terhadap Putri Selendang Biru di Istana Langit Timur —tempat kediaman Bupati Bejo Cinekel—yang dipimpin Pujangga Halim dan usaha membongkar aktor intelektual dari Raja Slamet, menemukan bukti-bukti bahwa Niki-lah yang merupakan aktor intelektual atas peristiwa penculikan Putri Biyan. Akibatnya Niki diusir dari istana oleh Raja Adi. Namun begitu Niki meninggalkan istana, Miss Tami Zen menjadi sasaran Raja Adi.
Saat Miss Tami Zen minta perlindungan ke Kediri untuk menjadi istri Raja Slamet, yang akhirnya disetujui oleh mbak Ay Ming, istri Raja Slamet yang juga merupakan ibunda Bupati Kediri, Bejo Cinekel, maka menikahlah Miss Tami Zen dengan Raja Slamet. Pada saat pesta pernikahan Miss Tami Zen dengan Raja Slamet itulah terjadi peristiwa berdarah. Raja Adi marah-marah di pesta pernikahan itu. Raja Adi yang bersama Panglima Tertinggi Kerajaan Matraman Raya, Jendral GaZa mengamuk dan menimbulkan banyak korban dari tamu undangan yang tidak sempat menyelamatkan diri.
Perjalanan Putri Raisa dan Putri Biyan saat berjumpa dengan pemuda yang mirip Adi pun, diketahui oleh Putri Selendang Biru dan Miss Tami Zen. Miss Tami Zen sangat terkejut, melihat pemuda itu sangat mirip dengan Raja Adi. Pada saat beberapa wanita menjadi wanita simpanan atau selir atau hubungan suka sama suka dengan Raja Adi yang salah satunya adalah Miss Tami Zen, Niki dan Putri Ming Nyamat, bahkan Permaisuri Putri Raisa, tidak seorang pun di antara wanita-wanita itu yang hamil dan melahirkan anak Raja Adi. Hal itu membuat Danang berhak menjadi Raja di Kerajaan Matraman Raya.
‘Lalu anak siapa pemuda yang sangat mirip dengan Raja Adi ini,’ pikir Miss Tami Zen.
“Ikuti ke mana pemuda itu pergi. Ayu!” seru Miss Tami Zen, memanggil nama Putri Selendang Biru.
Miss Tami Zen dan Putri Selendang Biru pun melihat saat Mbak 00 WeIBe mendekati dan menarik pemuda yang mirip Raja Adi itu ke ‘Perahu Surya’. Mereka juga terkejut, saat pemuda itu melakukan hal yang sama kepada Putri Biyan dan Mbak 00 WeIBe. Saat pemuda itu lari dan dikejar rombongan ‘Perahu Surya’ Ki Ageng Batman dan istri-istrinya, mereka mengikuti arah perginya ‘Perahu Surya’ dengan perlahan dari jarak yang cukup jauh. Hal itu dilakukan oleh Miss Tami Zen dan Putri Selendang Biru, supaya mereka tidak ketahuan oleh rombongan ‘Perahu Surya’ Ki Ageng Batman.
Ada pun pemuda yang mengaku bernama Adi itu, lari ke rumahnya. Begitu masuk ke rumah dan melihat ibunya ada di sana, Adi pun berteriak, “Ibu, Adi haus!”
Ibu Adi pun dengan cepat segera membuka bajunya, dan menyusui Adi bagai anak kecil. Kebiasaan itu sudah dia lakukan dari sejak Adi masih kecil hingga menjadi pemuda seperti sekarang. Mereka hanya tinggal berdua dan tidak mau bergaul dengan orang lain.
Ki Ageng Batman merasa jengkel dengan kelakukan pemuda itu, tanpa ba-bi-bu langsung mengebrak pintu yang tidak terkunci dan Ki Ageng Batman pun langsung masuk ke rumah. Namun, Ki Ageng Batman terkejut melihat adegan antara pemuda dengan perempuan yang ada dalam rumah itu.
“Astagfirullah,” seru Ki Ageng Batman.
Ki Ageng Batman pun langsung membalikkan badan dan bermaksud meninggalkan rumah itu. Namun, Miss Kiara dan Mbak 00 WeIBe telanjur berlari masuk ke rumah, sehingga juga melihat adegan yang tidak seharusnya mereka lihat. Ki Ageng Batman yang melihat kedua istrinya melongo, lalu memeluk mereka, supaya mereka tidak melihat adegan tidak senonoh itu.
“Ayo kita cari penginapan,” seru Ki Ageng Batman, sambil menggandeng kedua istrinya keluar dari rumah itu.
“Penginapan?” tanya Mbak 00 WeIBe.
“Ngapain ke penginapan Ki Ageng?” tambah Miss Kiara.
“Kita bulan madu!” seru Ki Ageng Batman.
Miss Kiara dan Mbak 00 WeIBe pun tidak dapat menolak perintah Ki Ageng Batman. Mereka mungkin maklum kalau kemudian Ki Ageng Batman merasa panas setelah melihat adegan di rumah pemuda yang mirip Adi itu.
“Ki Ageng haus?” seru Mbak 00 WeIBe manja untuk menghilangkan rasa marah Ki Ageng Batman karena tadi dirinya sempat memeluk dan justru diciumi oleh pemuda yang mirip Adi.
“Berpelukan,” seru Miss Kiara, menunggu jatah.
Mereka pun berjalan berpelukan bertiga, Ki Ageng Batman berjalan di tengah, di sebelah kanan Mbak 00 WeIBe dan di sebelah kiri Miss Kiara. Begitu sampai ke ‘Perahu Surya’ mereka pun terbang rendah dan perlahan untuk mencari penginapan di sekitar nJurug.
Sementara itu Miss Tami Zen dan Putri Selendang Biru yang memperhatikan tingkah laku Ki Ageng Batman beserta kedua istinya —Miss Kiara dan Mbak 00 WeIBe— justru tersenyum. Untuk sejenak mereka lupa kalau ingin mencari tahu identitas pemuda yang mirip Raja Adi. Setelah ‘Perahu Surya’ itu terbang, mereka baru teringat kalau akan mencari tahu pemuda yang mirip Raja Adi. Mereka pun kemudian memarkir mobil dekat rumah pemuda itu. Dengan berjalan mengendap-endap, Putri Selendang Biru mendekati rumah pemuda yang mirip Raja Adi itu. Begitu mereka melihat ada jendela yang terbuka, mereka pun berjalan semakin pelan menuju jendela itu.
“Ibu, mengapa kalau wanita lain, kubuat begini, lalu marah kepadaku,” terdengar pemuda itu berkata kepada ibunya.
“Wanita lain? Siapa dia?” teriak seorang perempuan di dalam rumah itu.
“Tadi ada yang panggil-panggil nama Adi, dan memeluk Adi, jadi Adi cium saja wanita itu,” seru Adi, sambil meletakkan kepala pada dada ibundanya yang pakaiannya terbuka.
Miss Tami Zen terkejut melihat wanita itu.
“Niki!” Tanpa sadar Miss Tami Zen berteriak dan langsung mengajak Putri Selendang Biru untuk masuk ke rumah pemuda yang mirip Raja Adi itu.
“Niki! Kau masih hidup Niki? Lalu siapa pemuda ini?” teriak Miss Tami Zen.
“Hey, kau rupanya wanita yang ditemui Adi, Tami Zen,” seru Niki.
“Ketahuilah ini adalah anakku, Adi!” jelas Niki.
“Anakmu? Adi?” tanya Miss Tami Zen.
“Apakah anakmu adalah anak …?” Miss Tami Zen tidak sanggup melanjutkan pertanyaannya.
“Anakmu dengan siapa, Niki?” seru Putri Selendang Biru lugas.
oleh: MJK, jurnalis PJMI.
*mjkr/ pjmi/ wi/ nf/ 210925
Views: 17