Tiga Pendekar Langit _Nyai Ronggeng_

Posted by : wartaidaman 21/09/2025
 
WARTAIDAMAN.com 

 

 

“Slamet, anakku, bagaimana dengan cucuku Abu Arang?” Tiba-tiba Mbak 00 WeIBe datang bersama dengan Ki Ageng Batman dan Miss Kiara ke tempat Raja Slamet, Bupati Bejo Cinekel dan Ustaz Bondan Kaja, serta Panembahan Jati dan Mbah Kikuk berada.

“Iya, Met. Bagaimana keadaan cucuku Abu Arang?” seru Ki Ageng Batman ikut bertanya.

Miss Kiara senyum saja melihat ulah Ki Ageng Batman yang tampak ingin peduli dengan Slamet dan Abu Arang, tetapi sesungguhnya karena ingin mengambil hati Mbak 00 WeIBe.

“Bejo, Ustaz Bondan, bagaimana dengan Bagus Tinukur, dan Paduka Raja Kerajaan Matraman Raya Danang, Sayidin Panotogomo,” tanya Miss Kiara kepada Bupati Bejo Cinekel dan Ustaz Bondan Kaja.

“Kami belum menemukan anak-anak itu, Bunda,” jawab Slamet galau.

“Hutan Mantingan sebagian sudah kami buka, Eyang Putri, tapi mereka belum juga ditemukan,” jawab Bupati Bejo Cinekel.

“Astagfirullah. Ampuni hamba-Mu yang lemah ini,” seru Ustaz Bondan Kaja.

“Kita harus berpencar mencari mereka!” Tiba-tiba Panembahan Jati berteriak.

“Ayo kita ke Bromo, Mbah,” tambah Panembahan Jati mengajak Mbah Kikuk.

“Kalau begitu, saya akan menyusur pantai Selatan, Bapak, Bunda, Bunda,” seru Raja Slamet, tidak ingin berlama-lama di dekat Ki Ageng Batman.

“Bejo, kamu ke pantai Utara. Ustaz Bondan Kaja, lebih baik mohon petunjuk Baginda Raja Armanda di Dieng Plato,” tambah Slamet memberi perintah kepada Bupati Kediri Bejo Cinekel —anak sulungnya dengan mbak Ay Ming— serta Ustaz Bondan Kaja, binaannya sewaktu Raja Slamet migrasi ke Jakarta.

“Slamet, kau baik-baik saja, bukan?” seru Mbak 00 WeIBe.

“Alhamdulillah, Bunda, Slamet, baik-baik saja,” jawab Raja Slamet.

Raja Slamet di waktu kecil sering menangis dan baru berhenti jika disusui Mbak 00 WeIBe, bahkan Raja Slamet badannya cepat tumbuh besar saat disusui Mbak 00 WeIBe pada saat terjadi peristiwa Blue Moon di atas langit Kali Gajah Wong saat itu. Tentu saja Raja Slamet sangat hormat kepada Mbak 00 WeIBe dan Mbak 00 WeIBe sangat sayang dan perhatian dengan Raja Slamet.

“Jadi kita akan menuju ke mana, Ki Ageng?” tanya Miss Kiara.

“Kami ke mana ya, Met?” tanya Ki Ageng Batman kepada Raja Slamet.

“Kita ke nJurug, Solo!” seru Mbak 00 WeIBe.

“Ya, kita ke nJurug Solo, Miss Kiara,” kata Ki Ageng Batman.

“Baik kita menuju Solo,” jawab Miss Kiara sambil tersenyum melihat ulah Ki Ageng Batman yang bertanya ke sana ke mari, tetapi tetap ikut kata Mbak 00 WeIBe.
***

“Danang, ganteng, ayo naiklah ke tempatku sini, Suamiku!” seru makhluk berwajah cantik dalam candi di atas itu.

Danang tidak bisa menolak, ia hanya mampu mengikuti perintah wanita cantik itu. Danang pun mencoba melangkah ke tangga pada bangunan candi itu. Namun, alangkah terkejutnya Danang ketika kaki kanannya mencoba menapak tangga candi itu, tiba-tiba tangga candi itu berubah menjadi awan putih seperti kapas. Kosong tidak ada tangga batunya lagi.

“Ayo naik, Danang, jangan takut. Kau ada dalam perlindunganku. Kau tidak akan jatuh karenanya. Kau akan aman, Suamiku!” seru wanita cantik dalam candi di atas sana.

‘Suami? Memang kapan nikahnya?’ lamun Danang.

“Jangan melamun Danang, Suamiku! Ayo cepat, naik ke sini!” seru wanita cantik itu lagi.

Danang pun bagai tak bisa menolak perintah si wajah cantik dalam candi di atas sana. Dengan segera, ia melangkah menaiki anak tangga —yang setiap diinjak langsung berubah menjadi awan. Namun tidak membuat kaki Danang terperosok atau bahkan tubuhnya jatuh.

Danang pun makin mantap menaiki tangga candi itu untuk menemui wanita cantik dalam candi di atas sana.
Begitu sampai di atas dan masuk ke candi tampaklah seorang putri yang begitu cantik dengan pakaian kemben yang membuncah. Sesaat Danang mengucap istigfar, tetapi kemudian Danang membalikkan badan akan meninggalkan tempat itu.

Belum sempat Danang melangkah pergi dari tempat itu, tiba-tiba putri cantik tadi berseru, “Kau tidak bisa pergi dari tempat ini begitu saja. Kau adalah suamiku. Kalau kau berusaha pergi dari tempat ini tanpa seizinku, maka tubuhmu akan jatuh ke bumi, hancur lebur, menjadi arang kranjang. Ganteng! Kau adalah suamiku!” seru wanita cantik itu.

Tiba-tiba badan Danang seperti ada yang menarik ke belakang sehingga Danang kembali ke dalam candi dan bahkan makin dekat dengan wanita cantik itu.

“Kau sebenarnya … siapa?” tanya Danang.

“Aku Nyi Ronggeng. Penguasa Langit Matraman Raya!” seru wanita cantik yang menyebut dirinya Nyi Ronggeng.

“Kau adalah jodohku, Danang. Kau Sayidin Panotogomo, Raja Kerajaan Matraman Raya. Aku adalah permaisurimu!” seru Nyi Ronggeng.

“Tapi aku belum bermaksud menikah. Aku masih ingin belajar mengaji dengan Bapak Ustaz Bondan Kaja,” seru Danang.

“Begitu kau menikah denganku, apa yang kau inginkan akan tercapai Danang. Ingat … aku Penguasa Langit Matraman Raya!” seru Nyi Ronggeng.

“Tapi kalau kau menolak menikah denganku, kau akan jatuh dari langit Matraman Raya!” tambah Nyi Ronggeng.

“Aku … aku—” gagap Danang menjawab.

“Sudah jangan pikir panjang lagi. Duduklah di sebelahku sini. Kau adalah suamiku gantheng!” seru Nyi Ronggeng.

Danang seperti kerbau dicocok hidungnya, lalu menuju tempat duduk Nyi Ronggeng dan duduk di dekatnya.

Begitu Danang sudah duduk dekat Nyi Ronggeng, badannya dipegang oleh Nyi Ronggeng, sehingga mereka duduk dalam posisi berhadap-hadapan.

“Danang, ganteng, kau sekarang adalah suamiku. Aku permaisurimu. Kau boleh bersedekah cinta, harta atau apa saja kepada wanita lain, bahkan dengan bangga. Namun tidak satu pun perempuan itu yang boleh menjadi permaisuri. Semua wanita lain yang kau inginkan menjadi istrimu hanyalah selirmu!” seru Nyi Ronggeng.

“Aku akan berikan kesaktian Aji Lesung Jumengglung kepadamu. Kalau kau kerahkan Ajian Lesung Jumengglung, maka akan keluar suara musik yang akan membuat pekak musuh-musuhmu. Kau juga akan ku berikan Ajian Bandung Bondowoso yang kuserap dari musuh besarku, tapi ajian Bandung Bondowoso akan muncul kepada kawan karibmu juga. Walaupun begitu, kau harus mematuhi syaratnya!” seru Nyi Ronggeng.

“Nyi Ronggeng … kau cantik sekali,” seru Danang tidak tahan melihat pesona kecantikan Nyi Ronggeng.

“Ingat kau harus mematuhi kemauanku!” seru Nyi Ronggeng.

“Bersedekah cinta dengan bangga kepada wanita lain untuk kau jadikan selir dan harta kepada orang-orang lain yang dekat denganmu!” seru Nyi Ronggeng.

“Nyi Ronggeng … aku—” seru Danang, dadanya gemetar melihat putih mulusnya Nyi Ronggeng.

“Berjanji dulu, kau akan patuh kepada perintahku, Danang!” seru Nyi Ronggeng.

“Aku berjanji!” seru Danang.

“Sekarang aku milikmu!” seru Nyi Ronggeng.

 

 

oleh: MJK, jurnalis PJMI.

 

 

 

 

 

*mjkr/ pjmi/ wi/ nf/ 200925

Views: 14

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *