Tiga Pendekar Langit _Pangeran Hafiz_

Posted by : wartaidaman 29/09/2025

 

WARTAIDAMAN.com 

 

 

Bagus Tinukur begitu bangga dapat membuktikan diri sebagai hafiz Qur’an. Banyak orang berdatangan ke tempat Bagus Tinukur berada. Bagus Tinukur pun tanpa tedeng aling-aling selalu mengatakan bahwa kalau orang-orang mau belajar membaca Al-Qur’an bisa minta belajar kepada dia.

“Assalamualaikum, Hafiz?” tanya seorang warga.

“Waalaikumsalam,” jawab Bagus Tinukur.

“Hafiz kan tahu, kalau di tempat ini sudah lama belum ada hujan. Apakah Hafiz dapat membantu menurunkan hujan?” tanya orang itu.

“Hujan! Aku Bagus Tinukur, Pendekar Langit! Akan kuturunkan hujan untuk kalian!” seru Bagus Tinukur.

“Masya Allah. Betulkah itu, Pendekar?” tanya orang itu terkejut. Padahal tadinya dia bertanya hanya coba-coba saja. Namun, ternyata disanggupi oleh Bagus Tinukur Pendekar Langit.

“Hai, orang kampung. Mari kumpul ke sini. Bagus Tinukur Pendekar Langit, akan menurunkan hujan!” teriak orang itu. Mendengar teriakan Bagus Tinukur Pendekar Langit akan menurunkan hujan, orang-orang pun mulai berdatangan dan berkerumun di sekitar Bagus Tinukur.

Sementara Bagus Tinukur diam. Bagus Tinukur mencoba mengumpulkan tenaga untuk mengerahkan ajian ‘Mendung Pembawa Hujan’. Namun, karena mendung masih di Madiun, jauh dari Madura, maka mendung pun terlambat datang. Jadi jangankan hujan, mendung saja belum tampak muncul di langit. Memang awan putih sudah mulai berarak di langit Madura, tetapi belum merupakan mendung.

“Mana hujannya, Pendekar?” tanya orang-orang, mulai ada yang tidak sabar.

“Mana bisa hujan turun di udara cerah begini! Kalau ada awan putih berarak begini, tidak akan ada hujan namanya!” mulai pula ada orang yang tidak percaya.

“Udah, ngajar baca Al-Qur’an saja. Tidak usah ngaku-ngaku sebagai Pendekar Langit segala!” Cemoohan pun mulai ada yang muncul.
Mendengar kata-kata orang yang mulai ada yang tidak percaya, bahkan mencemooh kehebatannya, Bagus Tinukur pun emosi.

“Aku Bagus Tinukur Pendekar Langit! Akan kuturunkan hujan di sini!” seru Bagus Tinukur.

“Aku Bagus Tinukur Pendekar Langit! Akan kuturunkan hujan di sini!” seru Bagus Tinukur lagi dan lagi.

Namun, karena hujan tidak juga turun, maka orang-orang pun mulai ada yang meninggalkan Bagus Tinukur yang masih saja berteriak-teriak, sebagai Pendekar Langit yang akan menurunkan hujan. Saat orang-orang sudah banyak yang pergi dan tinggal satu dua orang yang bahkan geli melihat ulah Bagus Tinukur, yang tetap berteriak, sebagai Pendekar Langit, tiba-tiba langit di atas Madura mulai gelap. Mendung pun datang menyelimuti langit Madura. Tanpa orang-orang sadari tiba-tiba hujan turun. Sementara Bagus Tinukur semakin keras teriakannya, sambil tertawa terbahak-bahak.

“Aku Bagus Tinukur, Pendekar Langit!” seru Bagus Tinukur sambil tertawa bangga.

“Bagus Tinukur Pendekar Langit!” teriak orang yang berada dekat dengan Bagus Tinukur. Kontan orang-orang yang tadinya sudah meninggalkan tempat itu, kemudian ramai-ramai berkumpul kembali, mendekati Bagus Tinukur.
Mereka pun serempak berteriak saling bersahut-sahutan. “Bagus Tinukur Pendekar Langit!”

“Aku Bagus Tinukur Pendekar Langit! Aku akan pergi ke pesta Danang, Sayidin Panotogomo, Raja Kerajaan Matraman Raya. Selamat tinggal Madura!” seru Bagus Tinukur sambil meloncat tinggi ke langit menuju Surabaya.

“Bagus Tinukur Pendekar Langit!” teriak orang-orang Madura mengiringi kepergian Bagus Tinukur.
***

“Adi,” desah Putri Ming Nyamat.

“Putri Ming,” bisik Adi.

“Kamu harus mulai latihan fokus,” bisik Putri Ming.

“Fokus?” tanya Adi sambil tetap menyusupkan kepalanya ke bagian tubuh Putri Ming.

“Adi, dengar kata-kataku dulu,” seru Putri Ming, sambil menggeser tubuhnya dari amukan Adi.

“Putri Ming?” tanya Adi heran.

“Carilah seruling. Fokuskan tangan dan mulutmu ke seruling. Aku … aku … tidak tahan dengan kekuatanmu Adi,” seru Putri Ming, lalu segera duduk bersila, sambil menutupkan rambut panjangnya, sehingga bagian depan tubuhnya tertutup oleh juntaian rambut panjang itu.
“Seruling?” tanya Adi heran.

“Ya. Seruling, Adi. Fokuskan tenaga dan pikiranmu ke seruling. Nanti kau akan tahu kesaktianmu,” seru Putri Ming.

“Kesaktian? Selama ini aku tidak punya kesaktian, Putri. Aku hanya selalu bersama ibunda Niki,” seru Adi.

“Cepat cari seruling, Adi! Jangan banyak bertanya lagi!” sergah Putri Ming, marah. Putri Ming Nyamat marah karena Adi mengingat ibunya, Niki.

Adi pun segera memakai bajunya dan keluar rumah pertapaan untuk mencari seruling.
***

“Kang Dusmin,” bisik Ijah.

“Ijah,” jawab Dusmin.

“Hari-hari terakhir ini kok Ijah sering pengin mau muntah, ya Kang?” bisik Ijah.

“Ah, itu perasaanmu saja Ijah. Mungkin kaucapek kerja membereskan rumah Ki Ageng Batman. Sini biar kuurut dulu badanmu,” bisik Dusmin.

“Kang Dusmin,” bisik Ijah.

“Ijah,” bisik Dusmin.

“Masihkah Kang Dusmin ingin terbang?” bisik Ijah.

“Terbang? Oh, ya, tentu saja aku masih ingin terbang, Ijah,” bisik Dusmin.

“Rengkuh aku dalam pelukmu, Kang,” bisik Ijah.
***

Ustaz Bondan Kaja sampai di Istana Kerajaan Matraman Raya terkejut karena dia mendapati bahwa dirinya kini telah mempunyai seorang cucu laki-laki dari perkawinan Danang, Sayidin Panotogomo dengan Dewi Anya. Pangeran Musthofa yang walaupun masih bayi, trtapi sudah tampak gantengnya. Tentu saja kedatangan Ustaz Bondan Kaja membuat hati Putri Raisa senang bukan main. Selama ini mereka berdua tidak bertemu, Ustaz Bondan Kaja justru ikut menghilang setelah Putri Raisa bertemu Danang di Punung.

“Alhamdulillah, akhirnya Kanda pulang juga,” seru Putri Raisa.

“Ini Dewi Anya, menantu Kanda, istri Danang. Ini Pangeran Musthofa,” tambah Putri Raisa.

“Pangeran?” tanya ustaz Bondan Kaja.

“Mengapa Musthofa sebagai anak laki-laki hanya diberi gelar Pangeran oleh Paduka?’ tambah ustaz Bondan Kaja.

“Kanda … sebaiknya Kanda istirahat dulu. Nanti akan Dinda ceritakan mengenai hal itu,” bisik Putri Raisa sambil mendekatkan wajahnya ke pipi Ustaz Bondan Kaja.

“Astagfirullah. Ada yang tidak beres dengan Danang ini. Bagaimana Paman Pujangga Halim sampai membiarkan Paduka Danang, Sayidin Panotogomo, berbuat seenaknya begitu,” kesal Ustaz Bondan Kaja. Namun, Ustaz Bondan Kaja tidak dapat berkata-kata lagi karena Putri Raisa terlanjur menyeret Ustaz Bondan Kaja ke dalam kamar.
***

“Masya Allah, aku punya adik-adik baru, Putri?” seru Bupati Bejo Cinekel kepada Putri Selendang Biru.

“Betul Kanda Bupati. Bunda Ay Ming berputri lagi dan diberi nama Putri Juwita, sedang putri Miss Tami Zen diberi namanya Putri Lousina. Bukan itu saja, Eyang Ki Ageng Batman pun sudah lama menunggu kedatangan Kanda di Kediri,” bisik Ayu, Putri Selendang Biru.

“Eyang Ki Ageng Batman berada di Kediri. Maksud Putri, Eyang berada di rumah kita?” tanya Bupati Kediri Bejo Cinekel setengah tidak percaya.

“Betul, Kanda. Eyang Ki Ageng Batman bersama Eyang Mbak 00 WeIBe, Eyang Miss Kiara serta putra-putra mereka yang gagah dan ganteng, Jalal dan Tanjung,” tambah Ayu, Putri Selendang Biru.

“Masya Allah. Luar biasa. Sungguh aku ingin segera bertemu mereka. Di mana Eyang Ki Ageng Batman, Putri?” seru Bupati Bejo Cinekel bersemangat dan segera pergi meninggalkan Putri Selendang Biru menuju ke bagian belakang rumah besar mereka.

Melihat Bupati Bejo Cinekel ingin cepat-cepat menemui Eyang Ki Ageng Batman dan rombongannya, Putri Selendang Biru segera menggapai selendang birunya dan melemparkannya kepada Bupati Bejo Cinekel, sehingga tubuh Bupati Kediri itu terlilit selendang biru. Setelah itu badan Bupati Kediri Bejo Cinekel ditarik Putri Selendang Biru sehingga merapat dengan dirinya.

“Kanda, tidakkah Kanda rindu dengan Ayu?” bisik Putri Selendang Biru.
***

“Danang, katakan padaku, di mana Paman Abu Arang, kau sembunyikan!” seru Bagus Tinukur saat datang ke pesta pernikahan Danang dengan Nabila dan Wahyudi dengan Puja. Pesta begitu meriah karena yang mengadakan pesta adalah Danang, Sayidin Panotogmo, Raja Kerajaan Matraman Raya, tiba-tiba menjadi sunyi karena kedatangan Bagus Tinukur yang langsung marah kepada mempelai laki-laki Danang.

“Masya Allah, bukankah kamu Bagus Tinukur. Hafiz Qur’an, putera Bupati Kediri. Ayo nikmati pestanya dulu, nanti hal itu kita bicarakan lagi,” seru Danang setelah melihat yang datang dengan marah-marah rupanya Bagus Tinukur.

“Katakan di mana Paman Abu Arang, Paduka. Atau kubikin pesta ini bubar, karena hujan deras!” seru Bagus Tinukur.

“Bagus Tinukur tenang dulu. Setelah pesta ini selesai, nanti kamu ikut Danang ke Istana Matraman Raya. Kau akan kuangkat menjadi Pangeran. Gelarmu Pangeran Hafiz!” seru Danang, Sayidin Panotogomo, Raja Kerajaan Matraman Raya.

‘Lebih baik, mengajak Bagus Tinukur berkawan dengan memberikannya jabatan Pangeran, dari pada menambah musuh. Satu musuh, Abu Arang Pendekar Langit saja sudah susah. Apalagi kalau masih harus ditambah satu lagi, Bagus Tinukur Pendekar Langit,’ pikir Danang.

“Pangeran Hafiz? Boleh juga itu. Aku Bagus Tinukur Pendekar Langit akan bergelar Pangeran Hafidz. Begitu Paduka?” seru Bagus Tinukur.

“Betul! Tapi temani dulu kami di Surabaya dan mulailah bekerja sebagai Pangeran Hafidz di sini, sebelum kita bersama ke Istana Kerajaan Matraman Raya,” sabda Danang.

“Alhamdulillah. Terima kasih Paduka. Hamba siap melaksanakan,” jawab Bagus Tinukur.
***

“Tiuplah seruling itu Adi! Fokus pada tangan dan bibirmu!” seru Putri Ming Nyamat, begitu melihat Adi sudah membawa seruling.
Adi pun lalu mengikuti perintah Putri Ming. Kedua tangan Adi memegang seruling dan mulai meniup seruling itu. Saat Adi fokus dengan kedua tangan dan mulutnya, maka tiba-tiba terdengar suara greeek, keras sekali. Tahu-tahu atap pertapaan Putri Ming bergeser.

“Ayo, Adi! Lebih kuat lagi!” seru Putri Ming.

Saat Adi lebih kuat lagi meniup seruling, suara ‘greeekkk’ itu makin keras juga. Lama-lama atap pertapaan Putri Ming pun terbuka lebar.

“Adi! Kau sudah menjadi Pendekar Seruling Sakti!” seru Putri Ming.
“Putri?” seru Adi.

“Sudah saatnya kau pergi ke istana Kerajaan Matraman Raya. Tahta Kerajaan Matraman Raya itu milikmu. Kau adalah keturunan langsung Raja Adi. Ambil tahta itu untukmu Adi!” seru Putri Ming.

“Putri Ming?” seru Adi.

 

 

oleh: MJK, jurnalis PJMI.

 

 

 

 

 

*mjkr/ pjmi/ wi/ nf/ 270925

Views: 5

RELATED POSTS
FOLLOW US

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *