
Sementara itu Putri Raisa tampak tidak dapat menutupi kegelisahannya karena sudah lama tidak mendapat kabar tentang Danang, Sayidin Panotogomo, Raja Kerajaan Matraman Raya, putra tunggalnya bersama Ustaz Bondan Kaja. Apalagi setelah Putri Raisa bermimpi melihat Danang tampak di langit dan saat dipanggil, Danang seperti tidak mau mendengarnya lagi, bahkan lalu menghilang.
‘Aku harus mencari Danang?’ pikir Putri Raisa.
Danang adalah putra tunggal Putri Raisa dengan Ustaz Bondan Kaja yang juga ditemuinya dalam mimpi. Saat itu Putri Raisa masih menjadi permaisuri Kerajaan Matraman Raya, istri Raja Adi. Dalam mimpi, Putri Raisa melihat banjir darah di suatu tempat, tetapi Raja Adi justru tertawa terbah-bahak.
Sementara Putri Raisa melihat ada orang berjenggot menyelamatkan orang berjenggot lainnya. Setelah mimpi itu, Putri Raisa tiba-tiba bertemu orang berjenggot, yang mirip dalam mimpinya sedang bertamu di rumah Pujangga Halim —ayahanda Putri Raisa. Orang berjenggot itu bernama Bondan Kaja, ustaz yang baru datang dari Madinah.
Qadarullah, Putri Raisa harus menandatangi surat cerai dengan perjanjian atas perintah Raja Adi, suaminya yang juga adalah Raja Kerajaan Matraman Raya. Kalau pada saatnya, Putri Raisa dapat memperoleh keturunan dari suami yang lain, anak Putri Raisa berhak menjadi Raja di Kerajaan Matraman Raya. Pada saat terjadi peristiwa pengadilan Putri Selendang Biru di Istana Langit Timur, di rumah dinas Bupati Kediri, Bejo Cinekel, yang dianggap penculik Putri Biyan, Putri Raisa melamar Ustaz Bondan Kaja menjadi suaminya. Dari perkawinan mereka itulah, lahir Danang, Sayidin Panotogomo yang mereka nobatkan menjadi Raja Kerajaan Matraman Raya.
Ada pun Raja Adi meninggal setelah peristiwa kerumuman berdarah di Istana Langit Timur, saat pesta pernikahan Raja Slamet dengan Miss Tami Zen. Raja Adi merasa Miss Tami Zen adalah selirnya, walau Miss Tami Zen tidak dinikahinya secara resmi, sehingga saat melihat acara ijab kabul antara Raja Slamet dengan Miss Tami Zen, Raja Adi marah besar. Raja Adi meninggal dalam perang tersebut, sementara Raja Slamet dan Miss Tami Zen mempunyai anak tunggal yang diberi nama Abu Arang untuk mengingatkan bahwa saat mereka menikah ditandai dengan peperangan yang dahsyat.
“Putri Biyan, izinkan Raisa mencari Danang,” pinta Putri Raisa kepada Putri Biyan, yang sebetulnya adalah ibunda Raja Adi.
Raja Adi adalah putra Putri Biyan dengan Ki Difangir yang sempat menjadi Raja di Kerajaan Matraman Raya juga. Namun, saat Putri Biyan menjadi permaisuri terjadi ketidakcocokkan dalam perkawinan, yang membuat Putri Biyan pergi meninggalkan istana. Putri Biyan bermaksud mencari Adi yang sedang berguru di Tanah Perdikan Malembang pimpinan Ki Ageng Batman.
Sampai di rumah Ki Ageng Batman, ternyata Adi baru saja pergi ke ibukota mencari Slamet yang sudah lebih dulu minta izin berangkat kepada Ki Ageng Batman. Di rumah Ki Ageng Batman, Putri Biyan juga menjumpai Mbak 00 WeIBe, bahkan bertemu pula dengan Miss Kiara, yang mengubah perahu Ki Ageng Batman menjadi ‘Perahu Surya’. Akhirnya Putri Biyan, Mbak 00 WeIBe dan Miss Kiara menjadi istri dari Ki Ageng Batman.
Mendengar permintaan Putri Raisa, yang dulu adalah menantunya, Putri Biyan tidak kuasa menolak.
“Putri Raisa serius mau mencari Danang?” tanya Putri Biyan.
“Serius, Bunda. Tidak mungkin kita menunggu terus di sini, tanpa ada berita dari Danang, Abu Arang dan Bagus Tinukur, bukan?” tambah Putri Raisa.
“Kalau begitu, Bunda dan Wahyudi akan menemani Putri Raisa untuk mencari Danang,” tegas Putri Biyan.
Berangkatlah rombongan Putri Raisa menuju Solo, bersama Putri Biyan dan Wahyudi memakai mobil Suz**i R*. Pada saat mobil mereka sampai di Pasar Klewer, Putri Biyan minta Putri Raisa yang mengendarai mobil untuk berjalan agak pelan. Putri Biyan rasanya ingin belanja di Pasar Klewer Solo. Namun tiba-tiba Putri Biyan dan Putri Raisa terkejut, ketika mereka melihat sosok pemuda yang sangat mirip dengan Raja Adi.
“Adi!” teriak Putri Biyan.
“Putri Raisa, minggir dan berhenti sebentar, biar Bunda yang mengejar Adi!” tambah Putri Biyan.
Putri Biyan pun turun dari mobil dan segera mengejar pemuda yang mirip Adi anaknya, Raja Kerajaan Matraman Raya, suami pertama Putri Raisa. Putri Raisa ikut mengejar di belakang Putri Biyan, diikuti Wahyudi. Saat Putri Biyan merasa sudah dekat, maka digapailah pemuda yang mirip Adi anaknya itu.
“Astagfirullah, Adi?” seru Putri Biyan saat melihat wajah pemuda itu yang begitu mirip dengan Adi, anaknya.
“Bagaimana kau … bisa … hidup lagi?” Putri Biyan terkejut.
Saat melihat Putri Biyan mau jatuh, karena kaget, pemuda yang seperti Adi itu, langsung memeluk dan menciumi Putri Biyan. Putri Raisa tidak sempat berbuat sesuatu. Ia hanya bisa terpaku melihat hal itu. Namun tidak demikian dengan Wahyudi. Tanpa basa basi, pemuda itu langsung dipukul Wahyudi sampai terkapar. Lalu Wahyudi pun segera memeluk Putri Biyan —ibundanya.
Melihat hal itu, Putri Raisa yang sudah mulai sadar ada kejadian yang mengejutkan, segera mendekati pemuda yang mirip Adi, yang sedang terkapar.
“Siapa namamu?” tanya Putri Raisa.
“Adi!” jawab pemuda itu langsung kabur, meninggalkan tempat itu.
Putri Raisa terkejut dan segera mendekati Wahyudi. Lelaki itu tengah memeluk bundanya yang sedang menangis. Dia kaget bercampur marah kepada pemuda yang mirip Adi itu.
“Sebaiknya kita masuk ke mobil dan minum, supaya Bunda Biyan dapat segera segar dan kita tidak menimbulkan perhatian orang banyak,” seru Putri Raisa kepada Wahyudi dan Putri Biyan.
Begitu semua sudah masuk mobil, Putri Raisa pun segera mencari minum untuk Putri Biyan.
“Kita tinggalkan tempat ini segera, kita cari udara segar,” seru Putri Raisa. Wahyudi dan Putri Biyan diam saja sambil menenangkan pikiran.
Tanpa Putri Raisa sadari mobil Putri Raisa menuju Wonogiri bahkan sampai ke arah Punung.
***
Di tempat lain, Mbak 00 WeIBe, Miss Kiara dan Ki Ageng Batman yang terbang dengan ‘Perahu Surya’ sudah masuk kota Solo. Dari udara mereka bingung mencari nJurug. Namun, mereka terkejut saat melihat ada pemuda yang mirip Adi berlari menuju nJurug. Mereka pun mencoba terbang rendah supaya dapat melihat lebih dekat kepada pemuda itu.
“Adi!” teriak Mbak 00 WeIBe yang dulu merasa pernah menyusui Adi di saat terjadinya Blue Moon, sehingga Adi cepat tumbuh besar menjadi laki-laki dewasa.
Pemuda yang dipanggil Adi itu pun menengok ke arah suara yang memanggilnya. Pemuda itu kaget, tahu-tahu di sampingnya ada tiga orang yang sedang naik perahu terbang.
Tanpa ba-bi-bu, pemuda yang mirip Adi tadi ditarik Mbak 00 WeIBe ke ‘Perahu Surya’ yang sedang terbang rendah. Pemuda itu begitu sudah dekat dengan Mbak 00 WeIBe langsung memeluk dan menciumi Mbak 00 WeIBe. Melihat hal itu, kontan saja bogem mentah Ki Ageng Batman meluncur ke wajah pemuda yang mirip Adi itu. Adi pun terjengkang sampai jatuh keluar dari perahu.
Begitu sampai di tanah, Adi langsung berlari menuju rumahnya. Adi tinggal bersama ibunya, berdua saja. Hal itulah yang membuat Adi selalu memeluk dan mencium wanita yang dijumpainya, karena Adi biasa begitu dengan ibunya. Adi bahkan diajak berhubungan layaknya suami-istri oleh ibunya.
oleh: MJK, jurnalis PJMI.
*mjkr/ pjmi/ wi/ nf/ 210925
Views: 14