
Alkisah Bondan Kaja beserta Putri Raisa dan putra tunggalnya, Danang, Sayidin Panotogomo —Raja Kerajaan Matraman Raya— sedang berkunjung ke Tanah Perdikan Malembang, tempat bermukimnya Ki Ageng Batman. Ki Ageng Batman yang beristri tiga yaitu Putri Biyan, Mbak 00 WeIBe dan Miss Kiara, tetapi tidak semua istrinya memberikan keturunan. Ki Ageng Batman baru mempunyai keturunan dari Putri Biyan, seorang laki-laki namanya Wahyudi.
Bondan Kaja adalah ustaz yang pernah mengajar mengaji di pendopo rumah Ki Ageng Batman. Putri Biyan adalah salah satu murid mengaji ustaz Bondan Kaja. Istri ustaz Bondan Kaja —Putri Raisa— dulu merupakan menantu Putri Biyan, Raja Adi, raja Kerajaan Matraman Raya. Namun karena satu dan lain hal, Putri Raisa harus menandatangani surat cerai dengan perjanjian. Jika setelah Putri Raisa bercerai dengan Raja Adi dan menikah dengan orang lain lalu mempunyai anak, maka anak Putri Raisa akan menjadi raja di Kerajaan Matraman Raya. Begitulah, setelah Putri Raisa menikah dengan Ustaz Bondan Kaja dan melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Danang, lalu Danang dinobatkan menjadi raja di Kerajaan Matraman Raya.
Di pendopo rumah Ki Ageng Batman itulah, Ustaz Bondan Kaja sedang mengadakan kajian untuk memberikan wejangan kepada Danang, Sayidin Panotogomo, tentang tiga orang pertama yang masuk neraka, berdasarkan hadis Hurairah.
Wahyudi —putra tunggal Ki Ageng Batman dengan Putri Biyan— duduk menemani Danang, Sayidin Panotogomo. Danang yang sangat cerdas, cepat menangkap hal-hal yang disampaikan Ustaz Bondan Kaja, yang merupakan ayahnya sendiri. Ada pun Wahyudi menyimak kajian Ustaz Bondan Kaja dengan khidmat.
Pada saat Ustaz Bondan Kaja baru memberi informasi tentang adanya tiga orang hebat, yaitu orang yang ahli membaca Al-Qur’an, kemudian ada orang yang berani berjihad di jalan Allah dan terakhir orang yang suka berderma, belum sempat lagi Ustaz Bondan Kaja menjelaskan bahwa ketiga orang hebat ini, nantinya merupakan tiga orang pertama yang masuk neraka, masuklah Abu Arang tanpa ba bi bu, ke pendopo diiringi oleh Bagus Tinukur, bersama kedua orang tua masing-masing. Kontan buyarlah, konsentrasi peserta kajian Ustaz Bondan Kaja.
“Aku mau menjadi Pendekar Langit, Paman Ustaz Bondan Kaja!” seru Abu Arang, putra dari Raja Slamet dengan Miss Tami Zen.
“Aku juga mau dong, menjadi Pendekar Langit,” timpal Bagus Tinukur malu-malu. Bagus Tinukur adalah putra tunggal Bejo Cinekel dengan Putri Selendang Biru.
Bejo Cinekel sendiri merupakan putra dari Raja Slamet dengan Mbak Ay Ming, putri Kediri. Bejo Cinekel menjadi Bupati di Kediri, bersama dengan Putri Selendang Biru mendiami Istana Langit Timur. Raja Slamet dan Miss Tami Zen serta mbak Ay Ming tinggal bersama dengan Bejo Cinekel di Istana Langit Timur. Raja Slamet di waktu muda, tinggal bersama Ki Ageng Batman, sebagai anak binaan Ki Ageng Batman. Raja Slamet sebetulnya merupakan anak angkat Dusmin dan Ijah yang membantu Ki Ageng Batman.
Kedatangan Raja Slamet dan rombongan ke tempat Ki Ageng Batman adalah dalam rangka silaturrahmi. Namun, tidak mereka sangka kalau saat mereka datang Ustaz Bondan Kaja —yang dulu merupakan binaan Raja Slamet— ternyata sedang mengadakan kajian bersama anaknya Danang, Sayidin Panotogomo, raja Kerajaan Matraman Raya dan Wahyudi —putra Ki Ageng Batman dengan Putri Biyan— di pendopo. Apalagi anak-anak mereka, Abu Arang dan Bagus Tinukur usianya tidak jauh berbeda dengan Danang, Sayidin Pantogomo, tentu saja anak-anak muda itu lalu menganggap mereka sedang bermain di pendopo.
“Maaf, Ustaz, anak-anak kami kurang mendapatkan pelajaran adab, sehingga berani kurang ajar, terhadap Ustaz,” seru Bejo Cinekel, Bupati Kediri, yang menjadi sahabat Ustaz Bondan Kaja.
Bejo Cinekel merasa kalau anaknya —Bagus Tinukur— terikut ulah nekad Abu Arang, adik tirinya, putra Raja Slamet, ayahnya sendiri, dengan Miss Tami Zen. Bejo Cinekel tahu kalau ustaz Bondan Kaja dulu merupakan binaan Raja Slamet, tentu Raja Slamet segan mau minta maaf atas kelancangan Abu Arang kepada Ustaz Bondan Kaja.
‘Aku harus minta maaf, atas kelakuan pemuda-pemuda tanggung itu atas kelancangannya mengganggu kajian Ustaz Bondan Kaja,’ pikir Bejo Cinekel.
“Subhanallah, mereka masih muda, kita maklumi saja. Salam takzim untuk tuanku Raja Slamet beserta istri, Bupati Kediri Bejo Cinekel beserta istri. Assalamualaikum,” sapa ustaz Bondan Kaja.
“Tidak usah sungkan-sungkan, Bondan Kaja. Aku bangga melihat kau mengambil keputusan yang tepat, untuk mengambil beasiswa ke Madinah, pada saat aku memimpin demo di Monas dulu. Hasilnya dapat kita rasakan sekarang. Kau memang ahli dalam bidangmu,” seru Raja Slamet, untuk menghilangkan malu, karena anaknya telah bertindak nekad masuk ke ruangan pendopo yang sedang ada kajian tanpa mengucap salam, lalu mengganggu.
“Hamba mengikuti petunjuk dan arahan Paduka Raja Slamet,” seru Bondan Kaja.
“Anak-anak muda, sudah kalian main dulu di luar pendopo sana!” perintah Raja Slamet.
‘Biar anak-anak itu tidak bingung melihat gerak-gerikku, Ustaz Bondan Kaja dan Bupati Kediri Bejo Cinekel yang mungkin asing bagi mereka,’ pikir Raja Slamet.
“Yey! Aku akan menjadi Pendekar Langit!” seru Abu Arang.
“Aku juga,” seru Bagus Tinukur.
“Bagaimana denganmu, Danang, eh maaf Paduka Raja Sayidin,” tanya Bagus Tinukur kepada Danang.
“Aku jelas Pendekar Langit!” seru Danang, Sayidin Panotogomo.
“Siapa yang berani melawan titahku, Raja Kerajaan Matraman Raya!” tambah Danang.
“Kita, akan menjadi Tiga Pendekar Langit!” seru Abu Arang.
“Tiga Pendekar Langit?” kata Bagus Tinukur.
“Lalu Wahyudi, bagaimana?” tambah Bagus Tinukur.
“Tiga Orang Pertama, itu yang kuingat!” seru Danang. “Wahyudi kan masih kecil!” tambahnya.
Wahyudi hanya diam saja, mendengar pembicaraan ketiga pemuda yang bertamu di rumahnya itu. Wahyudi pun meninggalkan halaman di luar pendopo dan segera berlari untuk mencari ibunya, Putri Biyan.
Putri Biyan adalah putri Baginda Raja Armanda —raja di Kerajaan Matraman Raya— yang sudah mengundurkan diri. Putri Biyan sendiri tadinya merupakan permaisuri Kerjaan Matraman Raya, setelah Ki Difangir diangkat menjadi raja oleh Baginda Raja Armanda. Baginda Raja Armanda lalu menyepi di Dieng Plato, ditemani Bunda Fitri, ibu kandung Putri Biyan. Namun Putri Biyan lalu meninggalkan Istana Kerajaan Matraman Raya karena Putri Biyan merasa tidak cocok dengan kebijakan Raja Difangir dengan investor Jepang, yang akan menyebarluaskan alat-alat KB secara besar-besaran di masyarakat.
Putri Biyan bermaksud mencari Adi, Putra Mahkota Kerajaan Matraman Raya, yang minta dibina oleh Ki Ageng Batman. Pada saat Raja Difangir terluka dan lari bersama Putri Ming yang sedang hamil. Karena desakan demo Raja Slamet di Monas, Putri Biyan bersama Ki Ageng Batman. Mbak 00 WeIBe dan Miss Kiara menaiki Perahu Surya, untuk melindungi Adi, anak kandungnya. Setelah Adi menjadi raja di Kerajaan Matraman Raya, Putri Biyan tidak mau lagi tinggal di Istana Kerajaan Matraman Raya, melainkan ikut menjadi istri-istri Ki Ageng Batman.
Tentu saja Putri Biyan, terkejut melihat Wahyudi berlari ke arahnya dengan wajah murung.
“Ada apa, Nak?” tanya Putri Biyan.
“Tiga Pendekar Langit. Tiga Orang Pertama,” seru Wahyudi.
oleh: MJK, jurnalis PJMI.
*mjkr/ pjmi/ wi/ nf/ 170925
Views: 25