
WARTAIDAMAN.com
Bertepatan terbentuknya Kabupaten Kotawaringin Timur yang disingkat Kotim yang beribukota Sampit dengan Bupati pertama Tjilik Riwut. Beberapa mantan pejuang kemerdekaan kota Sampit bersikeras dan minta agar Abdulhamid seorang polisi diakui sebagai bupati pertama yang menjabat sebagai Bupati Kotim.
“Sudah sepantasnya foto besar polisi Abdulhamid dipajang di urutan pertama karena dialah yang pertama memerintah Sampit kata mantan pejuang kemerdekaan Alm Dullah Hukum kala itu.
Bila kita berkesempatan berkunjung ke kantor Bupati Kotim di ruang tunggu kantor Bupati Kotim di jalan Sudirman Sampit maka kita akan mendapatkan foto foto mantan orang pertama yang memerintah akan kita temui.
Aku sebagai insan pers merasa bangga mendapat kepercayaan dari Bupati Kotim Bapak Didik Salmijardi waktu itu membantu menelusuri kembali sejarah kota Sampit guna menetapkan hari jadi kota yang berada di tepian Sungai Mentaya ini.
Sebagai koran kebanggaan rakyat Kalimantan Tengah setiap hari aku cari tau dan bukti sisa sisa tentang keberadaan kota ini. Berita berita yang ku tulis di halaman depan yang dicetak Kalteng Pos menjadi rebutan khalayak ramai.
Tugu Kota Sampit yang dibangun semasa Kabupaten Kotawaringin Timur dijabat Kolonel Inf Didik Salmijardi. Tugu ini diresmikan bertepatan dengan diterapkannya lahirnya pemerintahan daerah tanggal 7 Januari 1953 dengan Bupati pertama Tjilik Riwut. Pahlawan nasional dari Kalimantan Tengah.
Semasa zaman perjuangan Tjilik Riwut bersahabat akrab dengan Pangeran Muhammad Noor pahlawan nasional dari Kalimantan Selatan dan Gubernur Kalimantan pertama berkantor di Jogjakarta. Bekas Kantor Gubernur Kalimantan sampai saat ini masih berdiri kokoh yang sekarang merupakan Kantor Oditur militer yang letaknya berseberangan dengan Pura Pakualaman
Kembali pada waktu akhirnya Ketua DHD Angkatan 45 Kotim Alm H Hormansyah dan KNPI Kotim mengadakan pertemuan dengan beberapa pejuang kemerdekaan setempat dan menyampaikan ikrar bersama dengan menetapkan Hari Jadi Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah setiap tanggal 7 Januari.
Sebagai insan pers aku merasa bangga ikut ambil bagian dalam sejarah perjalanan panjang Kabupaten Kotawaringin Timur. Dengan tanpa mengharapkan pamrih penghargaan berupa secarik kertas piagam yang bertanda tangan penguasa setempat.
Kota Sampit dengan sejarah panjangnya cukup menggelitik untuk ditelusuri. Di kota ini di zaman kolonial Belanda berdiri dengan kokohnya sebuah pabrik kayu terbesar di Asia yang berjasa menyelamatkan kota kota di Belanda agar tidak tenggelam.
Seluruh kota kota besar di Belanda akan tenggelam bila tidak dibangun dam yang didatangkan dari kota Sampit yang sebelumnya diolah dalam ukuran besar yang diolah dipabrik kayu ini untuk selanjutnya diangkut dengan menggunakan kapal kapal bertonase besar menyelamatkan kota kota di Belanda (Amsterdam, Roterdam dan lainnya).
Di kota ini kita masih bisa menjumpai masjid tertua Masjid Agung Assalam yang seluruh biaya pembangunan dari Sultan Suriansyah dari Kerajaan Banjar. Beberapa tapak sejarah masih bisa kita saksikan walau sudah mengalami rehabilitasi satu diantara jam matahari dan mimbar masjid terbuat dari kayu Ulin yang didatangkan secara khusus dari Banjarmasin. Itulah dua dari beberapa peninggalan sejarah kota Sampit dengan motto Mentaya yaitu Menarik Tertib dan Berbudaya. Selamat Hari Jadi Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kota Sampit tanggal 7 Januari 2025. (Ridar pjmi-diy)
Masjid Agung Assalam tahun 1967. Alhamdulilah aku (Ridar Harahap) ada di barisan terdepan di tengah puluhan santri.
Kami sekeluarga merantau tahun 1967 dan pertama kali tinggal di samping Masjid tersebut.
Ridar Harahap
Views: 19