ADA TANGAN TERSEMBUNYI BERUPAYA GAGALKAN BEDAH BUKU GENOCIDA UYGHUR

Posted by : wartaidaman 16/03/2024
 
WARTAIDAMAN.com   

 

JAKARTA |  

Bedah buku “Kolonisasi China terhadap Dunia Islam dan Genosida Uyghur” terancam batal. Karena secara tiba-tiba pihak Universitas Islam As Syafiiyah (UIA) keberatan kegiatan berlangsung di kampus tersebut.
“Pemberitahuan ini sangat tiba-tiba sehingga saya dan seluruh panitia kelabakan,” tutur penanggungjawab kegiatan yang juga Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI), Ismail Lutan, Jumat, 15/3, malam.
Padahal, lanjut Ismail Lutan, panitia pada saat itu sedang melakukan Gladi Resik (GR) dan mengecek semua kesiapan. Terutama masalah teknis. Karena acara akan dilaksanakan secara hybrid dan peserta serta pembicaranya, tidak saja dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.

 

BACA 

LINK ZOOM MEETING : PJMI-FKIP UIA-DDII Jakarta Selenggarakan Bedah Buku Genocyda Uyghur

 

“Tentu kami kaget karena persiapan sudah hampir matang. Namun apa boleh buat. Saya memahami alasan pihak kampus yang secara tiba-tiba menganulir,” lanjut Ismail.
Dikatakan Ismail, pihaknya panitia kemudian berusaha mencari tempat pengganti. Namun karena begitu mendadak semua relasi dan kenalan tidak ada yang siap.
“Tetapi Alhamdulillah, berkat pertolongan ALLAH, ada satu tempat yang open. Jadi kegiatan tetap berlangsung sesuai jadual, sementara lokasinya diganti,” terang Ismail
Sebenarnya, menurut Ismail Lutan, sejak awal ia sudah menduga ada ‘tangan tersembunyi’ yang berusaha untuk menggagalkan bedah buku ini.

 

SEBELUMNYA SILAKAN BACA

PJMI-FKIP UIA-DDII Jakarta Selenggarakan Bedah Buku Genocyda Uyghur

 

 

Dimulai ketika ia mencari buku di toko buku online. Penjual di toko online mengatakan bahwa buku sudah ditarik oleh penerbit. Dia kemudian menghubungi penerbit (al-Kautsar –red). Pihak penerbit mengatakan hak jual buku sudah diberikan kepada penulis. Jadi mereka tidak berhak lagi menjualnya dan stock di gudangnya habis.
“Saya kemudian menghubungi penulisnya Abdulhakim Idris yang berpaspor Jerman tapi tinggal di Amerika Serikat. Dari Beliau berhasil mendapatkan buku sebanyak 3 eksemplar,” tambah Ismail Lutan.
Nah, dari penulisnya ini pula, pihaknya mendapat beberapa informasi bahwa ada tangan-tangan tersembunyi yang berusaha untuk menggagalkan setiap publikasi dan bedah buku ini. Seperti yang terjadi di Bandung, Desember tahun lalu.
Ketika itu, saat acara akan dilaksanakan, ada orang mengataskan ormas tertentu menyatakan keberatan. Kemudian dia menulis surat kepada pihak berwajib agar pihak berwajib melarangnya. Kalau acara tetap dilakukan mereka akan mendemo. Pihak kepolisian kemudian meminta panitia untuk membatalkan acara tersebut. Tetapi setelah berdiskusi panjang lebar, akhir polisi memberi izin, bahkan mereka ikut menjaga kelancaran acara.
Begitu juga acara serupa di tempat lain, seperti di Jogya, Medan, Makasar. Hampir semuanya mendapat gangguan. Yang di UIN Bandung betul-betul dibatalkan karena pihak kampus tidak mau menanggung resiko. Sementara yang di Jakarta (Benhil) sekelompok massa tak diundang masuk ke lokasi kegiatan bikin gaduh.
Namun menurut Ismail Lutan PJMI tetap berkomitmen untuk tetap menggelar acara bedah buku ini. Karena dari buku, yang ditulis oleh orang asli Uyghur ini, umat Islam bisa mendapat gambaran yang jelas mengenai kondisi Islam di sana.
“Dalam bedah buku ini kita mencari kebenaran. Bukan untuk mendiskreditkan pihak-pihak tertentu. Makanya kami juga mengundang tokoh Muslim Indonesia yang pernah mengunjungi Uyghur yang melihat dari dekat kondisi di sana,” tutup Ismail Lutan. ***

 

 

 

 

 

RELATED POSTS
FOLLOW US