
Harto Malik,
wartaidaman.com –
Untuk kenalkan Wisata dan Budaya Banua, Denny, Mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dokumentasikan Acil Ibay (TikTok), Acil Jukung, lewat skripsi dan pameran foto.

Denny (Instagram) namanya, beralamat di Sei Andai Banjarmasin, sekarang lagi mendokumentasikan kegiatan Acil Ibay Acil Jukung Pasar Terapung Lok Baintan.

BACA
Pahala Yang Terus Menerus Mengalir Tanpa Henti Dengan Wakaf Al Qur’an
“Inggih boleh, hahaha ulun yang dibantui acil-acil Mas ai beolah skripsinya, soalnya ulun kuliah di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Fakultas Seni Media Rekam, Jurusan Fotografi dan tugas akhir skripsi-nya beolah Fotografi Dokumenter, jadinya ulun meangkat adat daerah ulun aja yaitu Pasar Terapung, dan untungnya Pasar Terapung masih belum ada yang meolah skripsi fotonya, jadinya ulun ajukan ai, habis tuh diterima tapi disuruh fokus ke satu subjek aja jadinya setelah wawancara ulun pilih ai subjeknya Acil Ibay, jadinya judulnya “Fotografi Dokumenter Keseharian Acil Ibay Pedagang Viral Pasar Terapung Lok Baintan Sungai Tabuk, Banjar, Kalimantan Selatan” jelas Denny ketika penulis ijin wawancara.
BACA JUGA
Sekumpul, Dulu Hutan Karamunting, Sekarang Tujuan Wisata Religi dan Pusat Kota Martapura.
Kenapa jadi pasar terapung ?
“Alasan saya mengangkat pasar terapung Lok Baintan sebagai tugas akhir skripsi karena ingin mengangkat budaya daerah saya sendiri sebab aspek budaya yang ada di Pasar Terapung Lok Baintan jarang ditemui di daerah lain. Ini membuatnya sangat unik dan menarik untuk dieksplorasi. Oleh karena itu, fokus pada pedagang pasar terapung seperti Acil Ibay yang menciptakan fenomena viral dengan pantunnya, adalah cara yang baik untuk memperkenalkan keunikan dan kekhasan budaya tersebut kepada khalayak yang lebih luas. Kehadiran Acil Ibay sebagai pelopor dalam menggunakan pantun sebagai cara untuk berjualan di pasar terapung memiliki nilai yang menarik. Ini bisa mengilustrasikan bagaimana budaya lokal beradaptasi dengan tren modern, yang mungkin memiliki implikasi lebih dalam tentang identitas budaya dan inovasi dalam dunia bisnis lokal. Faktor yang menarik adalah bahwa belum ada yang menerapkan pendekatan fotografi dokumenter untuk menggambarkan keseharian para pedagang di pasar terapung. Hal ini menciptakan peluang untuk membuat suatu karya yang orisinal dan mengisi kesenjangan tersebut dalam representasi visual budaya lokal. Melalui fotografi dokumenter, saya dapat membuka jendela ke kehidupan sehari-hari para pedagang di pasar terapung. Ini bisa mencakup cerita tentang kerja keras, interaksi sosial, hubungan dengan lingkungan, serta aspek-aspek budaya yang menjadi bagian dari kehidupan mereka. Ini memberikan kedalaman dan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya lokal. Dan juga rasa ingin tahu saya tentang adat daerah sendiri dan kehidupan para pedagang merupakan motivasi yang kuat untuk menjalankan proyek tugas akhir fotografi dokumenter ini.” Jelas Denny ketika ditanya.
BACA LAGI
Foto Foto kegiatan Acil Ibay Acil Jukung rencananya juga di Pamerkan oleh Denny di Kampusnya. Hal ini sangat menarik, karena menjadi salah satu cara mengangkat wisata dan budaya pasar terapung terutama di luar daerah.
wartaidaman.com sangat mengapresiasi kreativitas dan aktivitas anak muda seperti Denny.

Views: 42